Ahad (14/11/2021), KH. Ashfiya’ dari Nganjuk membacakan kitab karangan Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam Pengajian Ahad Pagi yang digelar rutin setiap pekannya. Beliau menyebutkan satu maqolah dari kitab Nashaihul ‘Ibad yang berasal dari sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW, yang artinya:
“Allah
tidak memberikan lima perkara kepada seseorang, kecuali Allah telah menyediakan
baginya lima perkara yang lain, yaitu:
1. Allah tidak memberikan kesempatan
untuk bersyukur, melainkan Allah telah menyediakan tambahan nikmat.
2. Allah tidak memberikan kesempatan
untuk berdoa, melainkan Allah telah menyediakan pengabulan doa.
3. Allah tidak memberikan kesempatan
untuk beristighfar, melainkan Allah telah menyediakan pintu ampunan.
4. Allah tidak memberikan kesempatan
untuk bertobat, melainkan Allah telah menyediakan pintu taubat.
5. Allah tidak memberikan kesempatan
untuk bershadaqah, melainkan Allah telah menyediakan baginya penerimaan
shadaqah.”
Dari
lima perkara di atas Kiai Ashfiya menjelaskan mengenai perkara-perkara tersebut
dengan Al-Qur’an dan Hadits. Untuk perkara no. 1 ini, beliau mengkaitkan dengan
firman Allah SWT:
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Sungguh,
jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambahkan (nikmat) kepada kalian.” [QS. Ibrahim: 7]
Sedangkan
untuk perkara no. 2, beliau mengkaitkan dengan firman Allah SWT:
ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan doa kalian.” [QS. Al-Mu’min: 60]
Sementara
untuk perkara no. 3, beliau mengkaitkan dengan firman Allah SWT:
ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا
“Mohonlah
ampunan kepada Tuhan kalian; sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” [QS. Nuh: 10]
Lalu
untuk perkara no. 4, beliau mengkaitkan dengan Sabda Rasullulah SAW yang
artinya:
“Sekiranya
kalian berbuat dosa sampai dosa kalian setinggi langit, kemudian kalian
bertaubat, niscaya Allah akan mengampuni dosa kalian.”
Dan
yang terakhir untuk perkara no. 5, beliau mengkaitkan dengan Sabda Rasulullah
SAW yang artinya:
“Setiap
orang akan berada dalam naungan shadaqahnya hingga ia menerima keputusan
masalah yang berkaitan dengan manusia lainnya.”
Beliau
juga mengajak kepada para jama’ah untuk mentasyarufkan nikmat yang diberikan oleh
Allah. Menurut beliau, hakikat syukur yang sejati adalah menggunakan nikmat itu
sendiri sesuai dengan manfaatnya dari apa yang telah diberikan oleh Sang
Pemberi Nikmat. Namun ketika nikmat itu dipergunakan tidak sebagaimana mestinya
itu namanya kita telah mengkufuri nikmat.
Diakhir
Pengajian yang diselenggarakan tiap hari Ahad di Masjid Agung Baitul Hakim ini,
beliau menjelaskan betapa inginnya Malaikat Jibril AS menjadi Bani Adam (red:manusia)
dikarenakan tujuh hal berikut:
1.
Memberi
minuman (suguhan) kepada orang;
2.
Menjenguk
orang sakit;
3.
Mengantarkan
jenazah sampai ke kubur;
4.
Berkumpul
dengan orang ‘alim;
5.
Mendamaikan
dua orang yang berselisih;
6.
Sholat
jama’ah; dan
7.
Memuliakan
yatim dan tetangga.
Tujuh
hal di atas merupakan perkara-perkara yang memberikan manfaat kepada orang
lain. Sebagaimana dalam hadits disebutkan bahwa, “dua perkara yang tidak
bisa diungguli keutamaannya oleh yang lain, yaitu 1 Iman kepada Alah
dan 2 Memberi manfaat kepada sesama muslim.”
Wallahu a’lam bish shawab
Gambar:
M. Aziz E
Simak Pengajian selengkapnya di channel YouTube kami:
https://youtu.be/NFMkXeJfV8k
Bantu Kami dengan dukung Like | Share | Suscribe | Update Kajian Islam dengan Aktifkan Notifikasi untuk tayangan santun menyejukkan
---------------------
Follow:
Instagram : @nukotamadiun
Youtube : NU Kota Madiun
Twitter : @nukotamadiun
Website: https://www.nukotamadiun.or.id/
Facebook Page : NU Kota Madiun
Telegram : https://t.me/nukotamadiun
Tiktok : @nukotamadiun