الحمدلله، الحمدلله الذي نحمده وتستعين ونستهديه ونستغفره ونعوذ به من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، و أشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد عبدك ورسولك النبي الأمي وعلى أله وصحبه أجمعين. أما بعد.
إخواني في الله ويا أيها الحاضرون، اتقوا الله... اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
Kaum muslimin rahimakumullah…
Regenerasi dan kaderisasi sangat penting dalam Islam. Sebab, suatu saat kita pasti akan berpulang menghadap Allah SWT. Kalau kita mati, apakah anak cucu kita masih Islam? Apakah mereka masih shalat? Bagi kiai yang mempunyai pesantren dan mempunyai lembaga pendidikan dakwah untuk berjuang (jihad fi sabilillah), setelah kita mati, apakah pendidikan yang telah diperjuangkan bisa lanjut atau tidak, madrasah dan TPQ sebagai sarana dakwah bisa lanjut atau tidak? Begitu juga bagi orang yang menjadi takmir. Setelah kita mati, apakah masjid yang telah diperjuangkan mati atau tidak? Apakah anak cucu kita sanggup melanjutkan dan mengurusi masjid atau tidak?
Sebagai ikhtiar yang menjamin keberlangsungan dakwah agama Islam, kita harus mempersiapkan anak-anak dan murid-murid kita supaya bisa melanjutkan dahwah serta perjuangan ini. Oleh karena itu, kaum muslimin Rahimakumullah, regenerasi dan kaderisasi sangat penting kita lakukan.
Allah SWT menyarakan kepada kita supaya senantiasa mempersiapkan keturunan yang kuat-kuat. Maksudnya, kuat secara iman, fisik, ekonomi, dan ilmu dalam perjuangannya. Allah memerintahkan kita untuk tidak mati dengan meninggalkan anak cucu yang lemah-lemah. Oleh karena itu, Allah berfirman dalam surah An-Nisa’ ayat 9:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) anak-anak itu. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Rasulullah SAW mengapresiasi kader-kader yang kuat fisik, mental, ekonomi, dan imannya sebagai bekal untuk memperjuangkan agama Allah SWT. Sebab, tanpa kekuatan, kita kesulitan dalam melakukannya. Dalam kitab Bulughul Maram hal. 342, no. 8 Rasulullah SAW bersabda:
“Orang mukmin yang kuat jauh lebih dicintai oleh Allah SWT daripada orang mukmin yang lemah.”
Orang mukmin sama-sama baiknya, namun mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah SWT.
Kaum muslimin rahimakumullah….
Ikhtiar untuk melahirkan generasi yang kuat dan mampu melanjutkan perjuangan Islam dapat kita upayakan dengan beberapa cara.
Pertama, tentunya melalui pernikahan secara syar’i. Jangan sampai ada di antara kita yang mempunyai keturunan, anak dan cucu, tanpa lewat pernikahan. Karena berdasarkan penelitian dan survey, anak manusia yang lahir lewat perzinaan rata-rata sulit disalehkan. Mereka sulit dididik lantaran proses awal kelahirannya sudah tidak benar. Oleh karena itu, kalau anak cucu kita ingin menjadi manusia yang baik dan kuat imannya serta saleh amal perbuatannya, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah melalui pernikahan yang diridahi Allah SWT.
Kedua, Rasulullah SAW mengutamakan sisi keagamaan seorang hamba, terutama dalam akhlak dan kesalehannya. Kategori inilah yang seharusnya diutamakan dalam menentukan pilihan calon suami maupun istri. Sebagai orang tua, jika ada orang sekaya dan sehebat apa pun yang melamar anak kita, jangan diterima kecuali agamanya benar-benar baik, khususnya mampu menjaga shalatnya. Sebaliknya, jika anak kita dilamar orang yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu kaya, tapi dia alim dan imannya luar biasa, itulah yang layak dipilih untuk menjadi calon menantu kita dan akan melahirkan kader-kader yang melanjutkan perjuangan ini.
Kaum muslimin rahimakumullah…
Nabi mengingatkan, “Jangan sampai kita menolak pinangan orang yang agamanya baik dan akhlaknya juga baik.”
“Jika ada anak laki-laki datang kepadamu, meminang putrimu, sekiranya anak laki-laki itu agamanya bagus, akhlaknya bagus, terima saja. Nikahkan dengan putrimu, jika tidak justru kamu matre dan memilih calon lain yang lebih kaya, tapi tidak shalat, maka akan terjadi kerusakan di muka bumi ini.”
Kaum muslimin rahimakumullah…
Terakhir, yaitu luqmatul halal. Sebagai upaya supaya anak cucu kita baik-baik dan sebagai modal bekal perjuangan agar mereka kuat imannya, maka bekerja yang baik, mencari rezeki dengan cara yang halal merupakan cara yang penting untuk menjaga iman anak dan cucu kita. Jangan memakan makanan yang tidak halal, jangan minum minuman yang tidak halal.
Dengan demikian, kalau anak istri kita senantiasa diberi makanan yang halal dan berkah, insyaAllah kelak mereka akan menjadi hamba yang kuat imannya, kuat Islamnya, dan manfaat serta berkah ilmunya.
Kaum muslimin rahimakumullah…
Inilah tanggung jawab kita sebelum kita mati: pastikan anak cucu kita shalat, mengaji, dan mau mengurusi masjid. Kalau itu bisa kita lakukan, maka berbahagialah. Kita mati, agama tidak ikuti mati, madrasah dan dakwah tidak ikut mati, dan pesantren tetap berlangsung. Dengan begitu, kita sudah memperjuangkan ihya’ ulumiddin, yakni menghidupkan agama Allah SWT.