Nahdlatul Ulama Kota Madiun

sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah

Youtube

Profil

Sejarah

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Read More

Visi Misi

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Read More

Pengurus

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun terdiri dari 3 unsur kepengurusan, Mustasyar (Penasihat), Syuriyah (Pimpinan tertinggi), dan Tanfidziyah (Pelaksana Harian).

Read More

MWC

MWC (Majelis Wakil Cabang) merupakan kepengurusan di tingkat kecamatan, terdiri dari MWC NU Manguharjo, MWC NU Kartoharjo, dan MWC NU Taman.

Read More

Warta

Friday, December 23, 2022

Mbah Ali Maksum dan Pohon Kristen

Mbah Ali Maksum dan Pohon Kristen

Pernah suatu ketika, KH Ali Maksum jalan-jalan di sekitar pesantren. Beliau sering melakukan kegiatan tersebut, berniat untuk memantau kondisi di sekitar lingkungan pesantren. Entah itu kondisi santrinya, pun masyarakat di sekitarnya.



Senyum dan sapa adalah ciri khas Mbah Ali ketika berpapasan dan bertemu dengan orang lain. Pemandangan santri berbaris berderet panjang untuk bersalaman juga hal lazim bagi Mbah Ali.


Sejauh beliau berjalan, nampak kondisinya sesuai dengan apa yang selalu beliau harapkan: “baik-baik saja.” Santri berkegiatan seperti biasa, ada yang mengaji Qur’an, belajar, mencuci dan tidak sedikit yang sedang ngopi berdiskusi.


Ya begitulah, kultur pesantren yang dibangun oleh Mbah Ali adalah kultur keterbukaan. Segala yang bisa dipelajari, akan juga dikupas dan dimakan habis. Kajian keislaman pesantren di era Mbah Ali dicatat mendapatkan momentum terbaiknya.


Tapi ketika dirasa baik-baik saja, mata Mbah Ali menatap dalam-dalam dari kejauhan sana terdapat keramaian. Beliau mendekati sumber keramaian, didapatinya enam orang santri berjibaku untuk menebang pohon. Mbah Ali semakin dekat, hingga bisa memastikan bahwa pohon yang akan ditebang adalah pohon cemara. Mbah Ali lantas bertanya dengan tanggap.


“He Cong, koe ngopo nebang wit kui? (Bocah, kenapa kamu tebang pohon itu?)” tanya Mbah Ali dengan beribu tanda tanya.


“Niki wit Ceramah Mbah, eh cemara Mbah,” jawab santri tergagap. Kaget sekaligus takut. Mereka hampir tak menyadari kedatangan Mbah Ali sebab sibuk menebang.


“Terus ngopo nek wit cemara? Ngopo kok ditebang? (Trus kenapa kalau pohon cemara? Kenapa ditebang?)” Mbah Ali terus menyelidiki.


“Lah niki pohon Kristen Mbah. Wit ingkang didamel umat Kristen ngrayakke Natal. Supados mboten nyerupani, lare-lare sepakat nebang wit niki. (Lah ini pohon orang Kristen, Mbah. Pohon yang digunakan umat Kristen untuk merayakan Hari Natal. Agar tidak menyamai mereka, anak-anak sepakat menebang pohon ini).”


 “…dalile kan pun jelas Mbah, ‘Man tasyabbaha bi qoumin fahuwa minhu…'” Panjang santri sembari ndalili Kiainya sendiri.


“Hmm ngono tho le,” dehem Mbah Ali. “Lah sejak kapan pepohonan mempunyai agama?” Mbah Ali bertanya balik.


Yang ditanyai tanpa respon, saling pandang satu sama lain. Bingung gelagapan.


“Asal salatmu masih lurus, Pepohonan ini tidak bakal bisa merintangi imanmu, le. Pohon cemara kamu bilang pohon Kristen. Nggak sekalian saja pohon lainnya kamu kasih agama? Semua saja kamu labeli agama. Motor agama Shinto soalnya dari Jepang. Bentuk motor mirip salib, kamu bilang itu kendaraan kafir.”


Selagi Mbah Ali menjelaskan, masing-masing santri diam-diam melempar muka dan melepaskan alat-alat yang tadi dibuat untuk menebang, seperti tali, gergaji, palu dan golok.


Semua santri diam dan tak berdaya. Setelah mendapat penjelasan panjang lebar, seolah-olah mereka pengin pipis di celana. Masih tanpa ekspresi, mereka berdiri terpaku dan terpukau dengan penjelasan Mbah Ali.


“Tidak usah ditebang, le,” perintah Mbah Ali. Sedang para santri langsung bubar tak lupa pamit dengan bersalaman kepada Mbah Ali.


Soal hadis tadi, “man tasyabbaha bi qaumin…” tidak semua keserupaan itu berlaku di segala sisi kehidupan sosial dan budaya. Bahkan hadis itu berlaku hanya pada keserupaan perihal ibadah agama tertentu.


Pernah Nabi SAW. menyerupai orang musyrikin dan Yahudi dalam menyisir rambut, dan beliau menyukai model rambut yang kedua. Pun dengan kubah masjid, itu tradisi bangsa Romawi, lihat Aya Sofia di Istanbul Turki. Tapi tak ada yang meragukannya, sebab mindset kita kalau kubah itu ya Islam.


Tapi, coba Anda lihat beberapa langgar–sejenis dengan musala, bentuk kubahnya prisma, menyerupai bentuk gereja. Begitulah salah satu bentuk manifestasi dari penghargaan sekaligus penghormatan Islam rahmatan lil’alamin terhadap agama lain.


Sekali lagi, ini bukan soal menyerupai kaum ini dan itu. Mbah Ali mencoba untuk tidak mendiskreditkan agama-agama lain dalam campur tangan orang Islam. Ini soal kesehatan logika beragama kita, yang seringkali merasa iman kita ditakutkan tercampur dengan iman agama lain sebab meniru mereka.


Selain itu, pepohonan merupakan sumber air. Air yang bersih dan melimpah itu berkat filterisasi dari proses pertumbuhan pepohonan. Kotoran dan jenis penyebab penyakit dalam air disaring oleh akar pohon-pohon. Mereka mengelola peredaran air melalui akar-akar yang menjulang di bawah dataran tanah. Sehingga air bisa dinikmati oleh manusia.


Karenanya, Mbah Ali juga melarang untuk menebang, pasalnya persediaan air yang dibutuhkan oleh pesantren sangatlah banyak. Apabila pohon ditebang, otomatis sumber air bisa berkurang.


Ala kulli hal, hikmah yang bisa kita ambil dari kisah Mbah ali tersebut adalah, jangan sekali-kali menyerupai orang lain sembari mengolok-olok kaum yang kamu serupai.][


Sumber cerita dari ceramah KH. Buchori Masruri saat Haul Mbah Ali Maksum, dari situs almunawwir.com dengan judul “Mbah Ali, Pohon Kristen dan Anomali Logika Beragama”

Thursday, December 22, 2022

Dahsyatnya Doa Ibu

Dahsyatnya Doa Ibu

Dikisahkan, ada seorang ulama besar yang sangat masyhur. Dia ingin sekali pergi ke Mekkah untuk melaksanakan umroh. Tetapi ibunya tidak memberikan izin, meski dirayu dengan segala cara. Akhirnya, nekatlah ulama tersebut berangkat ke tanah suci tanpa izin dari ibunya. Sang ibu yang ditinggal sendirian merasa sedih dan kecewa. Dalam munajat dan mujahadahnya dia berdoa.

“Yaa Robb, anakku telah membakarku dengan api perpisahan. Berikanlah hukuman padanya.”

Ketika ulama tadi sampai di sebuah kota pada suatu malam, masuklah ia ke masjid untuk beribadah. Pada waktu bersamaan, ada pencuri melakukan aksi di sebuah rumah. Pemilik rumah yang tahu kalau rumahnya ada tamu tak diundang, lalu berteriak. Larilah si pencuri ke arah menuju masjid. Warga segera mengejar ke arah larinya pencuri.


Ketika mereka sampai ke pintu masjid, mereka kehilangan jejak si pencuri. Ada yang berteriak, “Mungkin di dalam masjid.” Mereka akhirnya masuk dan melihat hanya ada satu orang di sana sedang melaksanakan sholat. Spontan, ditangkaplah ulama tersebut dan diseret paksa ke hadapan walikota.


Walikota memutuskan ulama tersebut harus dipotong kedua tangan dan kakinya. Serta kedua matanya dicongkel keluar. Dilaksanakanlah putusan hukuman tersebut. Orang-orang di pasar berteriak berulang-ulang, “Inilah hukuman pencuri.” Tapi ulama tadi menimpali, “Jangan berkata seperti itu, tetapi katakanlah ini adalah balasan orang yang ingin pergi ke Mekkah tanpa restu ibunya.” Ketika ada sebagian orang yang mengenali ulama tersebut dan tahu fakta sebenarnya, mereka yang hadir di situ menangis dan menyesal. Telah salah tangkap dan mendzholimi orang tidak bersalah.


Mereka akhirnya mengantar ulama tersebut pulang dan diletakkan di depan pintu rumahnya.


Ibunya selama ditinggal pergi sering berdoa, “Ya Robb, jika Engkau menimpakan musibah kepada anakku, pulangkanlah ia kepadaku. Sehingga aku dapat berjumpa dengannya.”


Didengarnya dari luar rumah ada suara orang berkata yang tak lain adalah anaknya sendiri,

“Aku musafir yang kelaparan, berilah aku makanan.”

“Mendekatlah ke pintu!” jawab ibunya.

