Nahdlatul Ulama Kota Madiun

sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah

Youtube

Profil

Sejarah

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Read More

Visi Misi

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Read More

Pengurus

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun terdiri dari 3 unsur kepengurusan, Mustasyar (Penasihat), Syuriyah (Pimpinan tertinggi), dan Tanfidziyah (Pelaksana Harian).

Read More

MWC

MWC (Majelis Wakil Cabang) merupakan kepengurusan di tingkat kecamatan, terdiri dari MWC NU Manguharjo, MWC NU Kartoharjo, dan MWC NU Taman.

Read More

Warta

Sunday, October 31, 2021

Trilogi Ukhuwah Pesan Abah Budi Untuk Jama'ah Agar Jaga NKRI

Trilogi Ukhuwah Pesan Abah Budi Untuk Jama'ah Agar Jaga NKRI

                                     

Sabtu malam (30/10/2021) ratusan warga nahdliyin Kota Madiun memenuhi serambi Masjid Agung Baitul Hakim untuk mengikuti Puncak Acara Hari Santri Nasional 2021 yang diadakan oleh PCNU Kota Madiun dengan Pemerintah Kota Madiun yaitu Gema Shalawat & Ngaji Budaya oleh KH. Budi Hariono dari Semarang. 

Acara dibuka dengan Parade Rebana yang menghadirkan 200 penabuh rebana (red: penerbang) dari berbagai macam grup Al-Banjari di Kota Madiun yang dipimpin oleh Majelis Ahbabul Musthofa Kota Madiun. Berbagai lantunan qasidah dan shalawat dikumandangkan hingga para jama’ah yang hadir ikut terbawa suasana yang kian khidmat itu. Puluhan penari sufi dari berbagai daerah di Kota Madiun pun turut meramaikan acara yang dimulai selepas shalat Isya’ ini. 

Lagu Indonesia Raya dan Mars Syubbanul Wathon menjadi pengiring dimulainya Ngaji Budaya oleh Kiai yang dulu sering menjadi pembicara dalam Pengajian Tombo Ati yang diadakan di Masjid yang beralamatkan di jalan Aloon-Aloon Barat Kota Madiun ini. Kiai Budi mengatakan bahwa masjid ini memiliki nilai magis tersendiri bagi orang yang bersimpuh riuh di dalamnya. 

Dalam ceramahnya beliau berpesan kepada jama’ah untuk tetap menjaga ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari, baik itu ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama ummat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudara dalam ikatan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama ummat manusia). Karena trilogi ukhuwah itulah yang diajarkan oleh kiai-kiai NU sehingga negeri ini tetap utuh meskipun berbeda-beda adat, suku, budaya hingga agama.


Penulis : Haris S

Gambar : M Nur F

 

 

Gelar Final Da'i Milenial, Ajang LDNU Kota Madiun Lahirkan Bibit Da'i-Da'iah

Gelar Final Da'i Milenial, Ajang LDNU Kota Madiun Lahirkan Bibit Da'i-Da'iah

 

Sabtu pagi (30/10/2021) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (red:LDNU) Kota Madiun mengadakan babak Final Audisi Da’i Milenial di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Madiun yang beralamatkan di Jl. May. Jend. DI Pandjaitan no 3 Kel. Pandean Kec. Taman Kota Madiun. 

Kompetisi yang diselenggarakan dalam rangkaian acara Hari Santri Nasional 2021 ini sebelumnya menjaring finalis melalui audisi online dengan cara peserta mengirimkan video dan teks kepada panitia dari LDNU Kota Madiun. Pelajar dari tingkat SMP dan MTS sampai SMA, SMK serta MA yang menjadi sasaran panitia untuk mengikuti lomba yang terbagi menjadi dua kategori yaitu Kategori Bahasa Indonesia dan Kategori Bahasa Inggris. 

Babak Final yang dibuka dengan sambutan dari Ketua LDNU Kota Madiun Bapak Suwarsono lalu disambung dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun yang pada pagi itu diwakili oleh Bapak Drs. Choirul Muttaqin, M.Pd.I. Dalam sambutannya beliau berharap, “program semacam ini dapat dikembangkan kedepannya dan nantinya dapat menjadikan para murid khususnya lebih baik dan lebih baik lagi di bidang da’i, karena bisa jadi seluruh finalis ini nantinya bisa jadi ulama-ulama yang akan menjaga akan agama Islam”. 

Babak Final sendiri dimulai dari Kategori Bahasa Indonesia tingkat SMP/MTs, lalu dilanjutkan dengan Kategori Bahasa Indonesia tingkat SMA/SMK/MA dan ditutup dengan penampilan dari Finalis dari Kategori Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK/MA. 

Ajang yang berlangsung hingga datangnya waktu shalat Dzuhur ini akhirnya menghasilkan juara dari beberapa kategori yang diperlombakan. Cyntia Angelia P dari SMPN 11 Madiun menjadi  Juara 1 di Cabang Da’i Bahasa Indonesia tingkat SMP/MTs, lalu ada Nabilla Icha Alfia dari SMPN 01 Madiun dan Titan Gading Satriaksa dari SMPN 12 Madiun di Juara 2 dan Juara 3. 

