Nahdlatul Ulama Kota Madiun

sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah

Youtube

Profil

Sejarah

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Read More

Visi Misi

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Read More

Pengurus

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun terdiri dari 3 unsur kepengurusan, Mustasyar (Penasihat), Syuriyah (Pimpinan tertinggi), dan Tanfidziyah (Pelaksana Harian).

Read More

MWC

MWC (Majelis Wakil Cabang) merupakan kepengurusan di tingkat kecamatan, terdiri dari MWC NU Manguharjo, MWC NU Kartoharjo, dan MWC NU Taman.

Read More

Warta

Friday, July 29, 2022

JANGAN MEMBEDA-BEDAKAN BULAN MULIA

JANGAN MEMBEDA-BEDAKAN BULAN MULIA

Dalam setahun, Allah SWT menetapkan 12 bulan dan di antara 12 bulan itu ada empat bulan yang dimuliakan. Yang dikenal dengan arba'atun hurum (4 bulan mulia). Keempat bulan itu, Dzulqodah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Keempat bulan ini harus selalu dimuliakan. Rasulullah SAW bersabda, "In arodtum arrohata indal mauti minal 'adzab, wal khuruj maa imaan, wannajata minasy syaithoni, fahtarimu haadzihis syuhura kullahaa, bikatsrotis shiyaami, wannadam ma salaf minal aatsam, wadzkuru khaliqol anaam tadkhuluu jannata rabbikum bissalam." Kalau kalian itu ingin mati tidak terasa haus dan membawa iman (husnul khatimah) dan ketika mati selamat dari godaan syetan maka muliakanlah bulan-bulan yang telah dimuliakan oleh Allah ini dengan memperbanyak puasa, menyesali dosa-dosa yang telah lalu, dan memperbanyak menyebut Allah (Pencipta manusia), maka kalian akan masuk ke dalam surga Tuhanmu dengan selamat " [HR. Imam At-Turmudzi]




Jadi Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita semua agar memuliakan bulan-bulan mulia tersebut dengan tidak membeda-bedakan di antara satu bulan dengan yang lainnya. 


Kemudian bagaimana cara kita memuliakannya. Pertama, dengan memperbanyak puasa. Makanya kata Imam Syafi'i kalau ada orang puasa hanya pada bulan Rajab saja hukumnya makruh. Sebab Rasulullah SAW tidak memerintahkan kita untuk membeda-bedakan empat bulan mulia tersebut. Sebab dalam masyarakat banyak yang membedakan, mereka lebih mengutamakan bulan Rajab, dan kita jarang sekali menjumpai di antara mereka yang puasa Dzulhijjah. Dan kalau bisa kita juga berpuasa dalam empat bulan mulia tersebut. Maka pada empat bulan itu ada puasa khusus untuk masing-masing bulan tersebut. Bagi kita yang sedang mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka boleh saja kita niatkan untuk mengqadhai dan puasa sunnah meskipun menurut Imam Nawawi tidak boleh, akan tetapi menurut Imam Al-Haramain diperbolehkan. 


Jadi, intinya bulan Rajab itu bukan satu-satunya bulan yang harus kita muliakan dengan cara berpuasa Rajab, masih ada tiga lagi yakni Muharram, Dzulqadah dan Dzulhijjah. Jangan sampai kita membedakan di antara empat bulan mulia tersebut. 


Kedua, dengan memperbanyak menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan yakni memperbanyak taubat. Dosa itu sangat berbahaya. Bisa menjadi petaka di dunia dan di akhirat. Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa, "Apapun yang menimpa kalian, maka itu adalah akibat dari perbuatan kalian sendiri." [QS. An-Nisa ayat 79]


Menurut Syeikh Ali Ashobuni, kalau kamu ditimpa apa saja yang tidak menyenangkan, maka itu akibat dari perbuatan dosa yang kalian lakukan. Kemaksiatan menyebabkan malapetaka dan kerusakan di muka bumi. Oleh karena itu dosa-dosa itu harus ditobati, karena dikhawatirkan, dosa-dosa itu bisa mengantarkan kita menjadi su'ul khotimah, dicabut imannya saat menghadapi sakaratul maut. Barangsiapa orang yang mati, membawa dosa dan belum ditaubati, maka orang itu akan dimasukkan neraka. Naudzubillah. 


Ketiga, memperbanyak dzikir kepada Allah. Baik dzikir dengan lisan, maupun dengan hati, atau hati dan lisan. Intinya selalu ingat Allah di manapun, selalu merasa diawasi oleh Allah kapan dan dimana pun. Orang seperti ini akan aman dan tidak kebanyakan polah. Dalam kitab Minahussaniyah, karangan Syeikh Abdul Wahab As-Sya'roni. Kalau ada orang yang lupa dzikir kepada Allah, maka seketika itu syetan langsung lompat menaiki dirinya, seperti orang yang menaiki seekor kuda. Diapun dibawa kemana sesuai hendak syetan. Artinya orang itu dikuasai oleh syetan. Nah, ketika dia dzikir, syetan lompat meninggalkan dirinya. Semakin lupa Allah, maka kita akan dijadikan kendaraan alias ditunggangi oleh syetan. Naudzubillah.

Thursday, July 28, 2022

Kelebihan Makan Menggunakan Tangan

Kelebihan Makan Menggunakan Tangan

Kadang kita sering melihat orang-orang yang makan menggunakan tangan mereka. Tapi apakah kita tahu bahwa ternyata ada kelebihan dari menggunakan tangan? MaasyaaAllah, betapa luar biasa manfaat makan pakai tangan seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, terutama jika kita menggunakan tiga jari kita untuk itu.




Di antara sunnah Rasulullah SAW adalah makan dengan menggunakan tangan kanannya. Beliau memakan makanannya dengan tiga jari, lalu menjilati ketiga jari tersebut sebelum membersihkannya. Dan bila ada satu suap makanan terjatuh dari tangan Rasul, Beliau tidak akan meninggalkan makanan tersebut, melainkan mengambilnya dari tanah, lalu membersihkannya dan memakannya.