“Aku tidak punya kaki untuk bisa berjalan.”

“Ulurkanlah tanganmu!”

“Aku tidak punya kedua tangan.”

“Jika aku mendekatimu, ada keharaman antara kita (karena tidak ada hubungan mahram antara kita).”

“Jangan khawatir, kedua mataku buta.”


Ibunya kemudian mengambil sepotong roti dan segelas air, lalu disuguhkan kepada anaknya. Ketika ibunya mendekat anaknya meletakkan wajah di telapak kaki ibunya, seraya berkata, “Aku anakmu yang durhaka.” Ibu yang segera mengetahui orang tersebut adalah anak kandungnya, menangis dan berkata, “Ya Robb, jika memang keadaannya seperti ini, cabutlah ruhku dan ruhnya sehingga tidak ada orang yang melihat aib ini.” Sementara sang ibu masih bermunajat kepada Alloh, seketika keduanya sudah tidak bernafas.

(___)

Pesan cerita: bagi para ibu jangan gampang-gampang mendoakan yang tidak baik pada putra-putrinya. Ketahuilah, doa kalian sangat dahsyat.

[Dikutip dari kitab Durrotun Nashihin]

Friday, December 16, 2022

KUNCI SUKSES

KUNCI SUKSES

Bersemangatlah dan jangan malas dalam ikhtiar dengan mengambil sebab, namun sebagai insan yang beriman pada takdir Allah kita tidak boleh hanya bergantung pada sebab. Ketika sudah melakukan sebab maka bertawakallah kepada Allah dan sabar serta ridha dalam menyikapi hasil yang diberikan oleh Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ


“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah dan janganlah kamu malas! Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan ‘seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah ‘Qaddarullah wa maa sya’a fa’ala’. Karena perkataan ‘seandainya’ akan membuka pintu syetan”. (HR. Muslim) 


PENTINGNYA TAWAKKAL

Barangsiapa yang mewujudkan takwa dan tawakal akan dapat menggapai seluruh kebaikan din dan dunianya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan baginya jalan keluar dan memberi dia rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Alah, maka Dia itu cukup baginya” (Ath-Thalaq : 2-3)


Tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah dalam rangka mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan menghilangkan sesuatu yang tidak disukai, disertai rasa yakin dan diiringi dengan melakukan sebab-sebab yang diperbolehkan. Tawakal harus mencakup dua perkara. Pertama, yaitu bersandarnya hati kepada Allah dengan jujur dan yakin sebenar-benarnya. Kedua, yaitu harus disertai dengan mengambil sebab-sebab yang diperbolehkan oleh syariat untuk mencapai tujuannya tersebut


Barangsiapa yang lebih banyak bersandar kepada sebab maka kurang rasa tawakalnya pada Allah dan telah menafikan penjagaan Allah. Seolah-olah dia menjadikan sebab semata sebagai sandaran yang menyebabkan terjadinya sesuatu yang dia inginkan atau menghilangkan sesuatu yang tidak disukai. Sebaliknya barangsiapa yang hanya bersandar kepada Allah namun tidak disertai usaha mengambil sebab, berarti telah mencela hikmah Allah Ta’ala,karena hanya Allah yang menjadikan segala sesuatu dengan sebab.


Dari Umar bin Khaththab dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, ”Jikalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenarnya niscaya Allah akan memberikan rezki kepada kalian seperti seekor burung. Pagi-pagi ia pergi dalam keadaan lapar da pulang disore hari dalam keadaan kenyang”. (HR. At-Tirmidzi).


SABAR DAN RIDHA

Sehubungan dengan apa yang tidak disukainya, seorang hamba bisa menempati salah satu dari dua derajat yaitu ridha atau sabar. Ridha adalah yang lebih utama, adapun sabar hukumnya wajib bagi setip insan yang beriman


Sabar adalah menahan diri dari amarah dan kekesalan ketika merasa sakit sambil berharap derita yang dihadapiya segera hilang. Sementara ridha adalah berlapang dada atas ketetapan Allah dan membiarkan keberadaan rasa sakit, walaupun ia merasakannya karena keridhaan menghilangkan deritanya disebabkan hatinya dipenuhi oleh ruh yakin dan ma’rifah. Bila ridha semakin kuat, ia mampu menepis seluruh rasa sakit dan derita. Hanya saja, Cuma mereka yang berma’rifah dan bermahabah saja yang dapat mencapai tingkatan ridha. Mereka bahkan dapat menikmati musibah yang menimpa karena mereka tahu bahwa musibah itu datang dari Dzat yang dicintainya.


Anas bin Malik meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda yang artinya “Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum Dia menguji mereka. Barangsiapa yang ridha niscaya ia akan mendapatkan ridhNya. Barangsiapa kesal dan benci niscaya ia akan mendapatkan murkaNya”. (HR. At-Tirmidzi)


Ibnu Mas’ud berkata, “Sesungguhnya Allah menjadikan kesejahteraan dan kegembiraan pada yakin dan ridha; serta menjadikan kesusahan dan kesedihan pada keraguan, kekesalan dan kemurkaan”.


Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap bersabar, tawakkal dan ridho dengan segala takdirNya....

Tiga Macam Zuhud

Tiga Macam Zuhud

Zuhud ada tiga macam; zuhud orang awam yaitu dengan meninggalkan yang haram, zuhud orang khosh dengan meninggalkan berlebih-lebihan dalam perkara halal, dan zuhud orang akhosh yaitu dengan meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan (memalingkan) dirinya dari Allah. [Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, hlm. 76]



Zuhud Dunia Dapat Mendamaikan Hati dan Badan

Tidak mudah tergiur dengan kenikmatan dan gemerlap dunia, akan menjadikan diri kita lebih nyaman sehingga diri tak tersiksa dan hati pun menjadi tenang. Sebaliknya, menuruti keinginan nafsu dan mencintai seluruh kesenangan duniawi menjadikan diri semakin tersiksa, hati menjadi tidak tenang karena takut kenikmatan dunia yang dimiliki menjadi sirna. Jika semua hal ini dapat kita pahami dengan baik, maka kita tidak akan mudah terbujuk oleh kepalsuan duniawi. Sebagaimana hal ini digambarkan dalam sabda Rasulullah SAW berikut:

“Zuhud akan membuat hati dan badan menjadi nyaman. Dan mencintai dunia semakin menambah kesedihan dan kesusahan.” [Faydhul Qodri, juz 4, hlm. 96]


Bahaya Cinta Dunia dan Rela Pada Kebodohan

Orang yang cinta harta benda menjadikan dirinya buta, tak kenal kawan, tak kenal keluarga. Harta lebih berharga baginya dibandingkan kawan dan keluarga yang dimilikinya. Demi harta, orang tersebut rela memutus tali persahabatan dan kekeluargaan karena cinta butanya pada dunia. Seringkali kita temui di masyarakat, perpecahan keluarga yang disebabkan perebutan harta warisan, atau lahan bisnis yang semuanya tak lain adalah bagian dari gemerlap kenikmatan dunia.


Sementara itu, ada juga orang-orang yang lebih memilih untuk mengedepankan harta ketimbang pendidikan. Mereka menganggap bahwa harta yang melimpah akan menjadi jaminan kebahagiaan di masa mendatang. Dan mereka lupa bahwa kenikmatan dunia yang mereka miliki, sewaktu-waktu dapat sirna dari genggaman mereka. Mereka juga lupa, bahwa harta melimpah tanpa diimbangi ilmu pengetahuan untuk mengelolanya, hanya akan menjadikan harta itu semakin menipis dan habis. Mereka lebih memiliki kaya harta, namun minim ilmu. Bukankah segala urusan baik urusan dunia maupun akhirat harus dipahami ilmunya?


Dua hal di atas, mementingkan kenikmatan dunia, dan merelakan keadaan yang minim ilmu adalah dua hal yang oleh Abu al-Hasan asy-Syadzili –salah seorang tokoh Thariqh Syadziliyah- dipandang sebagai hal yang sangat berbahaya yang dapat menjadikan seseorang itu celaka, sebagaimana disebutkan dalam kitab Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, hlm. 45.

Wallahu a'lam bish shawab

Thursday, December 15, 2022

Tak Perduli dengan Gengsi

Tak Perduli dengan Gengsi

Berikut ini adalah kisah menarik yang diutarakan oleh salah seorang santri Gus Dur, bernama Nuruddin Hidayat. Ia menceritakan pengalaman pribadinya tentang cermin ketawadhu'an Gus Dur. Suatu ketika, Gus Dur berkenan menghadiri undangan di daerah Tegal. Seperti biasa Gus Dur selalu didampingi pengawal dan sopir serta beberapa orang lain yang menemani perjalanan beliau. 


Perjalanan ini merupakan rangkaian dari beberapa undangan dari warga Nahdliyin kepada beliau untuk menghadiri acara Haul para Kiai dan acara PKB di daerah yang ketika itu dipimpinnya. 


Dari Jakarta kami ke Surabaya dan keliling ke beberapa daerah di Jawa Timur diteruskan ke Jawa Tengah. Dari Semarang kami melanjutkan ke daerah Tegal lewat jalan darat. Memang ada pengusaha yang menawarkan Helicopter untuk dipergunakan selama perjalanan oleh beliau. Namun dengan halus beliau menolaknya. 


Suatu ketika aku bertanya: "Pak, itu Pak... nawarin Heli kok dipun tolak?"

"Ra sah numpak Heli.. nanti kita lewat jalan darat saja sekalian mampir ziarah ke makam para ulama dulu yang tidak kamu kenal. Lha wong dia nyediain Heli karena ada maunya... ", ungkap Gus Dur. 


