Sunday, May 8, 2022

Kebingungan Qabil Setelah Membunuh Habil

Terjadilah peristiwa itu. Suatu hari tangan Qabil berlumuran darah saudaranya sendiri. Ia telah membunuhnya. Habil kembali kepada Tuhannya. Beberapa hari Nabi Adam AS tidak melihat Habil. Sang ayah merasa khawatir sesuatu telah menimpanya. Ia pun bertanya kepada Qabil, “Di mana saudaramu, Habil?”. Qabil menjawab dengan cueknya, “Aku bukanlah wakil dia. Bukan penjaga dia dan bukan juga perawat dia.”

 




Nabi Adam AS akhirnya mengetahui bahwa putranya telah dibunuh. Nabi Adam  AS terdiam penuh gejolak. Namun Nabi Adam AS mampu menahan gejolak tersebut meskipun dengan perih pilu atas hilangnya orang yang ia cintai. Nabi Adam AS melantunkan syair duka-citanya.

 

Aku berkata dalam diri penuh penyesalan dan duka nestapa. Salah satu putraku dibunuh dan tidak akan pernah kembali lagi.

 

Habil adalah orang pertama yang dibunuh di muka bumi ini. Qabil bingung tidak mengetahui bagamaina cara mengurus jenazah saudaranya. Dipikullah saudaranya mondar-mandir di atas pundaknya. Qabil didera ketakutan dan kegelisahan, berhari-hari. Hingga bau tidak sedap mulai tercium dari tubuh jenazah saudaranya. Qabil telah capek memikulnya. Qabil tidak tahu harus berbuat apa.

 

Sampai di sini, kasih sayang Allah SWT terhadap tubuh jenazah suci itu mau tidak mau turun. Sebagai sunnah bagi ketentuan makhluk. Sekaligus sebagai penjagaan terhadap kemuliaan Nabi Adam AS dan putranya. Di sini juga, wajib ada pelajaran berharga bagi orang yang dipenuhi dendan kesumat. Akan tetapi dia bukanlah orang yang pantas menerima wahyu Allah SWT juga bukan ilham-Nya. Bahkan ia harus menjadi murid dari burung gagak. Pengetahuannya baru muncul ketika melihat seekor hewan hitam yang lemah. Keegoannya baru luluh atas peristiwa yang dilihatnya.

 

Sebagian ulama menceritakan bahwa setelah Qabil membunuh Habil, ia pun memanggulnya. Dan it terus ia lakukan hingga Allah mengirim dua ekor burung gagak. Kedua burung gagakitu bertarung , lalu salah satunya berhasil membunuh yang lainnya. Setelah membunuhnya, ia turun ke bumi, menggali tanah, lalu mencampakkan (bangkainya), mengubur, serta menimbunnya.

 

Disebutkan dalam Al-Qur’an, “Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.” [QS. Al-Ma’idah: 31]

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-