Cabang Da’i Bahasa Indonesia tingkat SMA/SMK/MA dimenangkan oleh Dinda Cahya Purnama dari SMAN 2 Madiun, di Juara 2 ada Yerri Radhitia Setyawan dari SMKN 3 Madiun dan Juara 3 ada Jea Mahatsa dari SMAN 4 Madiun. Sementara Juara pada cabang Da’i Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK/MA didapatkan oleh Ahmad Fadhil Tsani dari SMAN 4 Madiun, dan di Juara 2 dan Juara 3 ada Difa Fitrah Kusumaningrum dari SMAN 2 Madiun serta Wilza Septiarna Widanti dari MAN 1 Kota Maiun. 

KH. Mas’ud M.Pd Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Madiun yang pada ajang kali ini bertindak sebagai Ketua Dewan Juri mengatakan kepada semua peserta baik yang telah memenangkan ataupun yang belum berhasil memenangkannya agar tetap semangat dalam mengembangkan bakatnya dan kepada panitia untuk terus mengadakan kegiatan semacam ini agar terlahir bibit-bibit Da’i – Da’iah dari Kota Madiun.

 

Penulis : Haris S

Gambar : M Nur F

Thursday, October 28, 2021

Gelar Pameran Tosan Aji, Ajang LESBUMI NU KOTA MADIUN Edukasi Kepada Kaum Milenial

Gelar Pameran Tosan Aji, Ajang LESBUMI NU KOTA MADIUN Edukasi Kepada Kaum Milenial

 

Kamis (28/10/2021) PC Lesbumi NU Kota Madiun menggelar Pameran Tosan Aji & Sarasehan Sejarah di lantai 2 Kantor PCNU Kota Madiun yang beralamatkan di Jalan Tuntang no 21 A Kelurahan Pandean Kecamatan Taman Kota Madiun.

 

Pameran yang dibuka pukul 15:30 WIB ini memamerkan pusaka-pusaka yang dimiliki oleh anggota Lesbumi NU Kota Madiun sendiri hingga beberapa pecinta tosan aji yang ada di kota Madiun ini.

Ki Suharto selaku Ketua PC Lesbumi NU Kota Madiun mengatakan bahwa digelarnya acara semacam ini dengan tujuan untuk melestarikan serta mengenalkan keris kepada masyarakat khususnya kaum milenial. Beliau juga mengatakan bahwa pusaka-pusaka yang dipajang pun memiliki nilai-nilai baik dari filosofis, fisika dan nilai ekonomis.

 

Masih dalam rangkaian acara ini, Lesbumi NU Kota Madiun berkolaborasi dengan HvM (Historia van Madioen) - Komunitas Pelestari Sejarah Madiun Raya mengadakan Sarasehan Budaya. Acara yang dibawakan oleh Kang Adjar  Dwija Tanaya ini menghadirkan Gus Hayyik Ali Muntaha Mansyur, M.Pd sebagai pembicara tema “Nasionalisme Kaum Santri” dan Gus Akhlis Syamsal Qomar, S.Pd sebagai pembicara tema “Di Balik Kuncen dan Taman”.


Penulis : Haris S

Gambar : M Aziz E S

Tuesday, October 26, 2021

Hadiri Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi, LPBI NU Kota Madiun Siap Jalankan Amanah Pak Wali

Hadiri Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi, LPBI NU Kota Madiun Siap Jalankan Amanah Pak Wali

Rabu Pagi (27/10/2021), berbagai elemen lembaga yang bergerak dalam penanggulangan bencana berkumpul di Ngrowo Bening Park untuk melaksanakan kegiatan "Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi 2021". Adapun lembaga yang hadir mengikuti acara ini diantaranya, LPBI NU Kota Madiun, BPBD Kota Madiun, PMI Kota Madiun, Damkar Kota Madiun, Tagana Kota Madiun dan yang lainnya. 

Acara yang dipimpin langsung oleh Drs. H. Maidi sebagai Penerima Apel ini berjalan khidmat dan lancar. Beliau sendiri berharap agar Apel Kesiapsiagaan Bencana ini tidak hanya formalitas tapi juga harus diikuti dengan aksi, tentunya tidak berharap terjadi bencana di negeri ini khususnya di Kota Madiun. 

LPBI NU Kota Madiun sendiri turut mendukung Pemerintah Kota Madiun dengan adanya ini agar sinergitas antar lembaga penanggulangan bencana yang ada di Kota Madiun. 



Janus Indar Puguh Susetyo selaku Ketua LPBI NU Kota Madiun mengatakan, "Guna menyambut musim hujan turun. Kami (red: LPBI NU Kota Madiun) mengimbau kepada masyarakat, hati-hati ketika menghadapi musim hujan ini. Rumah harus diperiksa, atapnya takut bocor, dan sebagainya serta periksa saluran air agar tidak terjadi penyumbatan."