Lantas aku pun bertanya lagi, "Nyuwun sewu gadah kepentingan napa Pak?"

Gus Dur menjawab: "Oh dia lagi ada masalah, sekarang belum ada apa-apa tapi nanti bakalan diusut, dan jadi rame.."

"Oh.. ngaten to?", jawabku (Dan ternyata beberapa tahun kemudian memang pengusaha tersebut tersangkut masalah). 


Akhirnya rombongan kami pun sampai di kota Tegal dan langsung menuju ke lokasi acara di sebuah desa di selatan kota Tegal. Ribuan orang sudah memadati lapangan sejak pagi untuk mendengarkan tausiyah dari Gus Dur dalam acara Haul salah satu Kiai pendiri pesantren di Tegal. Seperti biasa ketika acara berlangsung aku pergi memisahkan diri dari rombongan jalan-jalan di seputar lokasi acara sambil melihat langsung kehidupan masyarakat desa. 


Selesai acara Haul, rombongan kami hendak kembali ke Jakarta dengan menggunakan Kereta Api dari stasiun Tegal. Hiruk-pikuk pun terjadi di stasiun Tegal. Semua pejabat di Tegal ikut mengantar keberangkatan beliau tak lupa juga kepala stasiunnya. Masyarakat yang tidak menduga kalau Gus Dur akan naik KA berebut ingin bersalaman hanya ingin ngalap "barokah" suatu hal yang biasa di masyarakat NU. 


Tiba waktunya kami berangkat di gerbong eksekutif yang sudah kami pesan duduk bersama para penumpang yang sudah naik terlebih dahulu dari kota-kota sebelumnya. 15 menit setelah kereta api berjalan Gus Dur panggil pengawal kalo mau tidur di bawah saja. Kami pun bingung, aku beranikan diri menjawab: 

"Pak nyuwun sewu ini di kereta Pak."

"Emang kenapa kalo di kereta? Din rakyat kecil kalo mau naik kereta itu pada tiduran di bawah, cepet ndang to digelari koran", jawab Gus Dur. 


Aku hanya terdiam mendengar jawaban beliau. Akhirnya kursi kami putar saling berhadapan dan di lantai kami gelari selimut. Dan dengan nikmatnya beliau tidur dan mendengkur tanpa memperdulikan status yang melekat pada dirinya (mantan Presiden RI). Kami pun akhirnya duduk di lantai KA dan mungkin karena sungkan para penumpang yang duduk dekat dengan kami akhirnya pada duduk di lantai mengobrol bersama dan di antaranya ada yang menitikkan air mata karena terharu melihat kerendahan hati beliau. 

SUDAHKAH IMAN KITA SEMPURNA?

SUDAHKAH IMAN KITA SEMPURNA?

Orang yang imannya sempurna, ketika melakukan suatu ibadah ia tidak pernah bergantung pada orang lain. Ia tidak senang ketika dipuji, juga tidak merasa takut dicela. Ada orang maupun tidak ada orang, ibadahnya tetap sama. Ia tetap istiqomah dalam beribadah. Berbeda dengan kebanyakan manusia saat ini. Ketika sholat sendirian, ia sholat dengan sangat cepat, hingga hilang tuma'ninahnya, bacaan suratnya juga cukup Qulhu saja. Sedangkan ketika shalat bersama calon mertua, dikhusyuk-khusyukan, baca surat yang panjang-panjang. Yang diharapkan bukan lagi ridha Allah, tapi ridha calon mertua. 




Orang yang di dalam melaksanakan ibadah masih ingin dilihat atau mengharapkan pujian dari manusia, iman orang yang demikian ini masih belum sempurna. Sebab dalam beribadah dia masih membedakan ibadahnya antara ada manusia dan ketika tidak ada manusia. 


Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah sempurna iman seseorang sehingga dia beranggapan bahwa adanya manusia di sampingnya sama halnya dengan adanya unta ketika menyaksikan amal perbuatannya. Selama dia masih membedakan keduanya, maka dia bukanlah orang yang ikhlas."


Dua Tanda Ikhlas

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa tanda ikhlas adalah: Pertama, merasa gembira di saat beramal baik ketika sendiri maupun ketika bersama dengan orang banyak. Kedua, walaupun bersama dengan orang banyak, tidak menimbulkan maksud lain dalam hati, sama halnya ketika bersama hewan. 


Oleh karena itu, selama manusia masih membedakan ketika dilihat hewan dengan dilihat manusia, maka dia telah keluar dari kemurnian ikhlas. Ia telah mengotori hatinya dengan penyakit syirik khofi. Syirik khofi ini sangat samar seolah-olah perbuatan ibadahnya diridhai Allah SWT, akan tetapi pada kenyataannya tidak memperoleh apa-apa, bahkan bisa jadi kemurkaan Allah yang didapatkan. Halusnya syirik khofi dalam hati manusia diibaratkan para ulama dengan semut hitam yang merayap di atas batu hitam di malam yang gelap gulita. 


Maka suatu keharusan bagi seseorang yang ikhlas dalam melakukan suatu amal ibadah menganggap sama antara pujian dan cacian orang lain. Artinyaa pujian manusia ketika dia melakukan amal ibadah tidak akan menggembirakannya. Sebaliknya pula ketika semua orang mencacinya dalam hal ibadahnya kepada Allah sama sekali dia tidak merasa kecewa ataupun susah hatinya. Sebab orang yang beramal hanya semata-mata karena Allah SWT (ikhlas) dia sudah tidak menghiraukan pujian dan tidak akan memperdulikan cacian dari orang lain dalam melaksanakan perintah agama. Orang yang ikhlas mempunyai keyakinan apa yang dikatakan orang lain baik itu suatu hal yang baik ataupun yang buruk seperti angin yang berlalu. 


Sifat Dasar Manusia

Memang sifat dasar dari manusia suka dipuji ketika melakukan suatu kebaikan akan tetapi hal yang demikian ini tidak boleh kumantil dalam hati hingga mengesampingkan suatu hal yang pokok yakni ridha Allah semata. Demikian pula ketika seseorang dicaci orang lain secara manusiawi dia akan merasa marah dan tidak terima, tapi hal yang demikian juga tidak boleh berlarut-larut disimpan dalam hati, harus segera ingat bahwa tujuan yang dituju hanya Allah SWT bukan manusia. 


Memang hampir tidak ada ibadah yang dilakukan seorang Muslim bisa benar-benar bersih dari harapan-harapan dunia. Namun ini bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan keikhlasan. Ingatlah bahwa Allah senantiasa menyayangi hamba-Nya, selalu memberikan rahmat kepada hamba-Nya dan senang jika hamba-Nya kembali pada-Nya. Allah senantiasa menolong seorang muslim yang berusaha mencari keridhoan-Nya. 


Mari tetap berusaha dan berlatih untuk menjadi orang yang ikhlas. Salah satu cara untuk ikhlas adalah menghilangkan ketamakan terhadap dunia dan berusaha agar hati selalu terfokus kepada janji Allah, bahwa Allah akan memberikan balasan berupa kenikmatan abadi di surga dan menjauhkan kita dari neraka. Selain itu, berusaha menyembunyikan amalan kebaikan dan ibadah agar tidak harapan dalam hati untuk dilihat dan didengar orang. 


Imam Al-Ghazali mengatakan: "Setiap manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu, dan orang yang berilmu akan binasa kecuali yang beramal (dengan ilmunya), dan orang yang beramal juga binasa kecuali yang ikhlas (dalam amalnya). Akan tetapi, orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal. 

Sunday, November 6, 2022

Gelar Ruqyah Massal Lagi, JRA Kota Madiun Tawarkan Pengobatan Dengan Ayat Suci

Gelar Ruqyah Massal Lagi, JRA Kota Madiun Tawarkan Pengobatan Dengan Ayat Suci

Ahad Pagi (6/11/2022), Ruqyah Massal kembali digelar di Serambi Masjid Al-Ghifari yang beralamatkan Jl. Megomanis Perumnas 1 Kel. Manisrejo Kec. Taman Kota Madiun kerjasama antara Tim Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Kota Madiun dan Takmir Masjid Al-Ghifari. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 50 jama'ah dari lapisan usia ini berlangsung dengan lancar dan khidmat. 




Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 WIB ini mengajak kepada Jama'ah untuk membaca Ayat-ayat Syifa' dari Kitab Suci Al-Qur'an serta Shalawat Thibbil Qulub yang dipimpin oleh para praktisi dari Team Jamrud (sebutan tim JRA Kota Madiun). 



Ust. Atho' Sulthoni, SE selaku Takmir Masjid menyambut baik adanya acara semacam ini. Beliau mengatakan, "

kegiatan seperti ini (red: ruqyah massal) sangat bermanfaat bagi jama'ah karena merupakan salah ikhtiar untuk menjaga kesehatan dan harapannya kegiatan seperti tidak berhenti di masjid ini saja."



Ustadz Danang Vianto, S. Pd. Ketua Tim JRA Kota Madiun mengucapkan, "terimakasih atas partisipasi dari para jama'ah yang hadir dalam kegiatan pagi ini dan juga pada pihak takmir masjid yang telah memfasilitasi kami". 


Kang Danang (sapaan akrabnya) berharap kehadiran para praktisi dari Tim JRA Kota Madiun dapat memberikan manfaat dan barokah untuk ummat serta kedepannya beliau berharap pengobatan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an semakin familiar di masyarakat khususnya warga Nahdliyin di Kota Madiun. 


