Ada sekian banyak amaliah yang mentradisi di kalangan warga Nahdliyin terkait kematian, seperti membacakan Yasin, kesaksian, Tahlilan, baca Al-Qur’an di makam, sedekah atas nama al-Marhum dan sebagainya. Tujuannya sangat sederhana, yaitu agar mayit mendapat ampunan dari Allah, sebab mayit sangat membutuhkan rahmat dari Allah. Terlebih lagi kuburan adalah ‘jalan penentu’ keselamatan seseorang ke alam Barzakh, seperti Nabi Muhammad SAW (yang artinya):
إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه.
“Sesungguhnya kubur adalah tahap pertama menuju perjalanan akhirat. Jika selamat dari kubur, maka perjalanan berikutnya adalah mudah. Jika tidak selamat dari kubur, maka perjalanan berikutnya lebih berat.” [HR. Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Maajah, Imam Achmad, Imam Baihaqi dan Imam Hakim]
Mengiringi Jenazah dengan Bacaan Tahlil
Mengiringi jenazah dengan bacaan tahlil hukumnya boleh, bahkan ada riwayat yang menyebutkan hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah SAW berdasarkan hadits (yang artinya):
عن ابن عمر، قال: لم يكن يسمع من رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يمشي خلف الجنازة، إلا قول: لا إله إلا الله، مبديا، وراجعا.
“Ibnu Umar berkata: “Tidak pernah terdengar dari Rasulullah SAW ketika mengantarkan jenazah kecuali ucapan Laa Ilaaha illaaLLooh pada waktu berangkat dan pulangnya.” [HR. Imam Az-Zailai dan Imam Ibn Hajar]