Dan tidak kalah pentingnya, Ketua LPBI NU Kota Madiun ini tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan karena Pandemi Covid-19 ini belum berakhir. 


Penulis : Haris S

Gambar : Wildan B A


Sunday, October 24, 2021

ENGKAU DAN HARTAMU MILIK AYAHMU

ENGKAU DAN HARTAMU MILIK AYAHMU

Pada suatu hari datang seorang pemuda kepada Nabi Muhammad SAW lalu dia mengatakan: “Yaa Rosululloh…! Ayahku selalu ingin mengambil hartaku, kemudian Rosululloh berkata: “Pulanglah dan kesini bersama ayahmu!” Maka ketika itu turunlah malaikat Jibril AS dan ia mengatakan: “Yaa Rosululloh! Alloh mengucapkan salam kepadamu dan DIA mengatakan kepadamu: “Apabila orang tua pemuda tersebut datang kepadamu, maka tanyailah ia sesuatu yang selama ini dia pendam dalam hatinya dan belum pernah terdengar oleh kedua telinganya sendiri.” Maka tatkala orang tua tersebut datang menghadap sang Nabi, Nabi mengatakan: “Apa benar yang dikatakan anakmu jikalau engkau senantiasa mengambil hartanya?” Kemudian dia menjawab: “Ya, Rosululloh yang saya ambil hanya sedikit untuk kebutuhanku dan salah satu bibinya” Kemudian Rosululloh: “Sudah cukup, sekarang beri tahu aku sesuatu yang selama ini engkau pendam dalam hatimu dan belum pernah terungkap dan terdengar oleh kedua telingamu sendiri.” Maka orang tua tersebut mengatakan: “Demi Alloh Yaa Rosululloh… Sungguh Alloh SWT senantiasa menambah keyakinanku kepadamu, sungguh aku telah mengatakan sesuatu dalam hatiku yang belum pernah terdengar oleh kedua telingaku sendiri.” Kemudian Rosululloh SAW mengatakan: “Ungkapkanlah isi hatimu dan aku akan mendengarkannya.” Akhirnya orang tua tersebut mengungkapkan isi hatinya dengan melantunkan sya’ir yang ditujukan kepada anaknya:

“Wahai anakku… ketika engkau kecil aku suapi, ketika engkau kecil aku beri engkau makanan dan aku jaga engkau sampai tumbuh besar dan engkau terus menerus minum dari sesuatu yang aku peras setiap hari untukmu.”


“Apabila datang waktu malam maka engkau dalam keadaan sakit, akupun semalam suntuk tidak bisa tidur karena menjagamu sambil penuh dengan kegelisahan.”


“Seakan-akan bukan engkau yang sakit, tapi seakan-akan aku yang sakit wahai anakku dan aku terbaring sambil mengalirkan air mata.”


“Diriku sangat mengkhawatirkan akan kematianmu, padahal aku tahu bahwa kematian adalah sesuatu yang telah ditentukan oleh Alloh.”


“Maka ketika engkau masuk di usia dewasa dan waktu yang sangat aku harap-harapkan.”


“Ternyata engkau balas diriku dengan perlakuan yang sangat kasar, seakan-akan engkau yang memberi aku karunia, seakan-akan engkau yang memberi aku kenikmatan.”


“Wahai anakku… apabila engkau tidak bisa menjaga kewajibanmu kepada orang tuamu, maka berbuatlah engkau kepada diriku seperti seorang tetangga yang berbuat baik kepada sesama tetangganya.”


Nabi Muhammad SAW menangis, Nabi Muhammad mengalirkan air mata seraya berkata:

“Engkau dan harta bendamu adalah milik ayahmu.”

Kisah Pertemuan KH. Abdul Hamid dengan Nabi Khidir AS

Kisah Pertemuan KH. Abdul Hamid dengan Nabi Khidir AS






Di kalangan  ahli tarekat, terdapat kepercayaan bahwa Nabi Khidir masih hidup, dan akan terus hidup sampai kiamat datang. Dinamakan Khidir karena kedatangannya selalu membawa kehijauan di sekitarnya.  Bagaimana pertemuan Kiai Hamid dengan Khidir a.s.?


Di kalangan kaum tradisi seperti warga NU keberadaan kiai selalu dikaitkan dengan tingkat spiritualitas,  dan kemampuan yang “menyalahi kebiasaan” atau khariqul ‘aadah atau yang disebut karomah. Kiai yang memiliki spiritualitas tinggi dan dianugerahi karomah ini sering disebut “kiai khos”  (khaash), bahkan sering dianggap waliyullah. Tapi memang tidak banyak kiai yang bisa mencapai derajat kiai khos. Satu dari yang tidak banyak itu adalah Kiai Abdul Hamid atau Mbah Hamid dari Pasuruan, Jawa Timur. Bagi masyarakat Pasuruan dan Jawa Timur, pengasuh Pesantren Salafiyah ini bukan nama yang asing,  walaupun tidak pernah berkiprah di dunia politik sebagaimana para kiai kondang umumnya.