Kegiatan yang tidak hanya ruqyah massal saja tapi juga ada bekam bagi pria atau wanita serta disambung dengan Pengajian Umum bersama Dra. Hj. Siti Qomariatiningsih,  M. Pd.I dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H pada malam harinya. 

Kontributor : Haris S




Tuesday, October 25, 2022

KEMBANGKAN BAKAT SANTRI & PELAJAR, RMI NU KOTA MADIUN GELAR WORKSHOP PUBLIC SPEAKING

KEMBANGKAN BAKAT SANTRI & PELAJAR, RMI NU KOTA MADIUN GELAR WORKSHOP PUBLIC SPEAKING

(Selasa, 25/10/22) Puluhan siswa-siswi dan santri dari berbagai Madrasah serta Ponpes ramai berjubel di Kantor PCNU Kota Madiun. Semuanya memiliki antusias tinggi untuk mengikuti Workshop Public Speaking yang diadakan RMI NU Kota Madiun dalam rangkaian Hari Santri Nasional 2022. 



Seperti kita ketahui bahwa dengan memiliki kemampuan public speaking yang baik, kita bisa menyampaikan gagasan, ide, informasi atau hal lainnya dengan baik. Selain itu, kita juga jadi lebih percaya diri, bisa memimpin orang lain, dan memengaruhi orang lain. Kemampuan public speaking juga bisa memperluas networking kita. Jadi, beberapa hal di atas itulah yang mungkin menjadi pemicu peserta untuk mengikuti acara kali ini. 


Acara kali ini dibuka dengan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh Maulida Ikrima, alumni IPPNU Kota Madiun. Lantas dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan WR. Supratman dan Mars Syubbanul Wathon karya KH. Abdul Wahab Chasbullah guna memupuk rasa cinta tanah air. 


Selepas itu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, yang mana pada sambutan pertama disampaikan oleh Gus Saikhuddin selaku Ketua Panitia pada acara kali ini. Beliau mengucapkan, "Banyak terimakasih kepada seluruh elemen yang turut serta mensukseskan acara ini mulai dari donatur hingga semua panitia. Dan tidak lupa kepada para peserta yang berkenan untuk mengikuti workshop ini."


Selanjutnya disambung dengan sambutan dari Gus Hariyoyo, Ketua RMI NU Kota Madiun. Beliau berpesan kepada para peserta workshop, "Niatkan kehadiran kita pada acara hari ini untuk Tholabul 'Ilmi agar selain ilmu dari pemateri yang didapat juga mendapat ridho Allah SWT. Diadakannya Workshop ini tidak lain untuk menambah bekal softskill yang dapat diterapkan di masa depan."


Pada Workshop Public Speaking kali ini yang menjadi pemateri ialah Asmawi Anwar atau akrab dipanggil Bung Anwar. Beliau merupakan pemenang ajang pemilihan Kakang Mbakyu Kota Madiun 2018 dan telah banyak experience tentunya di bidang Public Speaking. Sedang pemateri kedua ialah Laili Luthfia dari Jombang, yang ternyata beliau merupakan Runner-up ajang Pemilihan Duta Genre Jombang 2019.


Kontributor : Haris Saputro

Friday, October 21, 2022

ISTIGHOTSAH MALAM HARI SANTRI AJANG RENUNGAN PERJUANGAN ULAMA PEMBELA NKRI

ISTIGHOTSAH MALAM HARI SANTRI AJANG RENUNGAN PERJUANGAN ULAMA PEMBELA NKRI

(Jum'at Malam, 21/10/22) Ratusan jama'ah Nahdliyin berkumpul di Masjid Quba PCNU Kota Madiun untuk mengikuti kegiatan Istighotsah dalam rangka Hari Santri Nasional 2022. Meskipun cuaca di kota pendekar sedari sore hari diguyur hujan tak menyurutkan semangat untuk hadir acara yang diagendakan setahun sekali ini. 


Acara yang dihadiri oleh Walikota dan jajaran Forkopimda ini diawali dengan Pembacaan Istighotsah yang dipimpin oleh KH. Fuad Hariri, Mustasyar PCNU Kota Madiun. Para jama'ah pun khusyuk dan khidmat dalam membaca bacaan yang berisikan Kalimat Thoyyibah itu. 


Selepas pembacaan istighotsah, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan WR. Supratman dan Mars Syubbanul Wathon karya KH. Abdul Wahab Chasbullah guna memupuk rasa cinta tanah air. 


Selepas itu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, yang mana pada sambutan pertama disampaikan oleh Gus Muhammad Zainul Abidin, S.Th.I, Wakil Ketua PCNU Kota Madiun. Beliau mengatakan, "Syukur rasanya pada malam hari ini, Santri, Ulama dan Umara dapat duduk bersama. Dan ini mengenang apa yang telah dilakukan dulu oleh para Kiai, Santri dan pemimpin bangsa tatkala mempertahankan kemerdekaan yang pada puncaknya yaitu peristiwa 10 November 1945."


Dan pada yang kedua sekaligus yang terakhir disampaikan oleh Bapak Walikota, Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd. Orang nomor satu di kota pendekar ini berpesan, "Tahun-tahun ini merupakan tahun reses disebabkan kenaikan harga bahan pangan. Maka dari itu, para santri yang terbiasa untuk tirakat atau hidup sederhana sebaiknya terus meneruskan budaya agar mengkonsumsi atau membeli apa yang dibutuhkan." Dan beliau juga berpesan agar para santri untuk tetap kepada gurunya yakni para Kiai, karena ketawadhuan itulah yang membedakan santri dengan yang bukan santri. Dan ketawadhuan itulah yang dapat membawa seseorang mengalahkan segala pelik keadaan.


Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipandu oleh KH. Syamsul Ma'arif, Rais Syuriyah PCNU Kota Madiun dan diakhiri dengan pemotongan tumpeng serta 'mayoran' yang dinantikan oleh para jama'ah semua. 


Kontributor : Haris Saputro

Fotografer : M. Aziiz Eka

Saturday, October 15, 2022

ZIARAH MUASSIS NU KOTA MADIUN PERTANDA RANGKAIAN HARI SANTRI NASIONAL 2022 SIAP DIMULAI

ZIARAH MUASSIS NU KOTA MADIUN PERTANDA RANGKAIAN HARI SANTRI NASIONAL 2022 SIAP DIMULAI

(Ahad Kliwon, 16/10/22) Semerbak mentari yang disirami embun pagi menjadi pengantar dalam rangkaian acara dalam peringatan Hari Santri Nasional 2022 yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Madiun kali ini. Terhitung hingga 50 orang jama'ah lebih berkumpul di pelataran kantor PCNU Kota Madiun yang hendak akan mengikuti Ziarah Muassis NU Kota Madiun. 


Tepat pukul enam lewat tiga puluh menit waktu Indonesia bagian barat seluruh peserta mulai dari kalangan remaja hingga 'manula' bersiap menuju ke tujuan pertama ziarah yaitu Makam KH. Muchsin Al Qurbi yang berada di Ponpes Riyadlul Jannah, Jl. Jambu, Kejuron Kota Madiun. Setibanya di lokasi para jama'ah langsung bersimpuh di areal makam untuk bertawassul kepada Shohibul Makam yang dipimpin oleh H. Ridwan selaku Ketua Panitia HSN 2022 PCNU Kota Madiun.


Berlanjut ke tujuan kedua, iring-iringan jamaah yang dikawal oleh Barisan Ansor Serbaguna (red: Banser) ini menuju Makam KH. Mahfudz di Ponpes Al Hudaa, Jl. Trengguli, Oro-oro Ombo Kota Madiun. Sesampainya di lokasi peserta menghadap ke makam untuk memulai ziarah yang dipimpin oleh H. Garjito jajaran Rais Syuriyah PCNU Kota Madiun. 


Berlabuh menuju tujuan ketiga yakni makam KH. Rodly Effendi di Ponpes Al Huda Gading, Manguharjo Kota Madiun. Pada ritual ziarah kali ini dipimpin langsung oleh Gus Muhammad Shoim, Pengasuh Pondok setempat dan juga putra mantu KH. Syamsul Ma'arif, Rais Syuriyah PCNU Kota Madiun. 


Selanjutnya, semua peserta ziarah bergegas menuju komplek Pesarean Ponpes Al Mujaddadiyyah Demangan Kota Madiun yang mana di sana ada makam Romo Yai Izzuddin, KH. Moch. Baihaqi Izzuddin dan KH. Izzul Mutho' Izzuddin. Di lokasi terakhir kali ini ziarah dipimpin langsung oleh KH. Agus Nawawi, pengasuh pondok setempat. 

Setelah semua tujuan ziarah telah dikunjungi  para jama'ah menuju ke MI Tahfidzul Qur'an Ma'arif NU Kota Madiun yang mana di sana juga ada berbagai macam bakti sosial antara lain Donor Darah, Cek Kesehatan, Cek Mata, Ruqyah Aswaja dan Potong Rambut Gratis yang diadakan hasil kolaborasi berbagai lembaga dan banom yang ada di PCNU Kota Madiun. 