Hal tersebut di atas sesuai tertuang dalam sabda Rasulullah SAW, “Jika satu suap makanan salah seorang diantara kalian jatuh, ambillahj, lalu bersihkan kotorannya, jangan biarkan untuk setan. Jangan membersihkan tangannya dengan sapu tangan, namun jilatlah jari-jarinya karena dia tidak mengetahui bagian mana dari makanannya yang mengandung keberkahan.” [HR. Imam Muslim]


Rasulullah SAW selalu makan dengan ketiga jarinya. Setelah selesai makan, Rasulullah SAW pun akan menjilati ketiga jarinya itu. [HR. Imam Muslim]


Ketika pertama kali membayangkan cara makan dengan menggunakan tiga jari itu, mungkin kita akan merasa bahwa hal itu tidak mungkin kita lakukan apalagi jika harus menjilatnya. Sebagian orang yang bergaya hidup mewah tidak suka menjilat jari-jarinya karena menurutnya, dia merasa jijik dengan perbuatan tersebut. Padahal jika kita telah mencobanya sekali saja, lalu kita benar-benar melakukannya dengan seksama, kita akan terkagum-kagum dan merasa bingung dengan apa yang kita lakukan. 

Sebagian orang yang bergaya hidup mewah tidak suka menjilat jari-jarinya karena menurutnya, dia merasa jijik dengan perbuatan tersebut. Padahal jika kita telah mencobanya sekali saja, lalu kita benar-benar melakukannya dengan seksama, kita akan terkagum-kagum dan merasa bingung dengan apa yang kita lakukan.


Rasulullah selalu makan menggunakan tiga jari, karena saat itu tidak menemukan hal lain selain jari yang dapat dipastikan bersih sehingga dapat dipergunakan untuk makan. Kemudian Rasulullah menjilat jari-jari karena menurutnya kita tidak tahu di bagian mana dari makanan kita yang mengandung berkah. Dengan demikian makan dengan tiga jari dan menjilatnyan merupakan upaya mengikut sunnah Rasul dan bernilai ibadah.


Tetapi apakah tidak boleh dengan empat atau lima jari? Sebenarnya tidak harus menggunakan tiga jari saja. Makan menggunakan lebih dari tiga jari diperbolehkan jika makanan itu mengandung kuah atau sejenisnya yang tidak mungkin dimakan dengan tiga jari.


Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata menggunakan tangan ketika makan bisa menjadi jauh lebih sehat jika dibandingkan kita menggunakan sendok. Hal ini disebabkan karena pada tangan kita ternyata ada sebuah enzim yang amat berguna, yaitu enzim yang bernama RNase. Enzim ini memiliki kemampuan untuk menurunkan aktivitas dari banyak bakteri yang ada di tangan saat kita makan. Enzim ini juga ternyata mampu melakukan proses depolarisasi pada RNA, tapi tetap harus diingat bahwa kita harus mencuci bersih dulu tangan kita sebelumnya. Masya Allah, betapa luar biasa manfaat makan pakai tangan.


Justru menggunakan sendok ternyata tidak begitu aman. Ketika kita sudah kotor karena beraktifitas, mungkin kita kira sendok merupakan sebuah alternative yang baik untuk menjadi alat bantu kita makan, tapi ternyata dalam kondisi kelembaban dan temperature tertentu, pertumbuhan bakteri dan uap air pada udara mampu menempel di sendok dan membuatnya menjadi jauh lebih berbahaya daripada menggunakan tangan. Memang, bisa kita buat sendok tadi menjadi steril, tapi kita harus dengan baik membersihkannya, dan memastikan tidak ada lagi kuman yang menempel.


Kelebihan Menggunakan Tangan

Ternyata selain makan menggunakan tangan bermanfaat bagi kesehatan, kegiatan ini memiliki banyak manfaat lain yaitu:

- Tangan kita lebih peka terhadap bakteri-bakteri yang ada

Tangan kita dipercaya memiliki kepekaan lebih tinggi terhadap bakteri di sekitar kita, dan dengan adanya RNase pada tangan, ia akan menguraikan bakteri tersebut hingga mereka tidak lagi menjadi aktif.

- Adanya syaraf langsung dari tangan yang terhubung ke otak

Pada tangan, ada jaringan syaraf yang langsung terhubung pada otak. Mengapa hal ini penting? Karena ketika kita merasakan suhu dengan ujung jari maka otak juga akan menerima transmisi ini sehingga badan akan lebih siap terhadap suhu dari makanan tersebut.

- Tangan sebagai perantara hati ketika kita sedang makan

Makan dengan tangan bisa membuat kita lebih menikmati makanan yang sedang kita santap.


Setelah mengetahui fakta-fakta tersebut, nampaknya hanya ada satu yang bisa kita katakana. MasyaAllah, betapa luar biasa manfaat makan pakai tangan.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Tanpa Rasa Malu, Hidup Lepas Kendali

Tanpa Rasa Malu, Hidup Lepas Kendali

Betapa pentingnya setiap orang selalu memiliki rasa malu. Orang yang tidak memiliki rasa malu akan berbuat sekehendak hatinya. Rasa malu selalu menjadi kekuatan pada diri seseorang untuk menyeleksi apakah perbuatan pantas dilakukan atau tidak. Manakala seseorang tidak memiliki rasa malu, maka perilakunya tidak terseleksi, sehingga apa saja yang diinginkan atau dikehendaki akan dijalankannya.




Dalam menjalani kehidupan seseorang biasanya mendasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari istiadat yang berlaku di masyarakat, sopan santun, aturan dan juga agama yang dipeluknya. Seseorang, oleh karena tidak memiliki rasa malu, maka nilai-nilai dimaksud selalu diabaikan. Ia melakukan apa saja sesuai dengan apa yang dikehendaki atau diinginkan. Pelakunya tidak berstandar kecuali hanya mengikuti keinginan, kebutuhan, dan apa saja yang menyenangkan terhadap dirinya sendiri. Sedemikian penting rasa malu seharusnya dimiliki oleh setiap orang, sehingga dalam ajaran Islam, rasa malu dikaitkan dengan keimanan. Salah satu pertanda bahwa seseorang beriman adalah menyandang rasa malu. Artinya, seseorang yang pada dirinya tidak memiliki rasa malu maka tidak disebut sempurna imannya. Rasa malu dalam Islam dijadikan standar atau indikator untuk melihat seseorang itu beriman atau tidak. Setiap orang berpotensi kehilangan rasa malu. Siapapun, tidak mengenal tingkat pendidikannya, jabatannya, kekayaannya, umurnya dan seterusnya, sebenarnya memiliki kemungkinan kehilangan rasa malu. Padahal tatkala rasa malu sudah tidak ada pada diri seseorang, maka apa saja yang dikehendaki dan diinginkan akan dilakukan. Dengan melakukan perbuatan dimaksudkan, bagi yang bersangkutan, akan memperoleh kesenangan, kebahagiaan, atau kepuasan. Akan tetapi bagi orang yang lain yang melihatnya akan memberikan penilaian atau merespon secara berbeda-beda.