Abdul Hamid lahir tahun 1914 di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Ayahnya,  Kiai Abdullah bin Umar, seorang ulama asal Lasem, sedangkan ibunya Raihanah,  putri KH Shiddiq yang juga berasal dari Lasem. Mula-mula belajar agama kepada kakeknya, dan kemudian dilanjutkan di pesantren kakeknya,  KH Shiddiq, di Talangsari, Jember, Jawa Timur. Setelah menikah dengan putri Kiai Ahmad Qusyairi ia pindah ke Pasuruan, dan melanjutkan kepemimpinan pesantren yang didirikan mertuanya itu. Pesantren yang nyaris kosong karena ditinggal para santri ini, di tangan Kiai Hamid berkembang pesat.


Salah satu karomah Kiai Abdul Hamid yang masyhur di kalangan warga Pasuruan adalah kemampuannya berada di berbagai tempat dalam waktu bersamaan dengan wujud serupa. Disebut ilmu mlipat bumi.  Hal ini terjadi, antara lain,  saat Habib Baqir Mauladdawilah berkunjung ke pesantrennya. Suatu hari habib yang punya kemampuan melihat sesuatu yang gaib ini datang menemui Kiai Abdul Hamid. Waktu itu banyak  orang yang datang untuk meminta doa atau keperluannya yang lain. Setelah bertemu, Habib Baqir kaget lantaran orang yang terlihat seperti KH Abdul Hamid ternyata bukan Mbah Hamid. Sebab orang  yang ditemuinya adalah sosok gaib yang menyerupai. Kemudian ia mencari di mana sesungguhnya Mbah Hamid yang asli berada. Setelah ia selidiki dengan menggunakan ilmu gaibnya, ternyata Mbah Hamid yang asli sedang berada di Mekah.


Karomah KH Abdul Hamid juga pernah ditunjukkan kepada seorang habib sepuh yang datang kepadanya. Ia bertanya  ke mana sang Kiai pergi ketika digantikan oleh sesosok gaib yang menyerupainya. Mbah Hamid tidak menjawab, tetapi langsung memegang habib tua itu.  Seketika itu kagetlah ia, melihat suasana di sekitar mereka berubah menjadi bangunan masjid yang sangat megah. Subhanallah, ternyata habib sepuh tadi dibawa Mbah  Hamid mendatangi Masjidil Haram. 


Berikut ini cerita KH Muhammad Yunus atau Mbah Yunus dari Tulungagung. Kata dia, suatu ketika Mbah  Hamid berkata bahwa Nabi Khidir akan datang di kediamannya besok pagi hingga waktu dzuhur. Pada saat itu kebetulan Mbah Yunus sedang berada di kediaman Mbah Hamid.  Keesokan harinya orang-orang pun datang, ingin jumpa Khidir. Bahkan menurut Mbah Yunus ada beberapa Habib dengan berpakaian jubah lengkap dengan surbannya juga hadir disitu ingin bertemu Nabi Khidir.


Ketika orang-orang berkumpul, Kiai Yunus dipanggil oleh Mbah  Hamid dan diminta agar mendekat. Beberapa saat kemudian datanglah seorang pemuda mengenakan pakaian  yang sedang ngetren waktu itu. Orang-orang yang hadir tidak begitu memperdulikan pemuda yang pakaiannya berbeda dengan mereka.


Ketika bertemu Mbah Hamid, pemuda itu langsung bersalaman  dan mencoba mencium tangannya. Mbah Kyai Hamid menolak dan justru dia sendiri yang ingin mencium tangan pemuda itu. Pemuda itu menolak. Kiai  Yunus yang menyaksikan adegan tersebut, kemudian diberitahu oleh Mbah Hamid bahwa pemuda itu adalah Nabi Khidir. Lalu sang pemuda berganti pakaian dengan pakaian yang sudah kotor. Ia  membersihkan selokan di sekitar kediaman Mbah Hamid sampai waktu dzuhur. Kemudian pergi.


Seusai shalat dzuhur, salah seorang yang hadir  bertanya kepada Mbah Hamid kapan Nabi Khidir akan datang.  Mbah Hamid menjawab bahwa orang yang membersihkan selokan tadi adalah Nabi Khidir.


Di kalangan para ulama,  khasnya ahli tarekat, terdapat kepercayaan bahwa Nabi Khidir masih hidup, dan akan terus hidup sampai kiamat datang.  Nabi ini dinamakan Khidir yang berarti hijau karena kedatangannya selalu membawa kehijauan di sekitarnya. Rumput yang awalnya kering, misalnya,  akan menjadi hijau subur jika didatangi Nabi Khidir. Cerita   tentang Nabi Khidir memang terdapat dalam Alquran (Al-Kahfi ayat 65-82). Yakni bagaimana kisah Nabi Khidir yang mengajarkan ilmu dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa. Namun,  asal usul dan kisah lainnya tentang Nabi Khidir tidak banyak disebutkan. Selain Khidir, ada tiga nabi lain yaitu Idris, Ilyas dan Isa, yang diyakini sebagai sosok yang tetap hidup  atau abadi.