"Alhamdulillah, kegiatan ziarah muassis NU kali ini berjalan dengan lancar yang mana ini merupakan awal dari rangkaian acara HSN 2022 dan semoga agenda-agenda kedepan yang masih menyongsong Peringatan Hari Santri Nasional 2022 dapat berjalan dengan baik." H. Ridwan, Ketua Panitia HSN 2022 PCNU Kota Madiun


Kontributor : Haris Saputro

Fotografer : M. Aziiz Eka

Wednesday, October 5, 2022

GAUNGKAN KRITIK SOSIAL LEWAT SENI, KOMIKUS ASAL MADIUN INI BANYAK RAIH PENGHARGAAN

GAUNGKAN KRITIK SOSIAL LEWAT SENI, KOMIKUS ASAL MADIUN INI BANYAK RAIH PENGHARGAAN

Mengenal sosok Aji Prasetyo, seniman yang digandrungi dengan deretan prestasi


Aji Prasetyo atau yang akrab dipanggil mas Aji ini merupakan salah satu tokoh yang lahir di Pasuruan, dan menghabiskan waktu untuk bersekolah SD, SMP, dan SMA di Madiun.


Mas Aji juga pernah menjadi salah satu anggota Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin (Lesbumi) Nahdlatul Ulama. Jejak Mas Aji rupanya tidak sim salabim langsung jadi begitu saja, melainkan telah melewati beberapa kisah yang cukup menggerakkan hati.


Salah satu hal yang selalu dikenang oleh Mas Aji adalah menjadi Founder Komunitas Forum Rembug Tjangkir13, salah satu ruang diskusi yang melibatkan banyak anak muda baik dari santri maupun mahasiswa.


Komunitas tersebut bermula saat Mas Aji membuka warung kopi (warkop) di Malang, dengan nuansa angkringan, bukan kafe. Warkop tersebut tentu juga masih kental dengan kultur Madiun yang kota asal bertumbuh kembang, sehingga banyak dari kalangan pemuda yang mampir untuk sekadar minum kopi.


Bagi sesama pengunjung warkop, ternyata muncul pembicaraan yang searah di meja panjang dan saling duduk berdampingan.


Mas Aji sebagai pemilik Warkop pun juga sangat senang, sebab terdapat nuansa berbeda dari warung kopi yang selama ini ditemuinya.


Obrolan sesama pengunjung yang notabene adalah kaula muda tersebut rupanya dinamis dan kontinyu. Dimana selalu ada hal baru yang dibahas oleh para anak muda, sehingga Mas Aji juga ikut larut dan andil dalam pembahasan mereka.


Bahkan, melalui obrolan di warkop tersebutlah akhirnya sering muncul gagasan baru, diskusi terkait isu-isu sosial terkini, dan bahkan mengarah pada gerakan nyata para pemuda dalam merespons gejala yang muncul di masyarakat.


Maka tercetuslah sebuah komunitas yang kemudian disebut dengan Komunitas Forum Rembuk Tjangkir13, yang disepakati dibentuk pada tanggal 13 September 2013. Komunitas ini juga sudah banyak menunjukkan aksi dan kiprahnya untuk masyarakat, seperti gerakan Resik Sampah Virtual di Malang.


“Berawal dari gagasan teman-teman, kita datang ke kantor Satpol PP, dan bahkan pihak sana juga ikut mengawal kita, mencabut spanduk yang memang isinya mengganggu kerukunan masyarakat sekitar,” ujar Mas Aji, saat dihubungi tim warta LTN NU Kota Madiun.


Mas Aji juga menjelaskan bahwa Forum Rembug ini bebas diikuti oleh siapa saja, bahkan ada beberapa organisasi mahasiswa yang mengadakan diskusi bersama di warkop tersebut.


Namun, sekarang warkop milik Mas Aji sudah ditutup dan anggota forum rembug juga sudah melanjutkan langkahnya dalam menempuh impian masing-masing.


Di sisi lain, ada banyak prestasi yang ditorehkan oleh mas Aji, khususnya di bidang seni. Mas Aji lebih dikenal sebagai sosok seniman yang mendalami bidang komik sebagai medianya.


Sudah ada berbagai macam komik sebagai karya Mas Aji yang turut menghantarkannya ke berbagai negara dan juga menorehkan prestasi yang luar biasa.


Sebagai contoh yaitu Mas Aji pertama kali membuat komik opini/kritik sosial sejak tahun 2007, bahkan juga menjadi peserta Workshop Komik bersama komikus Perancis Stephanne Hauet pada tahun 2008.


Pada tahun 2010, Mas Aji juga terpilih sebagai penulis yang direkrut oleh British Council untuk menggarap "Mystery of Batavia".


Selanjutnya pada tahun 2012 juga Mas Aji juga menjadi kandidat peserta Santorini Biennale Art Festival di Yunani. 


Mas Aji juga menjadi Pemenang 3rd Silver Winner di Kompetisi Komik Indonesia (Harimau dari Madiun) pada tahun 2013.


Bahkan melalui karyanya, Mas Aji juga banyak menghadiri event-event nasional hingga internasional.


Dari kisah Mas Aji tersebut kiranya bisa dipahami bahwa melalui literasi yang dituangkan dalam bentuk seni, sebagaimana yang ditekuni oleh Mas Aji yaitu komik, bisa menjadikan seseorang menyala. 


Melalui karyanya, Mas Aji mampu menginspirasi banyak orang termasuk para pemuda masa kini. Komik menjadi salah satu media yang bisa disuguhkan dalam memberikan kritik sosial dan informasi mendalam. 


Untuk bisa mengakses karya Mas Aji, maka bisa klik laman resmi www.karyakarsa.com/ajiprasetyo.


Kontributor : Intan Gandhini

Editor : Haris Saputro

Thursday, September 29, 2022

Mahallul Qiyam

Mahallul Qiyam

Diceritakan oleh as-Sayyid ‘Alawi al-Maliki, bahwasanya ayahnya as-Sayyid ‘Abbas al-Maliki memberitahukan: bahwa dia (Sayyid ‘Abbas) telah menghadiri sambutan Maulid Nabi SAW di Malam Maulidnya Nabi SAW di Baitul Maqdis. Di dalam majelis itu dibacakanlah Maulid al-Barzanji.

Tiba-tiba ada seorang lelaki yang beruban berdiri dengan penuh adab dari awal hingga akhir majelis. Tatkala beliau bertanya mengapa dia berdiri sedangkan usianya telah lanjut, maka dia menjawab:

“Sesungguhnya dahulu aku tidak berdiri ketika disebut tentang kelahiran Nabi SAW, dan aku berkeyakinan bahwa Maulid adalah bid’ah yang sesat.”


Kemudian di satu malam dia bermimpi, dalam mimpinya dia beserta dengan para jama’ah (yang membaca Maulid) bersiap untuk menyambut Rasulullah SAW.


Maka tatkala datang kepada mereka Rasulullah SAW yang mempunyai rupa paras bak bulan purnama, mereka lalu berdiri untuk menyambut beliau SAW, namun dia tidak mampu untuk berdiri. Lantas berkatalah Baginda Rasulullah SAW kepada lelaki yang tidak mau berdiri ketika membaca maulid tersebut:

“Engkau tidak akan mampu untuk berdiri.”


Setelah mengalami mimpi itu dan bangun dari tidurnya, ia dapati tubuhnya dalam keadaan lumpuh dan keadaannya itu tidak berubah selama setahun.


Maka dia bernadzar, seandainya Allah menyembuhkannya dari penyakitnya itu, dia akan berdiri dari awal pembacaan Maulid hingga ke penghujungnya. Maka Allah menyembuhkan dia dari penyakitnya itu.


Dan setelah itu dia senantiasa berdiri tatkala dibacakan Maulid untuk memenuhi janji nadzarnya tersebut demi memuliakan Rasulullah SAW.


Allahu Akbar…


Wednesday, September 28, 2022

AWAS DENGAN TUJUH ANAK KETURUNAN IBLIS INI!!!

AWAS DENGAN TUJUH ANAK KETURUNAN IBLIS INI!!!

Di dalam salah satu kitab yang disebutkan oleh Imam Mujahid bahwa Iblis memiliki tujuh anak keturunan yang memiliki tugas, fungsi dan peranan dalam menyesatkan anak Adam (manusia):

Pertama, Sauth bertugas menyebarkan berita-berita dusta (hoax) lewat lisan bahkan sekarang hanya dengan jari-jemari saja sehingga tidak bisa diketemukan berita yang sebenarnya.


~Dan mirisnya sekarang menjadi hal ini menjadi lumrah di samping karena banyak media yang hanya profit oriented tanpa adanya tanggung jawab moral dari apa yang mereka sebarkan dan juga masyarakat kita juga kurang cerdas dalam memilah serta memilih informasi yang beredar.~


Kedua, Dasim bertugas merusak keharmonisan rumah tangga sehingga menimbulkan adanya pertikaian di dalamnya. Sampai-sampai Kanjeng Nabi SAW bersabda yang artinya, "Terangilah rumah-rumahmu dengan shalat dan bacaan Al-Qur'an." Hal itu bermaksud membentengi rumah dari setan dan membuat suasana sejuk di dalam rumah dengan ibadah kepada Allah SWT.


Ketiga, Zallanbur bertugas menggoda manusia penghuni pasar dalam transaksi jual beli dengan menyuruh untuk melakukan kedustaan, penipuan, memuji-muji barang dagangan, mencurangi timbangan dan bersumpah palsu. 


Keempat, A'war bertugas untuk meningkatkan syahwat pada kemaluan baik pria maupun wanita. Biasanya iblis jenis ini banyak menggoda kaum hawa (wanita) dengan membisikkan bagaimana cara berjalan agar diperhatikan lawan jenis. 


Kelima, Hanzab bertugas untuk menggoda orang yang tengah menunaikan ibadah shalat. 


Keenam, Walhan bertugas untuk membuat manusia menjadi was-was (ragu) ketika beribadah kepada Allah SWT. 