Orang yang masih peka terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi, maka tatkala melihat perilaku orang yang telah kehilangan rasa malu akan merasa prihatin, sebal, dan sejenisnya. Mereka itu berpandangan bahwa manusia harus selektif dalam menampakkan perilakunya, menyesuaikan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat lingkungannya, baik yang bersumber dari adat-istiadat, sopan santun, aturan yang berlaku, dan bahkan nilai agama yang dipeluknya. Sudah barang tentu, respon tersebut akan berbeda dari orang yang sudah tidak memiliki rasa malu lagi. Banyak contoh perilaku orang yang sudah kehilangan rasa malu, baik di bidang politik, birokrasi pemerintahan, keluarga, orang tua, dan bahkan tidak terkecuali di dunia pendidikan, dan lain-lain.


Di bidang politik misalnya, karena tidak memiliki rasa malu, seseorang melakukan apa saja yang sebenarnya tidak patut, agar berhasil memperoleh dan mempertahankan kekuasaannya. Ia melakukan sogok-menyogok atau suap-menyuap sehingga berakibat kehidupan politik menjadi kacau dan pejabat yang terpilih tidak berwibawa.


Demikian pula dalam birokrasi pemerintahan. Pejabat pemerintah yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat, karena sudah kehilangan rasa malu, justru ingin dilayani.


Mereka menuntut berbagai fasilitas dari pemerintah, sekalipun kualitas kerja dan pengabdiannya tidak jelas.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Ikutilah Jalan Orang-orang Sholeh

Ikutilah Jalan Orang-orang Sholeh

Saat ini setiap hari selalu timbul hal baru yang bisa menyesatkan, menyeret, serta merusak aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Satu-satunya jalan keselamatan adalah selalu berpegang teguh terhadap aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang diakui serta mempunyai silsilah dan hubungan yang jelas sampai kepada Nabi Muhammad SAW.




Tidak ada jalan yang lain selain mengikuti, meneladani mereka para ahlul haqq, yaitu orang-orang yang telah sukses dalam menempuh kehidupan dunia untuk keabadian akhirat. Mereka adalah para auliya’ sholihin.


Kita harus selalu mengikuti manhaj, jalan, akhlaq dan budi pekerti Rasulullah SAW yang telah dicontohkan oleh para auliya’ sholihin. Karena mereka adalah generasi pendahulu kita yang sudah mengenal Allah SWT. Mereka adalah contoh manusia-manusia yang sukses, yang telah mendapat kedudukan di sisi-Nya. Mereka selalu mengutamakan Allah SWT dan Rasul-Nya, mereka selalu mengagungkan Allah SWT. Mereka menginginkan kehidupan yang abadi dari kehidupan yang ada di muka bumi ini yang sungguh kecil dan hina, yang membuat lalai para penghuni dunia ini.


Kita telah melupakan hakekat kita dalam kehidupan ini. Kebanyakan kita saling berebut dan sibuk untuk mencari kedudukan, mengejar pangkat, berebut kekuasaan dan harta. Sedangkan para auliya’ dan sholihin tidak terlena dengan kehidupan dunia, mereka lebih mencintai serta merindukan serta menginginkan pertemuannya dengan Allah SWT.


Mereka selalu berjalan di atas rel Rasulullah SAW, tanpa menyimpang sedikitpun. Malam mereka dihiasi dengan ibadah. Mereka bangun malam meninggalkan waktu tidurnya untuk menggapai keridhoan Allah SWT. Mereka berdzikir, berdoa, bermunajat dan ‘bermesraan’ dengan Allah SWT Sang Pencipta.


Mereka selalu menjalin hubungan batin dengan Baginda Nabi Muhammad SAW, diantaranya dengan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka selalu mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, mengikuti akhlaq, adab, dan amalan Nabi Muhammad SAW, serta menjauhi segala bid’ah.


Mereka beribadah di muka bumi ini dengan tawadhu’, ikhlas, dan penuh rasa husnudzhon (berprasangka baik) terhadap Allah SWT. Lahir dan batinnya selalu diliputi dengan kerinduan, kenikmatan, keyakinan serta kelezatan untuk beribadah hanya semata kepada dan untuk Allah SWT. Beribadahnya bukan saja dalam bentuk amalan lahiriah semata, namun, mereka beribadah secara dzhohir dan batin.


Sebenarnya kita juga bisa seperti itu, namun, yang membedakan antara auliya’ dengan kita adalah, mereka dapat merasakan kenikmatan serta kelezatan dalam beribadah di dalam lubuk sanubarinya. Mereka selalu berbaik sangka kepada Allah SWT dan seluruh makhluk-Nya. Mereka tidak pernah sedikitpun berpaling hatinya dari bertautan dengan Allah SWT.


Mereka tidak disibukkan oleh urusan yang bertalian dengan makhluk. Karena bagi mereka semua kejahatan yang dilakukan oleh makhluk. Baik itu berupa gangguan, godaan kepada mereka itu merupakan ujian Allah SWT bagi dirinya. Para auliya’ dan sholihin selalu beritikad untuk Allah SWT semata. Mereka menanamkan pada hati-hatinya dengan selalu berhusnudzon kepada makhluk Allah SWT.


Mereka bergaul kepada manusia dengan baik, semata-mata karena Allah SWT. Karena apapun sifat dan perangainya, manusia adalah ciptaan Allah SWT yang wajib kita hormati dan kita jaga kehormatannya, baik yang beriman maupun yang tidak beriman.