Dalam khazanah Islam orang-orang yang dikisahkan pernah berjumpa Nabi Khidir adalah Rasuullah s.a.w., para sahabat seperti Abu Bakr, Umar ibn  Khaththab, Ali ibn Abi Thalib, Al-Walid ibn Abdul Malik ibn Marwan, Ibrahim At-Taimi, Umar ibn Abdil Aziz, Ibrahim Al-Khawas, Bisyir Al-Hafi,Abdul Hakim At-Turmudzi, Abdul Malik Ath-Thabari, Abu Bakar Al-Kattani, Abu Abbas Al-Qashhab, Syekh Abdul Qadir Jailani, An-Nuri, Muhammad Suyah An-Naqshabandi, Abul Hasan Asy-Syadzali, Abu Su’ud ibn  Syibli, Abu Abdillah Al-Quraisyi, Muhyiddin Ibnu Arabi, Abul Abbas Al-Arabi, dan lain-lain.


Jejak Nabi Khidir di Nusantara terdapat dalam sejumlah kisah auliya atau para wali seperti Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati. Sedangkan kalangan ulama yang lebih mutakhir yang diceritakan pernah bertemu dengan Nabi Khidir antara lain,   Syaikhona Kholil Bangkalan dan Hadhrotusy Syaikh Hasyim Asyari, KH Munawwir Krapyak, KH KH Muhammad Shiddiq Jember, Syaikh Abu Ibrahim Woyla Aceh, KH Hamim Jazuli alias Gus Miek — dan tentu saja Mbah Hamid Pasuruan yang tadi diceritakan.


Written by A.Suryana Sudrajat

AKHLAK RASULULLAH ADALAH AL-QUR’AN

AKHLAK RASULULLAH ADALAH AL-QUR’AN

 


 

Seorang sahabat bernama Sa’id bin Hisyam RA menemui Siti Aisyah, lalu bertanya kepadanya mengenai akhlaq Rasulullah SAW. Siti Aisyah RA bukannya langsung menjawab, malah balik bertanya, “Apakah engkau membaca Al-Qur’an?”

Sa’id bin Hisyam RA menjawab, “Benar, aku membaca Al-Qur’an.”

Maka Siti Aisyah RA berkata, “Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an.”

Sesuai dengan jawaban Siti Aisyah RA, maka di antara akhlak Al-Qur’an itu adalah:

 

Pemaaf. Allah berfirman, yang artinya: “Jadilah engkau pemaaf, suruhlah orang mengerjakan yang baik, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” [QS. Al-A’raf: 199]

 

Adil. Allah berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berbuat adil, berbuat kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.” [QS. An-Nahl: 90]

 

Sabar. Allah berfirman, yang artinya: “Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

 

Berbuat baik. Allah berfirman, yang artinya: “Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al-Maidah: 13]

 

Berlapang dada. Allah berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Allah dan mengampuni kalian?” [QS. An-Nur: 22]

 

Santun. Allah berfirman, yang artinya: “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara engkau dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” [QS. Fushilat: 34]

 

Menahan amarah. Allah berfirman, yang artinya: “Dan orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” [QS Ali Imron: 134]

 

Berprasangka baik. “Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain.” [QS. Al-Hujurat: 12]

AKHLAK MULIA DAN PERBUATAN BAIK RASULULLAH SAW

AKHLAK MULIA DAN PERBUATAN BAIK RASULULLAH SAW

Dari Sayyidina Mu’adz bin Jabal, sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah melengkapi Islam dengan akhlak mulia dan amal perbuatan yang baik.”

 

Di antara akhlak mulia yang sangat dianjurkan yaitu bergaul dengan orang-orang yang baik, perbuatan mulia, tutur kata yang lembut, memberi kebaikan, memberi makan, dan menyebarkan salam.

 

Mengunjungi orang Muslim yang sakit baik ia orang baik ataupu orang yang durhaka, mengantarkan jenazah orang Muslim, bertetangga dengan baik terhadap tetangga yang Muslim ataupun tetangga yang non-Muslim.

 

Selain itu, menghormati orang Muslim yang sudah lanjut usia, memenuhi undangan jamuan makan dan mendoakannya, memaafkan kesalahan orang, mendamaikan di antara orang yang berselisih, murah hati, dermawan dan toleran.

 

Mendahului mengucapkan salam, menahan amarah, berbuat adil, menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Islam. Selain itu, akhlak tercela yang harus dijauhi yaitu, dusta, penipuan, kikir, berperilaku besar, berbuat kerusakan di muka bumi, bergunjing, memutus hubungan kekerabatan, memutuskan tali silaturahmi, sombong, angkuh, membanggakan diri, keji, iri hati, dengki, meramal nasib, durhaka, bermusuhan, berbuat kezaliman.