Ketujuh, Sabru bertugas untuk menggoda manusia yang sedang tertimpa musibah agar yang bersangkutan bertindak di luar batas seperti berteriak histeris, dan juga membuat semakin kecewa dengan musibah yang menimpanya.


Wallahu a'lam bish shawab

*Dikutip dari Pengajian Kitab Al Hikam bersama KH. Agus Mushoffa Izz*

Tuesday, September 27, 2022

DALIL-DALIL AKURAT MAULID NABI

DALIL-DALIL AKURAT MAULID NABI

Di antara tradisi keagamaan yang dilakukan oleh mayoritas ummat Islam di dunia adalah merayakan hari kelahiran Nabi SAW pada bulan Rabiul Awal. Perayaan hari kelahiran atau Maulid Nabi SAW baru terjadi pada permulaan abad keenam Hijriah. Para sejarawan bersepakat bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan ini adalah Raja Irbil di Iraq, yang dikenal alim, bertakwa dan pemberani, yaitu Raja al-Muzhaffar Abu Sa'id Kaukabri bin Zainuddin Ali Buktikin (w. 630H/ 1232 M). Para ulama dari kalangan sufi, fuqaha dan ahli hadits menilai perayaan Maulid ini termasuk bid'ah hasanah, yang dapat memberikan pahala bagi yang melakukannya. Terdapat sekian banyak dalil bagi perayaan Maulid. 



Dalil Pertama

Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an:

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." [QS. al-Anbiya': 107]


Rasulullah SAW bersabda:

إنما أنا رحمة مهداة. 

"Aku hanyalah rahmat yang dihadiahkan."


Berdasarkan hadits ini, Rasulullah SAW adalah ar-rahmat al-'udzhma (rahmat yang paling agung) yang dilimpahkan Allah bagi ummat manusia. Sedangkan Allah SWT telah memerintahkan kita untuk merayakan lahirnya rahmat itu. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟

Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira." [QS. Yunus: 58]


Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini sebagai berikut, "Dengan karunia Allah (yaitu ilmu) dan rahmat-Nya (yaitu Muhammad SAW), hendaklah dengan itu mereka bergembira." Ini berarti bahwa merayakan acara Maulid termasuk mengamalkan perintah dalam ayat ini. 


Dalil Kedua

Allah SWT juga berfirman:

وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَ ۚ 

"Dan semua kisah dari Rasul-Rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu." [QS. Hud: 120]


Ayat ini menegaskan bahwa penyajian kisah-kisah para Rasul dalam Al-Qur'an bertujuan untuk meneguhkan hati Nabi SAW. Tentu saja kita yang dha'if ini lebih membutuhkan peneguhan hati daripada beliau SAW, melalui penyajian sirah dan biografi beliau SAW. 


Dalil Ketiga

Allah SWT berfirman:

قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنكَ ۖ وَٱرْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِين

"Isa putra Maryam berdoa: " Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau. Berilah kami rezeki, dan Engkaulah Pemberi Rezeki yang paling utama." [QS. Al-Ma'idah: 114]


Dalam ayat ini ditegaskan bahwa turunnya hidangan dianggap sebagai hari raya bagi orang-orang yang bersama Nabi Isa dan orang-orang yang datang sesudah beliau di muka bumi agar dengannya mereka dapat mengekspresikan kegembiraan. Tentu saja lahirnya Rasulullah SAW sebagai ar-rahmat al-'udzhma lebih layak kita rayakan dengan penuh suka cita daripada hidangan itu. 


Dalil Keempat

Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an:

وَذَكِّرْهُم بِأَيَّىٰمِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

"Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur." [QS. Ibrahim: 5]


Pada ayat di atas terdapat perintah mengingatkan manusia tentang hari-hari Allah, maksudnya hari-hari di mana Allah melimpahkan kenikmatan kepada mereka, sesuai penafsiran ulama salaf. Hari-hari besar Islam seperti Maulid, Isra' dan Mi'raj, Tahun Baru Islam, Nuzulul Qur'an dan lain-lain merupakan realisasi dari ayat ini, yakni peringatan tentang kenikmatan yang dilimpahkan oleh Allah pada hari itu. 


Dalil Kelima

Di sisi lain, pada dasarnya acara Maulid Nabi SAW merupakan perkumpulan untuk berdzikir kepada Allah dan mensyukuri nikmat besar berupa Rasulullah SAW yang dianugerahkan kepada kita. Ini sesuai dengan hadits, 

عن أبي سعيد الخدري قال: قال معاوية: إن رسول الله خرج على حلقة يعني من أصحابه فقال: ((ما أجلسكم؟)) قالوا: جلسنا ندعو الله ونحمده على ما هدانا لدينه، ومن علين بك، قال: ((الله ما أجلسكم إلا ذلك؟)) قالوا: آلله ما أجلسنا إلا ذلك، قال: ((أما إني لم أستحلفكم تهمة لكم، وإنما أتاني جبريل فأخبرني أن الله يباهي بكم الملائكة)). 

Dari Abu Sa'id al-Khudri, "Mu'awiyah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW keluar pada suatu perkumpulan sebagian sahabatnya dan bersabda, "Apa yang mendorong kalian berkumpul?" Mereka berkata, "Kami duduk untuk berdoa kepada Allah, memuji-Nya karena telah melimpahkan hidayah kepada kami pada agama-Nya dan menganugerahkan engkau kepada kami." Nabi SAW bersabda, "Demi Allah, hanya itu yang mendorong kalian duduk bersama?" Mereka berkata, "Demi Allah, hanya itulah yang mendorong kami duduk bersama." Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya wku menyumpah kalian bukan karena curiga pada kalian. Akan tetapi Jibril datang kepadaku dan mengabarkan bahwa Allah membanggakan kalian kepada para malaikat."


Hadits di atas memberikan beberapa pesan penting:

Pertama, para sahabat berkumpul karena inisiatif mereka, tanpa ada perintah atau anjuran sebelumnya dari Nabi SAW. Karena itu Nabi SAW menanyakan perkumpulan tadi. 


Kedua, ketika ditanya oleh Nabi SAW tentang tujuan mereka berkumpul, ternyata tujuannya untuk berdoa kepada Allah dan memuji kepada-Nya karena nikmat agama Islam yang dilimpahkan Allah kepada mereka. 


Ketiga, mereka berkumpul juga karena memuji kepada Allah karena telah menganugerahkan Rasulullah SAW kepada mereka. Perayaan Maulid Nabi SAW juga bertujuan mensyukuri nikmat Allah yang luar biasa besarnya, yaitu datangnya Rasulullah SAW kepada kita. 


Keempat, berarti acara Maulid masuk dalam hadits di atas, yaitu perkumpulan yang dibanggakan oleh Allah SWT kepada para malaikat, karena isinya merayakan dan mensyukuri kehadiran Rasulullah SAW ke muka bumi sebagai nikmat dan rahmat Allah SWT yang paling besar. 


Dalil Keenam

Hadits Abu Qatadah al-Anshari, 

عن أبي قتادة الأنصاري، أن رسول الله سئل عن صوم يوم الاثنين؟ قال: ذاك يوم ولدت فيه، ويوم بعثت أو أنزل علي فيه. 

Dari Abu Qatadah al-Anshari, "Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa pada hari Senin (yang selalu beliau lakukan). Beliau bersabda, "Itu hari aku dilahirkan dan hari aku diutus atau wahyu diturunkan kepadaku."


Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW selalu berpuasa pada hari Senin karena merayakan dan mensyukuri nikmat Allah pads hari itu sebagai hari kelahiran dan hari diangkatnya beliau sebagai Nabi SAW. Hadits ini menjadi dalil anjuran merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan berpuasa. Sedangkan ibadah-ibadah lain seperti shalat, sedekah, dan dzikir bersama seperti yang ada dalam acara Maulid, dianalogikan dengan puasa karena sama-sama mendekatkan seseorang kepada Allah SWT. 


Dalil Ketujuh

Hadits Ibnu Abbas, 

عن ابن عباس، أن النبي، لما قدم المدينة، وجدهم يصومون يوما، يعني عاشوراء، فقالوا: هذا يوم عظيم، وهو يوم نجى الله فيه موسى، وأغرق آل فرعون، فصام موسى شكرا لله، فقال ((أنا أولى بموسى منهم)) فصامه وأمر بصيامه. 

Dari Ibnu Abbas, "Ketika Nabi SAW datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Nabi SAW bertanya, "Ada apa ini mereka berpuasa?" Mereka menjawab, "Ini hari yang agung. Hari di mana Allah selamatkan Nabi Musa dan Allah tenggelamkan Fir'aun. Maka Muss berpuasa karena bersyukur kepada Allah." Nabi SAW bersabda, "Aku lebih berhak mensyukuri Musa daripada mereka." Maka Nabi SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat berpuasa."


Hadits di atas menjelaskan bahwa selamatnya Nabi Musa merupakan kenikmatan yang dianjurkan untuk kita rayakan dan syukuri. Ini berarti bahwa kelahiran Rasulullah SAW lebih layak untuk dirayakan dan disyukuri, karena derajat Rasulullah SAW yang melebihi para nabi dan seluruh makhluk lainnya. Oleh karena itu, menurut al-Hafizh Ibnu Hajar, hadits di atas mengandung pesan penting berkaitan dengan perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu anjuran bersyukur kepada Allah pada hari di mana kenikmatan dilimpahkan dan diulang-ulang setiap kali hari itu tiba. Bersyukur bisa dilakukan dengan berpuasa, membaca Al-Qur'an, bersedekah dan aneka ragam ibadah lainnya. Semua ini seperti yang dilakukan dalam acara Maulid Nabi SAW. 