Para auliya’ memiliki kedekatan hubungan dengan Allah Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu kenalilah mereka, masuklah ke dalam barisannya. Mereka adalah para kekasih-kekasih Allah SWT, mereka mencintai dan dicintai oleh Allah SWT serta Rasul-Nya. Allah SWT ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho atas ketentuan Allah SWT terhadap mereka.


Penuhilah hati kita dengan kecintaan terhadap mereka para kekasih Allah SWT tersebut. Ikutilah jalan mereka, duduklah bersama mereka, karena mereka para sholihin memiliki ikatan batin dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Tumbuhkanlah keimanan, keyakinan dan kecintaan dalam sanubari kita seperti halnya mereka para auliya’ dan sholihin.


Yang mana mereka-mereka itu dapat merasakan kelezatan dalam bermunajat kepada Allah SWT, dapat merasakan kelezatan iman dan Islam. Mereka sedikitpun tidak menginginkan kehormatan dan kedudukan di muka bumi, namun mereka mengharapkan kehormatan yang abadi di akhirat kelak.


Seperti halnya diperlihatkan oleh cucu Baginda Nabi Muhammad SAW, al-Imam Ali Zainal Abidin bin Husein yang setiap malamnya sholat sunnah sebanyak 1000 rokaat dengan niat hanya untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepadanya.


Begitu juga al-Imam Faqih al-Muqoddam Muhammad bin Ali Ba’alawi yang setiap harinya disibukkan untuk berdzikir mengingat Allah SWT, dengan ucapan Laa ilaaha ilallah Muhammad Rasulullah sebanyak 124 ribu kali setiap harinya. Lalu bagaimana kita?


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Disiplin Tidak Membebani Anak

Disiplin Tidak Membebani Anak

Anak adalah anugerah dari Allah SWT. Orang tua dituntut untuk menjadi pendidik yang diidolakan oleh buah hatinya. Salah satu cara agar anak kita dapat tertib dan belajar menjadi manusia yang tangguh dalam menghadapi zamannya adalah pendidikan. Dalam pendidikan di dalamnya dituntut untuk mendisiplinkan anak.




Memang tidak mudah melatih disiplin anak sejak kecil. Tapi sebenarnya, dengan jadwal makan, jadwal mandi, jadwal tidur. Jadwal ibu sholat, jadwal ibu membaca Al-Qur'an, maka anak akan mulai terlatih. Ada yang bilang melatih disiplin itu akan membebani anak. Jadi sebenarnya anak kecil jangan terlalu diatur dulu, biarkan ia berkembang bebas terlebih dahulu tanpa aturan atau kekangan?


Di sinilah sebenarnya proses belajar disiplin harus mulai sejak kecil. Ibaratnya, akan seperti mengukir di atas batu. Lebih jelas, lebih awet, lebih bagus. Berbeda kalau dewasa, seperti mengukir di atas air. Berat dan sulit bahkan tidak pernah jadi. Jadi pandangan bahwa disiplin itu menyengsarakan anak, itu harus diubah.


Disiplin justru akan membuat anak lebih bahagia, karena tidak kesulitan mengatur hidupnya sendiri.


Dan yang terpenting, mengajarkan disiplin pada anak bukan seperti mengajarkan disiplin kepada tentara. Tidak dengan otoriter dan kekerasan. Mengajarkan disiplin kepada anak dengan lemah lembut dan kasih sayang.


Di sinilah para ibu harus tahu ilmunya. Supaya anak dapat maka yang harus dilakukan orang tua adalah irama hidup sebagai seorang muslim. Yaitu melakukan aktivitas sebagai seorang muslim. Menjalankan kewajiban dan meninggalkan keharaman.


Sebagai contoh, bangun tidur membaca doa: Alhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba'da maa amaatana wa ilaihinnusyuur. Kalau sejak bayi ibu membiasakan, insyaaAllah anak akan terbiasa. Kemudian ketika dia sudah mulai bisa BAB, BAK, makan sendiri, minum sendiri, pakai baju dan celana sendiri, maka ritme keteraturannya ditambah. Misalnya, bangun tidur, baca doa, masuk kamar mandi BAK agar tidak ngompol, lalu wudhu dan sholat Shubuh. Ini sudah bisa dilakukan secara teratur ketika anak berusia 4 tahun.


Mungkin terkadang dia telat bangun tidak apa-apa ibu harus tetap menemaninya, dan memintanya untuk melakukan kebiasaan itu. Kemudian ketika sholat, sholatnya juga masih belum teratur, tengok kanan kiri. Tidak apa tetap harus ditelatenkan agar dia sholat. Sesudah sholat berdoa, kemudian melipat sajadah, mukena, atau sarung. Sesudah itu bisa membaca hafalan Al-Qur'an mandi dan sarapan.


Selanjutnya disiplin makan teratur, mandi teratur dan tidur teratur. Membereskan mainan, membereskan tempat tidur, menaruh baju kotor di tempatnya, menyingkirkan piring kotor sesudah dia makan. Ini semua perlu latihan kedisiplinan.


Islam memberi tuntunan agar melatih dan mengajarkan anak untuk disiplin sehingga nanti dia siap melakukan kewajibannya tanpa berat. Misalnya Islam menyuruh orang tua mengajarkan anak sholat pada usia 7 tahun dan memukul bila ia tidak mau sholat pada usia 10 tahun. Ini bentuk pendisiplinan.


Bukan berarti anak baru disuruh sholat sejak umur 7 tahun. Tetapi proses pendidikan sejak usia dini. Hanya kurikulum untuk mengajarkan fiqh cara sholat yang benar adalah ketika 7 tahun. Sehingga di bawah usia itu wajar kalau dia masih belum sempurna. Tetapi harus sudah mulai dikenalkan dan dibiasakan.