 

Sahabat Abu Na’im pernah meriwayatkan sebuah hadits yang berisi wasiat Rasulullah SAW kepada Sayyidina Mu’adz RA. Rasulullah SAW berwasiat agar melaksanakan akhlak mulia berikut ini, yaitu, bertaqwa kepada Allah, berkata benar, menepati janji, menunaikan amanah, meninggalkan pengkhianatan, menjaga hubungan baik dengan tetangga.

 

Mengasihi anak yatim, tutur kata yang lembut, mendahului mengucapkan salam, amal perbuatan yang baik, pendek angan-angan, meneguhkan keimanan, mempelajari Al-Qur’an, mencintai akhirat, merasa gelisah terhadap perhitungan amal, merendahkan diri, mendatangkan pada tiap-tiap dosa dengan tobat, dosa yang rahasia dengan tobat yang rahasia, dosa yang terang-terangan dengan tobat yang terang-terangan.

 

Selain itu, Rasulullah SAW melarang untuk melakukan akhlak tercela, yaitu, mencaci maki hakim, mendustakan orang jujur, menaati orang-orang yang berbuat dosa, mendurhakai pemimpin yang adil, berbuat kerusakan di muka bumi.

 

Beliau bersabda, “Aku berwasiat kepadamu agar bertaqwa kepada Allah pada setiap batu, pohon dan tanah (di mana pun berada, red). Dan engkau datangkan pada tiap-tiap dosa dengan tobat, dosa yang rahasia dengan tobat yang rahasia, dosa yang terang-terangan dengan tobat yang terang-terangan.” [HR. Abu Nu’aim]

Saturday, October 23, 2021

Santri Ngonthel Agenda Ikonik Nahdliyin di Kota Pecel

Santri Ngonthel Agenda Ikonik Nahdliyin di Kota Pecel

Sabtu Pagi (23/10/2021) - Lebih dari seratus Nahdliyin Kota Madiun berkumpul di depan Kantor PCNU Kota Madiun yang dijadikan titik Start dan Finish agenda Santri Ngonthel tahun ini. 

Turut meramaikan dalam rangkaian Hari Santri Nasional 2021 ini, Wali Kota Maidi hadir bersama para pejabat lainnya di Jalan Tuntang. 



Berangkat dari Jalan Tuntang menuju Jalan Soekarno Hatta, melewati Jalan Kapten Tendean hingga Munggut. Lalu melintasi Manisrejo lurus menuju Jalan Slamet Riyadi dan menuju Jalan Imam Bonjol. Kemudian menuju Proliman lurus ke arah Jalan Diponergoro melewati Jalan Jawa hingga Jalan Pahlawan. Dan finish kembali di Jalan Tuntang. 




Tak hanya Santri Ngonthel saja PCNU Kota Madiun bekerjasama dengan PMI menyelenggarakan donor darah, ada juga cek kesehatan gratis oleh Lembaga Kesehatan NU, pengobatan rukyah dan bekam oleh Tim Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) juga diadakan di Kantor PCNU Kota Madiun. Dan bakti sosial lainnya yaitu, Potong rambut gratis, hingga cek mata gratis. 


Agenda Santri Ngonthel ini sendiri diawali dengan sambutan oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Madiun KH. Agus Mushoffa Izzuddin, lalu doa dipimpin oleh Ketua MUI Kota Madiun KH Muhammad Sutoyo dan pemberangkatan secara simbolik dibuka oleh Bapak Walikota Madiun. 



Penulis : Haris S

Gambar : Fachrizal M A


Peringati Maulid Nabi & Hari Santri, Nahdliyin Kota Madiun Penuhi Undangan Bapak Wali

Peringati Maulid Nabi & Hari Santri, Nahdliyin Kota Madiun Penuhi Undangan Bapak Wali

Kamis Malam Jum'at (21/10/2021) - Masih dalam rangkaian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional warga NU Kota Madiun turut meramaikan acara yang berlangsung sederhana namun khidmat ini.



Acara yang dibuka dengan shalat Isya berjamaah ini diselenggarakan di Rumah Dinas Wali Kota Madiun. Meskipu  nampak sederhana namun tidak mengurangi makna peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW tersebut. 



Istighotsah dan Doa Bersama yang dipimpin oleh KH. Iskandad Daud ini sekaligus menjadi momentum untuk menyambut Hari Santri Nasional 2021.


‘’Pada momentum menyambut Hari Santri ini, kami (red: Pemkot) berterimakasih kepada para santri khususnya para ulama, yang telah banyak memberi masukan untuk para umara' agar menjalankan kepemerintahan dengan amanah dan baik,’’ kata orang nomor satu di Kota Pendekar ini. 