Wallahu a'lam bish shawab

Monday, September 26, 2022

LIMA HAL YANG HARUS DIPENUHI WANITA SEBELUM BERANGKAT KE MAJELIS

LIMA HAL YANG HARUS DIPENUHI WANITA SEBELUM BERANGKAT KE MAJELIS

Di bulan Rabi'ul Awal ini atau yang kerap disebut dengan Bulan Maulid, banyak sekali majelis entah itu majelis shalawat ataupun pengajian umum yang diselenggarakan guna untuk menghormati hari kelahiran manusia yang mulia yakni Nabi Muhammad SAW.


Memang hal yang lumrah di manapun ada majelis pasti yang mendominasi ialah kaum hawa atau jama'ah putri dari segala usia, baik yang masih kanak-kanak hingga yang sudah 'menjanda'.


Tapi perlu diketahui ternyata ada hal lima hal yang harus diperhatikan oleh para wanita sebelum berangkat menuju suatu majelis. Apa sajakah itu? Ini kami utarakan dari penjelasan Gus Muhammad Shoim saat Pengajian Ahad Pagi beberapa waktu yang lalu:



Pertama, sebenarnya para wanita ketika keluar rumah guna menghadiri suatu majelis dilarang memakai wangi-wangian atau parfum. 


Kedua, jika mengenakan pakaian untuk hadir ke suatu majelis hendaknya memakai busana yang sederhana dan tidak mencolok. 


Ketiga, ketika sesampainya di suatu majelis diharapkan para wanita untuk tidak banyak polah tingkah yang akhirnya menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian. 


Keempat, untuk para wanita yang berparas cantik untuk tidak sering hadir ke suatu majelis. Kalaupun hadir suatu majelis tetap menjaga agar tidak terkena 'ain (pandangan kagum atau takjub) dari lawan jenis. 


Dan yang kelima, untuk para wanita yang telah bersuami hendaknya kita akan menghadiri suatu majelis meminta izin kepada sang suami terlebih dahulu. 


Semua hal di atas itu sejatinya untuk tetap menjaga muruah wanita sendiri dan agar tidak menimbulkan fitnah serta tetap mensucikan niatnya di kala hendak ingin menghadiri suatu majelis. 


Wallahu a'lam bish showab

Saturday, September 24, 2022

Gus Nadhif: Putra Asli Kota Pendekar Bawa Pencak Silat ke Belanda

Gus Nadhif: Putra Asli Kota Pendekar Bawa Pencak Silat ke Belanda

NU Kota Madiun – Nadhif Muhammad Mumtaz tau yang akrab disapa Gus Nadhif ini merupakan salah satu putra dari Mustasyar PCNU Kota Madiun yaitu KH. Fuad Hariri. 


Gus Nadhif menjadi salah satu sosok pemuda yang layak diberi slogan “Yang Muda Yang Berkarya”, bagaimana tidak? Pria yang lahir pada tahun 1995 ini sudah banyak mengantongi karya di usia yang terbilang masih cukup muda.


Gus Nadhif yang tercatat sebagai alumni Pondok Pesantren Tambakberas Jombang ini juga menjadi salah satu alumni Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim Malang pada tahun 2018. Tidak cukup disitu, Gus Nadhif juga melanjutkan proses belajar ke jenjang S2 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus pada tahun 2021.


Dikenal sebagai mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi, pada kenyataannya Gus Nadhif juga masih tetap berprestasi. Beliau berhasil meraih penghargaan sebagai mahasiswa lulusan terbaik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2021 lalu.


“Jurusan yang Saya ambil di UIN Jakarta ini terkenal cukup sulit, sebab tahapan yang dilalui seperti ujian proposal, WIP 1, WIP 2, ujian pendahuluan, dan baru kemudian promosi tesis,” ujar Gus Nadhif, saat dihubungi oleh tim warta NU Kota Madiun.


Salah satu hal yang terbilang cukup unik dari sosok yang mengidolakan Prof. Dr. H. Abudin Nata ini adalah beliau merupakan mahasiswa yang rajin.

“Saya tidak pinter juga, hanya beruntung dan memang tergolong rajin,” imbuhnya.


Pada masa mengembara—begitulah kiranya istilah yang kami gunakan untuk menggambarkan suatu proses—yang Gus Nadhif jalani sejak berkuliah di UIN Malik Ibrahim Malang, ada banyak prestasi yang telah didapatkan. Seperti menjadi Ketua UKM Lembaga Kajian, Penelitian, dan Pengembangan Mahasiswa UIN Malang, Ketua Association of International Class Program, bahkan menjadi Ketua Pencak Silat di ranah Perguruan Tinggi.


Hal itu membuktikan bahwa kiprah Gus Nadhif dalam berproses benar-benar matang melalui beberapa organisasi tersebut. Dan jangan salah, pada jenjang S2 ternyata “pengembaraan” Gus Nadhif masih terus berlanjut.


Bagaimana tidak, Gus Nadhif berhasil mengikuti konferensi artikel dan pernah mempresentasikannya pada event “3rd Biennial International Conference”, dan artikel yang dipresentasikan Gus Nadhif adalah berjudul “Mutual Supporting Between Islamic Law and Customary Law.”


Dalam tulisannya, Gus Nadhif mengangkat dua Perguruan Pencak Silat yang merupakan budaya lokal untuk dipaparkan ke Negeri Kincir Angin itu, yaitu Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang digali informasinya langsung dari suwargi Romo Yai Agus Sunyoto di Malang, yang mewakili Perguruan di bawah naungan ormas Islam dan juga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang digelutinya sedari Tsanawiyah tatkala mondok, yang mewakili Perguruan bukan naungan ormas Islam. 


Gus Nadhif ingin menggambarkan bahwasanya Hukum Islam dengan Hukum Adat ternyata bisa jalan seiringan dan tidak berat sebelah. Keinginan untuk menyempurnakan teori dari  Dr. Snouck Hurgronje yang menganggap Hukum Adat di atas Hukum Agama dan juga teori dari Prof. Sayuti yang menilai Hukum Agama lebih utama dibandingkan Hukum Adat jadi modal Gus Nadhif untuk bisa menulis karya ilmiah tersebut. 

Gus Nadhif menceritakan pada acara yang digelar saat musim semi itu juga dihadiri oleh Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) serta Prof. Dr.Phil. Sahiron, M.A. Guru Besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga yang bertindak sebagai Keynote Speaker. 


Selain tulisan abstrak yang akhirnya bisa mengantarkannya untuk mengikuti agenda itu juga banyak tulisan Gus Nadhif yang terbit pada beberapa jurnal, dan bahkan beliau juga menulis dua buku yang berjudul Guru Ideal dan Jurang. Gus Nadhif sendiri berpendapat jika kita punya ilmu dari hasil belajar maka ada tuntutan untuk mengamalkannya nah salah satunya adalah dengan cara menulis dengan harapan bisa bermanfaat kepada orang lain. 


Dari jejak tersebut kiranya mampu diartikan bahwa Gus Nadhif memang menekuni bidang literasi, salah satu hal yang bagi sebagian orang dianggap sulit dan menakutkan. Melalui karya dan tulisan Gus Nadhif, setidaknya ada fakta bahwa skill menulis memang ada dan bahkan dibutuhkan di era saat ini.

“Mayoritas orang akan merasa takut tulisannya tidak berkualitas, dan persoalan takut untuk menulis adalah problem terbesar. Menurut saya, tidak masalah jika tulisan kita dikritik, sebab jika menilik dalam dunia filsafat maka tidak ada kata salah dan benar. Semua berdialektika untuk menuju kesempurnaan,” tegasnya.


Ketekunannya dalam bidang literasi dan juga pendidikan rupanya membawa Gus Nadhif tiba pada jenjang pendidikan S3.


Beliau melanjutkan studi di UIII (Universitas Islam Internasional Indonesia) sekaligus menjadi dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo.


Gus Nadhif, satu cahaya yang mulai bersinar dari Kota Madiun, memberikan letupan semangat bagi generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) untuk tetap berproses dan belajar, agar kelak turut memperjuangkan NU dimanapun berada.

Semoga.***

Kontributor : Intan Gandhini

Editor : Haris Saputro

Thursday, September 22, 2022

Alissa Wahid, Hidupkan Semangat Toleransi Melalui Gerakan Moderasi Beragama

Alissa Wahid, Hidupkan Semangat Toleransi Melalui Gerakan Moderasi Beragama

Alissa Wahid merupakan seorang putri sulung dari Gusdur dan saat ini menjadi sosok pencetus jaringan Gusdurian Indonesia.


Pada agenda seminar internasional dalam rangkaian "The 3rd International Conference Islamic Studies (ICIS) 2022", Alissa Wahid memaparkan beberapa hal dalam agenda yang diadakan oleh Rumah Jurnal IAIN Ponorogo tersebut. 


Dengan berlokasi di Graha Watoe Dhakon, Alissa Wahid menjelaskan betapa pentingnya memahami moderasi beragama khususnya untuk para generasi muda. 


Moderasi beragama kini bukan hanya sebatas jargon semata, tetapi memiliki makna yang jauh lebih dalam dari itu. Bahkan, Alissa Wahid memaparkan beberapa hal yang menjadi tantangan dari adanya moderasi beragama ini. 


Dengan tema besar "Contestation of Religius Moderation in Contemporary Muslim Society" dalam seminar tersebut, Alissa Wahid tidak lupa menjelaskan apa yang menjadi harapannya untuk generasi emas mendatang. 


