Q: Assalaamu’alaikum wr wb. Saya kemarin ketika naik kereta api jurusan Malang Kertosono menjumpai orang yang tayamum layaknya orang sedang berwudhu untuk melakukan sholat. Akan tapi kata teman saya sebaiknya kalau di dalam kereta api itu sholatnya lihurmatil wakti saja dan saya bingung mohon dijelaskan apa maksud dari sholat lihurmatil wakti dan apa ada konsekuensi lain setelah kita sampai di rumah? Terima kasih.
A: Wa ‘alaikumussalaam wr wb. Perlu kita ketahui bahwa sholat lihurmatil waqti itu berlaku ketika kita sudah masuk waktu sholat dan kita dalam kondisi darurat sehingga kita tidak bisa melakukan sholat dengan sempurna misalnya ketika kita di dalam pesawat terbang, di dalam kereta api. Mungkin karena tidak air untuk berwudhu, begitu juga tidak ada debu untuk tayamum. Maka dalam kondisi seperti ini kita boleh sholat sebisanya dan ini semata-mata karena mulianya waktu sholat (lihurmatil waqti).
Adapun konsekuensinya, kita wajib mengulanginya jika kondisi sudah normal, bisa mendapatkan air atau debu di tempat lain. Intinya, bagi orang yang tidak mendapatkan dua alat bersuci yakni air dan debu, maka kita wajib sholat demi menghormati waktu sebisanya, dan wajib mengulanginya kembali jika mendapatkan salah satu dari keduanya. [Hasyiyah Al-Bajuri, 1/201, Quutul Habib Al-Ghorib/53]
Di antara hikmah dan fungsinya adalah kalau sewaktu-waktu kita meninggal misalnya pesawatnya mengalami kecelakaan dan kita sudah melakukan sholat lihurmatil waqti maka kita sudah lepas dari tanggung sholat.
Jawaban dari KH. Marzuki Musytamar Ketua PWNU Jawa Timur