Orang tua harus mengulang-ulang pelajarannya. Prinsipnya dengan kasih sayang, bukan mengedepankan hukuman. Tetapi dalam pelaksanaan latihan disiplin ini ada penghargaan dan juga hukuman kalau melanggar. Misalnya penghargaan ketika hari itu anak sudah berhasil sholat semua waktu. Hukuman ketika masih tinggal. Tetapi pada anak kecil, hukumannya adalah tidak memberinya penghargaan. Jadi bukan hukuman fisik dijewer atau dipukul. Proses pembelajaran dan pembiasaan akan memudahkan anak untuk menjalankan kewajiban ketika baligh.

Misteri Bulan Muharram

Misteri Bulan Muharram

Mengapa pada bulan Muharram jarang ada orang Jawa mengadakan acara pengantin? Karena pada bulan Muharram, tepatnya pada tanggal 10 Muharram terjadi peristiwa yang memilukan dalam sejarah Islam. Sayyidina Husain, yang merupakan cucu Rasulullah dibunuh. Bahkan tidak hanya dibunuh, dibantai. Bahkan tidak hanya dibantai, dipotong-potong tubuhnya, kemudian diinjak-injak. Makanya 10 Muharram banyak ulama yang meneteskan air mata karena berduka. 




Walisongo yang menyebarkan dakwah Islam di Jawa merupakan cucunya Sayyidina Husain. Sehingga menjadi salah satu ajaran walisongo, tidak sepantasnya pada saat Rasulullah susah karena cucunya dibunuh dengan cara dibantai kita justru rame-rame mengungkapkan luapan kebahagiaan. Termasuk diantaranya, mengadakan hajat acara pernikahan. 


Karena itulah, masyarakat Jawa tidak memilih bulan Muharram untuk hari pelaksanaan pernikahan. Yang harus diingat, mengadakan pernikahan di bulan Muharram BUKAN LARANGAN AGAMA. Tidak ada dalil yang melarangnya..

(...)

Merasakan sedih dengan mengingat wafatnya Sayyidina Husain secara tragis bukan berarti kita Syi'ah. Sayyidina Husain milik orang Syi'ah itu HANYA KLAIM sepihak dari mereka. 


Rasulullah semasa hidup sudah mengetahui kelak cucunya akan dibunuh oleh ummatnya sendiri dengan cara dibantai. Dan Rasulullah merasa sedih karenanya. Sehingga, sudah selayaknya sebagai ummatnya, kita juga merasakan kesedihan.

Wednesday, July 27, 2022

Sampainya Pahala kepada Mayit

Sampainya Pahala kepada Mayit

عن عبد الله بريدة عن أبيه: كنت جالسا عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ أتته امرأة فقالت: يا رسول الله إني كنت تصدقت على أمى بجارية وإنها كان عليها صوم شهر أفاصوم عنها؟ قال: صومي عنها. قالت: يا رسول الله إنها لم تحج قط أفأحج عنها؟ قال: نعم حجي عنها. (رواه الترمذي وقال: هذا حديث حسن صحيح) 

“Dari Abdullah bin Buraidah, dari bapaknya, ia berkata: “Saya duduk dekat Nabi, lalu beliau didatangi wanita, ia bertanya: “Wahai Rasulullah saya sedekah jariyah untuk ibu saya, ia telah wafat”, Nabi bersabda: “Wahai Rasulullah, ibuku memiliki tanggungan puasa sebulan, apakah saya puasa untuknya?”. Nabi bersabda: “Puasalah atas nama ibumu”. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, ibu saya belum haji sama sekali, apakah saya haji atas namanya?” Nabi menjawab: “Hajilah atas nama ibumu.” [HR. Imam Tirmidzi]




Hadits ini menyebutkan ada beberapa pahala yang dapat dilakukan atas nama mayit. Bagi yang berpendapat selain tiga ibadah tersebut tidak boleh dihadiahkan kepada mayit, maka dibantah oleh Ibn al-Qayyim:

فإن قيل فرسول الله أرشدهم إلى الصوم والصدقة والحج دون القراءة قيل هو يبتدئهم بذلك بل خرج ذلك منه مخرج الجواب لهم فهذا سأله عن الحج عن ميته فأذن له وهذا سأله عن الصيام فأذن وهذا سأله عن الصدقة فأذن له ولم يمنعهم مما سوى ذلك. 

“Jika ada yang bertanya: “Rasulullah SAW hanya memberi petunjuk pada puasa, sedekah, dan haji, tidak ada petunjuk membaca al-Qur’an. Jawabnya adalah apakah Rasulullah SAW yang mendahului mereka dengan ucapannya? Bahkan hal ini keluar darinya sebagai jawaban. Maka beliau ditanya tentang haji dari keluarganya yang meninggal,beliau memberi izin kepadanya. Beliau ditanya tentang puasa dari keluarganya yang meninggal, beliau memberi izin. Beliau ditanya lagi tentang sedekah dari keluarganya yang meninggal, beliau memberi izin kepadanya. Beliau tidak mencegah hal-hal lainnya.” [Ibn al-Qayyim, ar-Ruh, I/142-143]

Cara Berpindah Shaf Dalam Sholat

Cara Berpindah Shaf Dalam Sholat

Q : Assalamualaikum. Ada yang ingin saya tanyakan. Ketika kita berada di tengah-tengah sholat berjamaah, tiba-tiba seorang makmum keluar dari barisan karena batal wudhunya. Bagaimana cara makmum yang lain menutup Shaf tersebut, baik yang berada di belakang atau di samping makmum yang batal tadi. Bagaimana cara kita bergeser untuk menutup Shaf agar sholat tidak batal? Demikian pertanyaan saya, terima kasih.




A: Wa alaikumussalaam. Merapatkan shaf adalah bagian dari kesempurnaan sholat. Begitu yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang muttafaq alaih. Dari hadits itu beberapa ulama memberikan hukum sunnah untuk merapatkan shof makmum. Jadi, jika masih ada Shaf yang kosong hendaknya kita mengisinya. Kemudian bagaimana mengisi shof yang kosong di tengah-tengah sholat? Apakah berjalan mengisi shaf yang di depan kita dibenarkan?


Berjalan mengisi shaf kosong ketika sudah masuk dalam sholat hukumnya boleh dan tidak membatalkan sholat. Walaupun demikian, kita harus tetap menjaga jumlah langkah kaki yang diambil ketika hendak mengisi shof kosong itu. Hal ini disebabkan gerakan melangkah tidak termasuk dalam gerakan sholat dan harus dibatasi sampai 2 gerakan berurutan. Jika gerakannya sampai 3 kali atau lebih maka sholatnya batal karena termasuk gerakan yang banyak.


