Monday, May 2, 2022

Tiga Macam Manusia Menyikapi Kepergian Ramadhan

Manusia dalam menyambut bulan Ramadhan ada tiga macam. Pertama, orang yang antusias dengan rasa bahagia menyambut datang bulan Ramadhan. Mereka adalah orang mukmin yang sempurna imannya. Mereka senantiasa rindu dengan datangnya bulan Ramadhan sebagaimana Baginda Nabi Muhammad SAW mulai bulan Rajab sudah rindu pada bulan Ramadhan dimana Beliau senantiasa berdoa: “Allahumma bariklana fii rajaba wa sya’bana wa ballighnaa Ramadhan.” Ini tiada lain karena rindunya Beliau kepada bulan Ramadhan. Dan siapapun yang senang dengan datangnya bulan Ramadhan maka balasannya sungguh luar biasa. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang senang dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya untuk disentuh oleh api neraka.”



Kedua, orang yang biasa saja dalam menyambut bulan Ramadhan. Mereka tidak mempunyai antusias oleh Rasulullah SAW, “Seandainya kamu semua mengetahui apa yang ada di dalam bulan Ramadhan maka kamu semua akan meminta dan berharap agar selama setahun penuh semuanya bulan Ramadhan.”


Ada sebagian orang non Muslim sampai berkata, “Kenapa bulan Ramadhan itu hanya satu bulan saja?” Sebab, selama bulan Ramadhan dagangannya laris terjual. Artinya orang non muslim pun merasakan nikmat keberkahan bulan Ramadhan. Oleh karena itu orang yang kedua ini perlu kita kenalkan dengan bulan Ramadhan yang mana awalnya Rahmah, pertengahannya ampunan Allah dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.


Jangankan kita, Nabi Musa AS pun yang sudah tinggi derajatnya meminta dan berharap kepada Allah SWT agar bisa merasakan nikmat bulan Ramadhan hingga beliau berkata, “Allahumma I’jalni min ummati Muhammad.” Jadi, orang macam yang kedua ini harus kita kenalkan lebih jauh dengan bulan Ramadhan agar mereka senantiasa merindukan dan gembira dengan datangnya bulan Ramadhan.


Ketiga, orang yang benci dan sedih saat memasuki bulan Ramadhan. Dan yang ketiga ini adalah hatinya orang-orang yang munafiq. Oleh karena itu, kalau di dalam hati kita ada perasaan, seperti itu maka di dalam hati kita ada sifat kemunafikan.


Nah, golongan yang pertama tentu akan merasa sedih saat bulan akan meninggalkannya. Sedangkan golongan yang kedua juga tetap biasa dengan perginya bulan Ramadhan. Sebab mereka jarang berpuasa dan jarang melaksanakan sholat tarowih. Adapun golongan yang ketiga tentu akan merasa senang dengan perginya bulan Ramadhan. Dan golongan yang ketiga ini diingatkan oleh ulama, “Orang yang senantiasa b berharap agar bulan Ramadhan segera pergi maka termasuk orang yang melakukan dosa besar”. Kenapa demikian? Sebab mereka lari dari Rahmatnya Allah SWT. Na’udzubillah.

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-