Dalam sesi selanjutnya KH. Agus Mushoffa Izzuddin, selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Madiun memaparkan dalam rangka Maulid Nabi dan Hari Santri Nasional ini hendaknya kita untuk selalu menebarkan kasih sayang, "Cintai apa yang ada di muka bumi, niscaya mereka semua akan mencintai kita".



Di akhir acara dibacakan doa oleh Ketua MUI Kota Madiun KH. Muhammad Sutoyo dan dilanjutkan dengan prosesi pemotongan tumpeng oleh Bapak Walikota kepada Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Madiun. 


Penulis : Haris S

Gambar : M Aziz E S

Wednesday, October 20, 2021

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional 2021

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional 2021

 

Rabu Malam Kamis (20/10/2021) Masjid Quba’ NU dipenuhi dengan jama’ah laki-laki maupun perempuan  baik yang masih anak-anak hingga orang tua untuk mengikuti acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Madiun. Acara yang dimulai selepas shalat Isya’ ini dimulai dengan dilantukannya senandung Qasidah/Shalawat oleh Grup Al Banjari. Dilanjutkan dengan sesi Santunan Anak Yatim Piatu yang diberikan oleh Pengurus Lembaga Kesejahteraan Keluarga Nahdlatul Ulama (red: LKK NU) Kota Madiun kepada adik-adik yang kehilangan orang tuanya karena Covid-19.

Jika setahun yang lalu acara diselenggarakan secara terbatas karena masih dalam masa Pandemi, di tahun ini acara dibuka untuk umum tapi tetap dengan mematuhi protokol kesehatan. Gema Lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathon menambah gemuruh acara yang menjadi agenda tahunan ini. Mauidhah Hasanah yang disampaikan oleh KH. Khotibin Darinna’im, S.Pd.I selaku Wakil Katib PCNU Kota Madiun sekaligus Rais Syuriyah MWC NU Manguharjo. Mahalul qiyam mengakhiri ceramah beliau pun dibarengi dengan rebutan hadiah yang telah disiapkan oleh Panitia.

Sambutan dari KH. Agus Mushoffa Izzuddin, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Madiun dan dilanjutkan dengan Doa yang disampaikan oleh KH. Syamsul Ma’arfi, Rais Syuriyah PCNU Kota Madiun mengakhiri acara tadi malam. Dan tak mungkin terlupa dari agenda ini yakni makan tumpeng bersama atau “mayoran” yang sudah melekat pada acara ini.

 Semoga bermanfaat.

Penulis                 : Haris S

Gambar                 : Fachrizal M A


Tuesday, October 19, 2021

Awali Rangkaian Acara Hari Santri Nasional, RMI NU Kota Madiun Adakan Ziarah ke Makam Muassis NU

Awali Rangkaian Acara Hari Santri Nasional, RMI NU Kota Madiun Adakan Ziarah ke Makam Muassis NU

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati dan mengingatkan pada akhirat, dan yang pasti untuk menapak tilasi sirah atau kisah perjuangan hidup dari si empunya makam. 

Makam Mbah Bisri Syansuri

Pada momen Peringatan Hari Santri Nasional kali ini, beberapa pengurus RMI NU Kota Madiun mengadakan Ziarah ke Makam Muassis Nahdlatul Ulama yang berada di Jombang, di antaranya makam yang diziarahi adalah Makam Mbah Bisri Syansuri di Denanyar, Makam Mbah Wahab Chasbullah di Tambakberas, Makam Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan KH. Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) di kompleks Pemakaman PP Tebuireng. 

RMI NU Kota Madiun bersama Gus Salam

Selain berziarah ke Makam para Muassis NU, Lembaga yang diketuai Gus Hariyoyo ini menyempatkan sowan ke ndalem KH. Abdus Salam Shohib (Gus Salam) Pengasuh PP. Denanyar Jombang/Wakil PWNU Jawa Timur. 

Makam Mbah Wahab Chasbullah



Komplek Makam PP Tebuireng


Semoga berkah dan bermanfaat. 


Gambar : RMI NU

Penulis : hsa

Sunday, October 17, 2021

Abah Muhtarom Ingatkan Kader IPNU IPPNU untuk Ikhlas dalam Berkhidmat

Abah Muhtarom Ingatkan Kader IPNU IPPNU untuk Ikhlas dalam Berkhidmat


H. Muhtarom, S.Sos

 

Ahad (17/10/2021), bertempat di Pondok Pesantren Kanzul Ulum yang beralamatkan di Jalan Sri Rejeki 23 Kel. Sukosari Kec. Kartoharjo Kota Madiun, Pelantikan PC IPNU IPPNU Kota Madiun masa khidmat 2021-2023 digelar.

 

Acara yang berlangsung khusyuk serta khidmat ini turut dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (red: forkopimda) Kota Madiun, di antaranya perwakilan dari Pemerintah Kota Madiun, Polres Kota Madiun dan Kodim 0803 Madiun. Dan tak lupa pula hadir di tengah acara ini Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun beserta Banom dan Lembaga-nya.