Termasuk yang membatalkan sholat adalah gerakan yang banyak; maksudnya adalah gerakan di luar gerakan sholat bila terhitung banyak dan berkesinambungan. Gerakan tersebut bisa membatalkan sholat karena bertentangan dengan aturan sholat. Batas hitungan banyak adalah tiga gerakan atau lebih. [Al Fiqh Al-Manhaj/168]


Jadi, kita harus mengatur langkah kaki kita agar tidak sampai melangkah 3 kali yang terus-menerus. Cara yang bisa kita ambil adalah melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu, kemudian, tanpa jeda, melangkahkan kaki kiri diletakkan pada posisi sejajar dengan kaki kanan. Setelah itu berhentilah sejenak. Kemudian ulangi langkah tersebut satu kali lagi agar lurus dengan shaf makmum yang lain. Langkah-langkah kaki itu dilakukan dengan agak pelan. Begitulah cara yang bisa diambil agar sholat kita tidak batal. Hal ini sama dengan cara mengisi shof di samping kita yang kosong, yang lebih dekat dengan imam. Namun jika ada, diutamakan makmum di belakang yang mengisi shaf kosong itu.


Tapi untuk sekarang di era pandemi ini, sebaiknya tetap menaati protokol kesehatan dengan menjaga antar makmum. Karena Cegah Mafsadat Lebih Utama dari Ambil Manfaat.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Monday, July 25, 2022

SOPAN SANTUN MURID DI SEKOLAH

SOPAN SANTUN MURID DI SEKOLAH

Masih dalam pembahasan kitab Akhlaqul lil Banin, di sini dipaparkan beberapa hal baik yang hendaknya diamalkan kepada anak-anak saat berada di sekolah atau madrasah, yaitu:

1) Apabila murid sampai ke sekolahnya, ia harus menyeka sepatunya ddngan kain penyeka. Kemudian ia harus pergi ke kelasnya, lalu membuka pintunya dengan perlahan-lahan. la wajib masuk dengan sopan dan memberi salam kepada teman-temannya serta meniabat tangan mereka. la patut tersenyum sambil berkata, "Selamat pagi dan bahagia." Kemudian ia harus meletakkan tasnya di laci bangkunya. Jika datang gurunya, ia harus berdiri dari tempatnya, dan menyambutnya dengan penuh kesopanan dan penghormatan, serta menjabat tangannya.




2) Ketika bel berbunyi ia berdiri bersama teman-temannya di dalam barisan dengan tegap. la tidak boleh berbicara atau bermain bersama mereka. Kemudian ia langsung memasuki kelasnya dengan tenang setelah mendapat isyarat dari gurunya. Maka ia pun harus menuju ke tempat duduknya dan duduk dengan baik, yaitu duduk tegak dan tidak membengkokkan punggungnya, tidak menggerakkan kedua kakinya, tidak mendesak lainnya, tidak meletakkan kaki yang satu di atas kaki yang lain, tidak mempermainkan tangannya dan tidak meletakkan tangannya dibawa pipinya.


3) Hendaklah ia diam mendengarkan pelajaran, dan tidak menoleh ke kanan serta ke kiri, tetapi menghadap gurunya. Hendaklah ia tidak berbicara dengan seseorang atau membuatnya tertawa, karena hal itu mencegahnya dari memahami pelajaran dan mencegah orang lain memahaminya sehingga guru akan marah kepadanya. Apabila ia tidak memahami pelajaran-pelajarannya, maka pastilah ia akan gagal dalam ujian.


Wallohu a'lam bish showaab

Semoga Bermanfaat

Saturday, July 16, 2022

Bahaya Bernafas Ketika Minum

Bahaya Bernafas Ketika Minum

Dari Sayyidina Abu Qatadah dan bapaknya, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian minum, maka janganlah ia bernafas di bejana (gelas). Dan jika salah seorang dari kalian kencing maka janganlah ia memegang dzakar (kemaluan) dengan tangan kanannya. Jika membersihkannya maka jangan dengan tangan kanannya.” [HR. Imam Bukhori]




Sebagian ulama mengatakan, “Larangan bernafas di dalam bejana ketika minum sama seperti larangan ketika makan dan minum, sebab hal itu bisa menyebabkan keluarnya ludah sehingga bisa mempengaruhi/ kebersihan air minum tersebut. Dan keadaan ini apabila dia makan dan minum dengan orang lain.


Adapun bila ia makan sendirian atau bersama keluarganya atau dengan orang yang tidak terganggu dengan caranya tersebut, maka hal itu tidak mengapa.” Aku (Imam Ibn Hajar Al-Asqolani) berkata, “Dan yang lebih bagus adalah memberlakukan larangan hadits Nabi tersebut, sebab larangan itu bukan untuk menghormati orang yang layak dihormati ataupun untuk mendapat penghargaan dari orang lain. Berkata Imam Al-Qurthubi, “Makna larangan itu adalah agar bejana dan air tersebut tidak tercemar dengan air ludah ataupun bau yang tidak sedap”. Fat-hul Bari.


HIKMAH SECARA MEDIS

Demikianlah penjelasan para ulama kita. Para pakar kontemporer pun telah berusaha mengorek hikmah atas larangan tersebut. Mereka mengatakan, “Ini adalah petunjuk yang indah yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW dalam menyempurnakan akhlaq. Dan apabila makan atau minum kemudian terpercik ludah keluar dari mulut kita, maka hal itu merupakan kurangnya sopan santun kita, dan sebab munculnya sikap meremehkan, atau penghinaan. Dan Rasulullah SAW adalahnya penghulunya seluruh orang-orang yang santun dan pemimpinnya seluruh para pendidik.


Bernafas adalah aktivitas menghirup dan mengeluarkan udara; menghirup udara yang bersih lagi penuh dengan oksigen ke dalam paru-paru sehingga tubuh bisa beraktivitas sebagaimana mestinya; dan menghembuskan nafas adalah udara keluar dari paru-paru yang penuh dengan gas karbon dan sedikit oksigen, serta sebagian sisa-sisa tubuh yang beterbangan di dalam tubuh dan keluar melalui kedua paru-paru dalam bentk gas.