"Urgensi moderasi beragama menurut Kemenag ada 3, yaitu berkembangnya cara pandang dan sikap dalam beragama, berkembangnya klaim kebenaran dan pemaksaan klaim tersebut, dan berkembangnya senangat beragama yang tidak selaras dengan identitas bangsabangsa," kata Alissa Wahid. 


Moderasi beragama bisa digalakkan salah satunya adalah melalui masifisme media sosial. Hal tersebut tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab para pemilik akun bercentang biru saja, melainkan juga urusan kita semua. 




Generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran cukup penting dalam perkembangan moderasi beragama, sebab yang muda yang mampu memperjuangkan perannya. 


Bahkan, Alissa Wahid tidak lupa menjelaskan dengan adanya moderasi beragama ini kelak akan mampu menjadi salah satu kunci kedamaian antar umat beragama, khususnya di Indonesia. 


"Ini bukan hanya sekadar kepedulian, tetapi ini panggilan bagi kita. Corak keislaman seperti apa yang akan kita tunjukkan pada dunia, Indonesia adalah kabar baik bagi peradaban islam dan peradaban dunia," ujar Alissa Wahid. 


Moderasi beragama kiranya mampu menjadi salah satu hal yang harus terus dihidupkan, digerakkan, dan ditumbuhkan. 


Bukan hanya karena hari ini seluruh generasi muda dituntut perannya, tetapi ini adalah sebuah goals untuk perkembangan dan kemaslahatan Nahdlatul Ulama kedepannya. 


Moderasi beragama harus terus disuarakan, melalui media sosial, website, dan beberapa tulisan yang bisa hidup sampai kapan saja. 


Kelak, moderasi beragama akan mampu dijadikan senjata untuk terus menghargai perbedaan dan mewujudkan keadilan agar mampu mencapai kedamaian. 


Semoga.***


📝 : Intan Gandhini

Wednesday, September 21, 2022

Lewat ‘BARBERKU’, LKKNU Kota Madiun Tumbuhkan Sikap Dermawan dan Pupuk Kepedulian

Lewat ‘BARBERKU’, LKKNU Kota Madiun Tumbuhkan Sikap Dermawan dan Pupuk Kepedulian

Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kota Madiun luncurkan program kepedulian sesama dengan branding ‘BARBERKU’ atau dengan kepanjangan Barang Bekas Berkualtas.

Program ini digagas oleh tim LKKNU Kota Madiun dan merupakan hasil musyawarah bersama untuk merumuskan program yang bisa dijalankan.

Eliyyi Akbar, selaku Ketua LKKNU Kota Madiun, saat dihubungi oleh tim LTNNU Kota Madiun, pada Rabu, 21 September 2022, menjelaskan awal mula adanya program tersebut. Pihaknya menerangkan bahwa program tersebut memang buah pemikiran dari tim LKKNU.

“Bukan, gagasan ini bukan dari saya pribadi, tapi hasil dari musyawarah sahabat-sahabat LKKNU Kota Madiun. Awal mulanya program ini dicanangkan dengan melihat fenomena keresahan keluarga yang bingung membuang barang-barang yang tidak terpakai, sehingga kami menginisiasi program sedekah barang kayak pakai dan barang bekas,” ujar Eliyyi Akbar.

Program yang digadang sebagai salah satu kegiatan maslahah ini, rupanya memiliki nilai filosofis yang mendalam sehingga sangat tepat dijalankan khususnya di Kota Madiun.

“Selain itu, program ini dibuat sebagai bentuk peningkatan sedekah. Shodaqoh tidak harus berupa uang, tapi barang bekas pun boleh. Kami menerima kardus, botol Aqua, gelas Aqua, koran, majalah, buku serta barang yang berjubel di lemari seperti sovenir yang over banyak,” jelas Eliyyi Akbar.

Perlu diketahui, program yang digagas sejak tanggal 16 oktober 2021 ini ternyata memiliki tujuan yang cukup serius.

Bahkan Eliyyi Akbar juga menjelaskan adanya program ‘Barberku’ ini akan mampu berdampak kepada masyarakat dan juga kepada Nahdlatul Ulama (NU) itu sendiri.

“Program ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian organisasi dalam penyelenggaraan semua kegiatan. Hasil dari ‘Barberku’ akan kembali kepada keluarga NU juga seperti santunan atau pemberian bantuan kepada keluarga yang membutuhkan. Jadi prinsipnya, dari NU dan untuk NU,” kata Eliyyi Akbar .

Meski termasuk program yang jarang ditemui di Banom NU yang lain, ‘Barberku’ ternyata mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat.

“Ternyata program ini sangat luar biasa mendapatkan antusias dari masyarakat. banyak yang memberikan barang bekas seperti televisi, baju sangat layak pakai, sound, dan lainnya,” imbuhnya.

Setelah semua barang bekas berkualitas tersebut terkumpul, maka tim LKKNU akan membuka bazar untuk kemudian menjualnya dengan harga seikhlasnya.



“Baju layak pakai ini di bazarkan dengan harga seikhlasnya, barang bekas lainnya juga dijual kembali dan hasilnya disalurkan kepada anak-anak yatim, piatu, yatim piatu serta anak yang memang membutuhkan,” pungkasnya.***

📝 Intan Gandhini

Tuesday, September 20, 2022

BERIKAN JABATAN PADA AHLINYA

BERIKAN JABATAN PADA AHLINYA

Kepemimpinan adalah amanah, sehingga orang yang menjadi pemimpin berarti ia tengah memikul amanah. Dengan demikian tugas menjadi pemimpin itu berat, sehingga sudah sewajarnya jika yang menjadi pemimpin itu orang-orang yang cakap dalam bidangnya. Kalau orang yang tidak berkompeten menjadi pemimpin maka yang akan terjadi adalah kerusakan Rasulullah SAW dawuh, "Apabila amanah telah disia-siakan, maka nantikanlah tibanya hari kiamat. Ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanah?" Beliau menjawab: "Apabila perkara itu diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah tibanya hari kiamat." [HR. Imam Bukhori]




Kepemimpinan juga tidak layak diberikan kepada yang tidak berkompeten. Diriwayatkan dari Sayyidina Abu Dzar, ia berkata, "Aku menyatakan, 'Ya Rasulullah tidaklah Anda berminat memberikan sebuah jabatan?' Lalu Beliau menepuk-nepuk pundakku dan berkata, 'Wahai Abu Dzar, kamu seorang yang lemah sementara jabatan adalah sebuah amanah dan sebab kesedihan dan penyesalan di hari kiamat nanti, kecuali orang yang mengambilnya dengan yang haq dan melaksanakan semua kewajiban'." [HR. Imam Muslim]


Masih diriwayatkan dari Sayyidina Abu Dzar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Abu Dzar, aku lihat engkau seorang yang lemah dan aku suka engkau mendapatkan sesuatu yang aku sendiri menyukainya. Jangan engkau memimpin dua orang dan janganlah kamu mengurus harta anak yatim." [HR. Imam Muslim]


Adapun orang yang pantas menjadi pemimpin dan dapat berlaku adil, maka akan mendapatkan keutamaan yang besar sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits yang shohih seperti hadits: "Ada tujuh golongan yang Allah lindungi mereka pada hari kiamat, di antaranya imam (pemimpin) yang adil." Dan juga hadits yang menyebutkan bahwa orang-orang yang berbuat adil nanti di sisi Allah pada hari kiamat berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya.


Namun bersamaan dengan itu karena banyaknya bahaya dalam kepemimpinan tersebut, Rasulullah SAW memperingatkan agar jangan mengejar jabatan 


Ada sebagian orang menyatakan bolehnya meminta jabatan dengan dalil permintaan Nabi Yusuf AS kepada penguasa Mesir: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), "Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan." [QS. Yusuf: 55]


Namun, perlu diketahui bahwa permintaan Beliau ini bukan karena ambisi Beliau untuk memegang jabatan kepemimpinan. Namun semata karena keinginan Beliau untuk memberikan kemanfaatan kepada manusia secara umum sementara Beliau melihat dirinya memiliki kemampuan, kecakapan, amanah dan menjaga terhadap apa yang tidak mereka ketahui.


Ketahuilah wahai mereka yang sedang memperebutkan kursi jabatan dan kepemimpinan, sementara dia bukan orang yang pantas untuk mendudukinya, kelak pada hari kiamat kedudukan itu nantinya akan menjadi penyesalan karena ketidakmampuannya dalam menunaikan amanah sebagaimana mestinya.


Imam Al-Qodhi Al-Baidhowi berkata: "Karena itu tidak sepantasnya orang yang berakal, bergembira dan bersenang-senang dengan kelezatan yang diakhiri dengan penyesalan dan kerugian."

Badan Otonom

Muslimat NU
Read More
GP Ansor
Read More
Fatayat NU
Read More
IPNU
Read More
IPPNU
Read More
PMII
Read More
Jatman
Read More
JQH NU
Read More
ISNU
Read More
PSNU PN
Read More

Lembaga

LP Ma'arif NU
Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama
RMINU
Rabithah Ma'ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama
LBMNU
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama
LESBUMI
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
LAZISNU
Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama
LTNNU
Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama
LAKPESDAM
Kajian Pengembangan Sumber daya
LDNU
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
LPBINU
Penanggulangan Bencana Perubahan Iklim
LTMNU
Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama
LKKNU
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
LFNU
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama
LPBHNU
Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama
LPNU
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
LPPNU
Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama
LKNU
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama
LPTNU
Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama
LTN NU
Lembaga Infokom dan Publikasi Nahdlatul Ulama
LWPNU
Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-