Thursday, March 31, 2022

MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN

Sering berjalannya waktu, tanpa terasa kita telah melewati bulan mulia yang dinamakan Syahrullah (Rajab). Saat ini kita telah berada di ujung bulan yang begitu dicintai Rasulullah yaitu Sya’ban. Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan yang memiliki berbagai macam keutamaan.



 

Rasulullah SAW bersabda, “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku.”

 

Di dalam bulan Rajab kita dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah. Oleh karena itulah maka Rasulullah menisbatkan bulan ini menjadi Syahrullah (bulan milik Allah SWT). Kemudian beliau menerangkan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan milik beliau dan oleh karena itu kita dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi SAW. Adapun Ramadhan adalah bulan milik ummat Muhammad SAW, karena di dalamnya terdapat satu malam yang lebih utama dibandingkan seribu bulan. Itulah yang menjadikan bulan ini begitu berharga bagi ummat Islam.

 

Ketika kita mendapat kunjungan dari tamu mulia, pasti kita akan menyiapkan berbagai macam penyambutan yang membuat tamu kita merasa puas dan senang. Begitu juga sepatutnya sikap kita ketika menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang tak lama lagi akan segera tiba. Ketika seorang tamu agung akan datang ke rumah kita, pasti langkah awal yang akan kita lakukan adalah membersihkan seluruh sudut di lingkungan rumah kita. Istighfar merupakan bentuk sterilisasi atau pembersihan atas segala dosa yang ada pada diri kita.

 

Setelah lingkungan rumah kita bersihkan dengan tuntas, tugas kita berikutnya adalah menghiasi rumah tadi agar tampak menarik dan indah. Begitu juga shalawat-shalawat yang banyak kita lafalkan di bulan Sya’ban. Untaian shalawat dan salam di bulan ini adalah ibarat hiasan yang memperoleh lingkungan yang sudah kita bersihkan. Semakin banyak kita membaca shalawat, maka jiwa kita akan semakin tampak indah.

 

Dengan melakukan dua hal ini secara sempurna, kita telah benar-benar siap untuk menyambut tamu yang begitu mulia, yakni bulan Ramadhan. Agar tamu kita tidak kecewa dan benar-benar puas dengan sambutan yang ktia sajikan, tentu kita juga harus senantiasa menjaga sikap dan ucapan kita selama menjamu tamu ini. Demikian pula seharusnya sikap kita selama menjalani bulan Ramadhan nanti.

 

Ramadhan adalah bulan yang begitu mulia. Dari sekian banyak bulan yang ada, hanya Ramadhan saja yang Allah SWT sebutkan secara gambling di dalam kitab suci-Nya. Allah SWT berfirman:

“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [QS. Al-Baqarah: 185]

 

Di bulan Ramadhan Allah SWT menurunkan Al-Qur’an yang berisi petunjuk dan aturan bagi manusia sehingga bulan ini juga dikenal sebagai Syahrul Qur’an (Bulan Al-Qur’an). Oleh karena itu, mari kita perbanyak bacaan Al-Qur’an di bulan ini, karena orang-orang yang membaca Al-Qur’an di bulan ini adalah orang-orang yang dirindukan surga.

 

Begitu besar perhatian para salafunas sholeh terhadap bacaan Al-Qur’an, terlebih kita memasuki bulan suci Ramadhan. Mereka mengumpulkan anak-anak mereka dan mengajak mereka untuk bersama-sama membaca Al-Qur’an dan menerangkan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya agar mereka menjadi generasi-generasi Qur’ani. Alangkah jauh berbeda dengan kebanyakan generasi sekarang yang kebanyakan justru meninggalkan bacaan Al-Qur’an. Mereka menghabiskan waktu-waktu mereka untuk menikmati hiburan-hiburan, baik secara langsung atau melalui bermacam media masa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika akhlak dan mental mereka sangat berseberangan dengan Al-Qur’an.

 

Selain apa yang sudah disebutkan di atas, Allah SWT juga berjanji melipat gandakan pahala amal sholeh di bulan ini. Amalan sunnah yang biasanya kita lakukan di luar Ramadhan, pada bulan ini diganjar dengan pahala ibadah fardhu. Sedangkan ibadah fardhu akan mendapat pahala tujuh kali lipat.

 

Pada sebuah khutbahnya menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengamalkan sebuah amalan sunnah di bulan Ramadhan maka dia mendapatkan pahala orang yang mengerjakan pekerjaan fardhu di selainnya. Dan barangsiapa mengerjakan pahala fardhu di bulan ini maka pahalanya seperti orang yang mengerjakan amalan itu tujuh puluh kali.”

 

Oleh karena itu, mari kita koreksi dengan seksama seluruh persiapan untuk menghadapi bulan mulia ini. Mari kita perhatikan dengan sungguh-sungguh amalan kita di bulan Ramadhan ini, dengan harapan agar pahala yang kita dapatkan menjadi berlipat gandA dan dapat menutup deficit amal kita yang selalu saja kalah dibanding banyaknya dosa-dosa yang kita lakukan. Ketika kita keluar dari bulan Ramadhan nanti, kita akan benar-benar menjadi orang yang kembali fitri, bersih dari segala dosa, dan berlimpah dengan pahala. Dengan demikian, maka hari itu akan benar-benar patut dirayakan sebagai kemenangan.

 

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-