Gas-gas ini dalam persentase yang besar ketika angina dihembuskan, padanya terdapat sejumlah penyaki, seperti pada toksin air kencing. Maka udara yang dihembuskan mengandung sisa-sisa tubuh yang berbentuk gas dengan sedikit oksigen. Dari hal ini kita mengetahui hikmah yang agung dari larangan Rasulullah SAW; yaitu agar kita tidak bernafas ketika makan dan minum, akan tetapi yang dibenarkan adalah minum sebentar lalu diputus dengan bernafas di luar bejana, lalu minum kembali.


Rasulullah SAW memberikan wejangan tentang awal yang bagus dalam perintahnya tentang memutus minum dengan bernafas sebentar-sebentar. Sebagaimana sudah kita ketahui, bahwa eorang yang minum 1 gelas dalam satu kali minuman akan memaksa dirinya untuk menutup/ menahan nafasnya hingga ia selesai minum. Yang demikian karena jalur yang dilalui oleh air dan makanan dan jalan yang dilalui oleh udara akan saling bertabrakan, sehingga tidak mungkin seseorang akan bisa makan atau minum sambil bernafas secara bersama-sama. Sehingga tidak bisa tidak, ia harus memutus salah satu dari keduanya. Dan ketika seseorang menutup/ menahan nafasnya dalam waktu lama, maka udara di dalam paru-paru akan terblokir, maka ia akan menekan kedua dinding paru-paru, maka membesar and berkuranglah kelenturanya setahap demi setahap. Dan gejala ini tidak akan terlihat dalam waktu yang singkat.


Akan tetapi apabila seseorang membiasakan diri melakukan ini (minum dengan menghabiskan air dalam satu kali tenggakan) maka ia akan banyak sekali meminum air, seperti unta, dimana paru-parunya selalu terbuka. Lalu paru-paru akan menyempitkan nafasnya manakala ia sedikit minum air, maka kedua bibirnya kelu dan kaku, dan demikian juga dengan kukunya. Kemudian, kedua paru-parunya menekan jantung sehingga mengalami dis-fungsi jantung (gagal jantung), kemudian membalik ke hati, maka hati menjadi besar (membengkak), kemudian sekujur tubuh akan menggembur. Dan demikianlah keadaannya, sebab kedua paru-paru yang terbuka merupakan penyakit yang berbahaya, sampai para dokter pun menganggapnya lebih berbahaya daripada kanker tenggorokan.


Dan Nabi SAW tidak menginginkan seorangpun dari ummatnya sampai menderita penyakit ini. oleh karena itu, beliau menasehati ummatnya agar meminum air seteguk demi seteguk (antara dua tegukan dijeda dengan nafas), dan meminum air 1 gelas dengan 3 kali tegukan, sebab hal ini lebih memuaskan rasa dahaga dan lebih menyehatkan tubuh. (Lihat Al-Haqo’iq Ath-Thobiyyah fii Al-Islam, secara ringkas).


Sumber: Al-Arba’in Al-Ilmiah, Abdul Hamid Mahmud Thahmaaz

Friday, July 15, 2022

Manfaat Shalat Berjama’ah

Manfaat Shalat Berjama’ah

Shalat jama’ah seperti yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW mempunyai pahala dua puluh tujuh derajat apabila dibandingkan dengan shalat sendirian. Dalam riwayat lain dua puluh lima derajat. Mengapa Rasulullah SAW memberi keistimewaan terhadap shalat berjama’ah? Berikut ini beberapa manfaat dari shalat berjama’ah.



 

Pertama, apabila kita berangkat melaksanakan shalat jama’ah tentu akan terasa bersemangat, tidak bermalas-malasan jika dibandingkan dengan shalat sendirian. Pada saat kita shalat jama’ah setan tentu akan menjauhi kita. Sebab setan akan senantiasa merasa berat dengan jama’ah jika dibandingkan dengan shalat sendirian.

 

Kedua, berdasarkan hadits Rasulullah SAW bahwa persaksikanlah termasuk orang yang beriman, orang yang senantiasa membiasakan pergi ke masjid. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang pergi ke masjid untuk shalat berjama’ah itu imannya sangat kuat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Apabila kamu melihat seorang laki-laki yang membiasakan pergi ke masjid maka saksikanlah dia adalah orang yang beriman.” [HR. Imam Tirmidzi] Jadi, termasuk tanda bahwa seseorang itu imanya kuat adalah membiasakan pergi ke masjid untuk shalat jama’ah, berdiri di belakang imam, mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Berbeda dengan halnya kita shalat sendirian di rumah. Terkadang orang yang shalat sendirian di rumah itu tidak memperbagus bacaan ayat Al-Qur’an.

 

Ketiga, berdasarkan hadits Rasulullah SAW, “Berilah kabar gembira kepada para pejalan kaki di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” [HR. Imam Turmudzi dan Imam Ibnu Maajah]

 

Bahkan Rasulullah SAW telah menuturkan apabila kita hendak melaksanakan shalat berjama’ah, terlebih shalat shubuh ini semua akan menjadi cahaya kelak di hari kiamat.

 

Di dalam Al-Qur’an ketika menjelaskan janji, menjelaskan peringatan, menjelaskan motivasi dan sebagainya biasanya berbentuk khitab jama’ah. Misalnya, “Yadullahi fauqa aidiihim” [QS. Al-Fath: 10], “Aqiimuu ash-shalaah wa aatuz zakaah” [QS. Al-Baqarah: 43] dan sebagainya. Kenapa Allah SWT menggunakan redaksi jama’ bukan menggunakan bentuk mufrad? Ini menunjukkan bahwa ibadah yang dilakukan dengan cara berjama’ah sangat berat bagi setan jika dibandingkan ibadah yang dilakukan sendirian. Oleh karena itu marilah kita shalat berjama’ah agar Allah SWT senantiasa membersihkan hati kita dengan cahaya langit. Dan jangan lupa bahwa shalat berjama’ah itu dengan pahala dua puluh tujuh derajat itu lebih baik daripada shalat sendirian yang hanya mendapat satu derajat. Semoga Allah SWT menerima semua shalat kita dan menjadikan kita sebagai orang yang senantiasa mengerjakan shalat dengan berjama’ah.