 

Dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang disenandungkan oleh Rekanita Maulida menambahkan suasana religis dalam acara yang bertemakan “REKONSTRUKSI ORGANISASI, REORIENTASI PERJUANGAN DEMI MEWUJUDKAN SEMANGAT PELAJAR DALAM BERPERAN” kali ini. Disambung pula menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathon, Mars IPNU serta Mars IPPNU turut menambah rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap Jam’iyyah Nahdlatul Ulama ini.

 

IPPNU Kota Madiun

IPNU Kota Madiun






Prosesi pelantikan yang diambil alih oleh Ketua PW IPNU Jawa Timur, M. Fakhrul Irfan Syah serta Ketua PW IPPNU Jawa Timur, Puput Kurniawati ini berjalan dengan lancar. Ikrar Pelantikan yang dibacakan pun diikuti dengan tegas dan lantang oleh para pengurus IPNU IPPNU Kota Madiun yang dilantik. Keduanya (red: ketua PW IPNU IPPNU Jatim) pun memberikan selamat dan sukses kepada segenap pengurus yang telah dilantik.


 

Bu Nyai Najahah

Bu Nyai Najahah selaku tuan rumah dan pengurus Pondok Pesantren Kanzul Ulum ini mengucapkan banyak terimakasih atas kepercayaannya telah menjadikan Pondok beliau sebagai tempat untuk acara yang sakral ini. Beliau juga berpesan kepada Kader IPNU IPPNU yang telah dilantik agar bisa melaksanakan program yang dirancang dengan bersungguh-sungguh dan yang terpenting bukan hanya formalitas dalam berorganisasi tetapi juga harus bukti nyata dalam berkhidmat. “Jangan bertanya apa yang kamu dapat dari organisasi ini, tapi tanyakan pada dirimu apa yang sudah kamu perbuat untuk organisasi ini”  menjadi closing statement beliau dalam menyampaikan sambutannya.

 

Drs. Agus Triono

Drs. Agus Triono selaku Katib PCNU Kota Madiun yang mewakili KH. Agus Mushoffa Izzuddin yang berhalangan hadir, menyampaikan sambutan dari Ketua PCNU Kota Madiun. Dalam sambutannya beliau menyebutkan bahwa IPNU IPPNU adalah gerbang pertama bagi masyarakat awam untuk mengenal Nahldatul Ulama. Beliau juga berpesan agar kader IPNU IPPNU jangan sampai terkontaminasi dengan paham-paham yang menyimpang dari ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah terlebih paham radikalisme di tengah kemajuan jaman sekarang ini.

 

Acara yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB ini dihadiri pula oleh Anggota DPR RI yakni H. Muhtarom, S.Sos. Mantan orang nomor satu di Kabupaten Madiun ini dulunya pun juga pernah menjadi kader IPNU Madiun di tahun 80-an yang dulu antara Kota dan Kabupaten Madiun masih menjadi satu. Dalam sambutannya beliau menceritakan suka dan duka tatkala masih menjabat di IPNU yang merupakan anak (red: Banom) dari ormas yang berperan besar dalam membantu Pemerintah , yakni Nahdlatul Ulama. Beliau mengingatkan kepada kader yang dilantik untuk Ikhlas dalam Berkhidmat, karena Keikhlasan inilah nantinya yang akan berbuah kebarokahan.

 

Di akhir sesi sambutan-sambutan, diisi oleh sambutan dari Bapak Walikota Madiun yang tidak bisa hadir dibacakan oleh Bapak Yudi selaku Kepala Bagian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun. Dalam sambutan tertulisnya beliau mengajak kepada kader IPNU IPPNU untuk menjadi pelopor bagi pemuda di Kota Madiun dalam menjalankan protocol kesehatan dan menjadi tauladan dalam upaya pemberantasan narkoba.

 

test rapid

Acara yang berjalan dengan Protokol Kesehatan yang ketat ini menganjurkan kepada setiap para peserta acara ataupun tamu undangan untuk menjalani test rapid covid-19 terlebih dahulu. 


Penulis : Haris S. 

Foto : Fahrizal M. A. 

Badan Otonom

Muslimat NU
Read More
GP Ansor
Read More
Fatayat NU
Read More
IPNU
Read More
IPPNU
Read More
PMII
Read More
Jatman
Read More
JQH NU
Read More
ISNU
Read More
PSNU PN
Read More

Lembaga

LP Ma'arif NU
Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama
RMINU
Rabithah Ma'ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama
LBMNU
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama
LESBUMI
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
LAZISNU
Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama
LTNNU
Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama
LAKPESDAM
Kajian Pengembangan Sumber daya
LDNU
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
LPBINU
Penanggulangan Bencana Perubahan Iklim
LTMNU
Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama
LKKNU
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
LFNU
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama
LPBHNU
Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama
LPNU
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
LPPNU
Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama
LKNU
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama
LPTNU
Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama
LTN NU
Lembaga Infokom dan Publikasi Nahdlatul Ulama
LWPNU
Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-