Wednesday, July 13, 2022

Tahlilan

Tahlilan

Jika jujur melihat sejarah, tahlilan adalah amaliah ummat Islam sejak dahulu, bukan warisan Hindu-Budha, sebab sudah pasti Hindu-Buddha tidak akan membaca Laa ilaha illaallah.




a. Imam al-Qorofi, Mesir (684H)

قال الرهوني: والتهليل الذي قال فيه القرافي ينبغي أن يعمل. هو فدية لا إله إلا الله سبعين ألف مرة حسبما ذكره السنوسي و غيره. هذا الذي فهمه منه الأئمة.

"Ar-Rohuni berkata: "Tahlil yang dikatakan oleh al-Qorofi yang dianjurkan untuk diamalkan adalah doa fidyah Laa ilaha illaallah sebanyak 70.000 kali, sesuai yang disebutkan oleh As-Sanusi dan lainnya. Inilah yang dipahami oleh para Imam.""


b. Ibnu Taimiyah, Damaskus Syria (726 H)

 (وسئل) عمن هلل سبعين ألف مرة وأهداه للميت يكون براؤة للميت من النار حديث صحيح أم لا؟ وإذا هلل الإنسان وأهداه إلى الميت يصل إليه ثوابه أم لا؟ (فأجاب) إذا هلل الإنسان هكذا سبعون ألفا أو أقل أو أكثر وأهديت إليه نفعه الله بذلك وليس هذا حديثا صحيحا ولا ضيفا. 

"Ibnu Taimiyah ditanya tentang orang yang membaca tahlil 70.000 kali dan dihadiahkan kepada mayit sebagai pembebas dari api neraka, apakah ini hadits shohih atau tidak?" Ibnu Taimiyah menjawab: "Jika seseorang membaca tahlil sebanyak 70.000, atau kurang, atau lebih banyak, lalu dihadiahkan kepada mayit, ALLAH akan menyampaikannya. Hal ini bukan hadits shohih atau dhoif.""



c. Sayyid Abdurrahman as-Saqqof, Hadhromaut Yaman (1254 H)

(مسئلة ش) أوصى بتهاليل سبعين ألفا في مسجد معين وأوصى للمهللين بطعام معلوم فالمذهب عدم حصوله الثواب بالتهاليل الا ان كان عند القبر على المعتمد وفي وجه حصوله مطلقا وهو مذهب الثلاثة بل قال ابن الصلاح ينبغي الجزم بنفع اللهم أوصل ثواب ما قرأناه إلى روح فلان... 

"(Fatwa al-Asykhar) Jika orang berwasiat dengan tahlilan sebanyak 70.000 kali di masjid tertentu dan ia berwasiat untuk orang-orang yang melakukan tahlil dengan makanan tertentu, maka menurut madzhab Syafi'i pahalanya tidak sampai, kecuali dilakukan di dekat kuburan. Dalam suatu pendapat ulama Syafi'iyah bisa sampai secara mutlak (baik di masjid, di rumah, atau di kuburan). Ini adalah pendapat tiga Madzhab. Bahkan Ibnu Sholah berkata: "Dianjurkan yakin dengan manfaat doa: "Yaa ALLAH, sampaikanlah pahala yang kami baca untuk ruh si Fulan..."


Qodho’ Sholat Bagi Mayit

Qodho’ Sholat Bagi Mayit

Menurut madzhab Syafi’i tidak ada kewajiban bagi ahli waris untuk mengqodho’ sholat dari mayyit yang ditinggalkan selama masa sakitnya atau hidupnya, yang ada hanyalah puasa dan haji yang berdasarkan hadits-hadits shohih. Namun, di kalangan NU sering mengamalkan qodho’ sholat ini dan bersumber dari ijtihad Imam as-Subki, seperti disampaikan Syaikh Ibn Hajar al-Haitami:



“Ibn Adi ‘Ishrun berkata: “Tidak hadits atau qiyas yang mencegah sampainya pahala sholat untuk mayit. Dalam masalah ini telah diriwayatkan beberapa hadits yang tidak masyhur. As-Subki menjelaskan apa yang telah disampaikan dengan hadits mursal: “Di antara berbakti kepada orang tua adalah melakukan sholat doa untuk kedua orang tuamu bersama sholatmu.” [HR. Imam Muslim]. Dikatakan, makna sholat di sini adalah doa. Tetapi tidak ada halangan untuk memaknai sesuai teksnya (sholat). As-Subki berkata: “Kerabat saya meninggal dan punya hutang lima sholat, lalu saya lakukan sholat untuknya karena mengqiyaskan pada puasa.”

Empat Macam Manusia dan Kesombongan

Empat Macam Manusia dan Kesombongan

Di antara penyakit hati yang perlu diobati dengan segera adalah penyakit sombong. Sifat buruk ini adalah di antara sifat penghalang seorang muslim untuk masuk surga Allah SWT. Janganlah kita memiliki sifat sombong, karena yang boleh sombong hanyalah Allah SWT. Seseorang yang memiliki sifat sombong seakan menentang Allah dan mengoyak kerajaan Allah SWT. Sebagaimana dalam hadits qudsi Allah SWT berfirman: “Sombong itu adalah selendang-Ku dan kebesaran itu adalah pakaian-Ku, maka barangsiapa mencabut salah satunya dari-Ku, Aku akan melamparkan orang itu ke neraka.” [HR. Imam Ibnu Maajah]



 

Antara manusia dan sombong itu ada 4 hubungan: Pertama, seseorang yang tidak sombong, walaupun dia memiliki sarana atau potensi untuk sombong. Ia memiliki keadaan untuk bisa disombongkan tetapi ia tidak menyombongkan itu, inilah yang terbaik. Contoh terbaiknya adalah Nabi kita Muhammad SAW. Beliau istimewa dalam segala hal karena Allah SWT memang menjadikannya sebagai uswatun hasanah (suri tauladan yang baik). Ilmu beliau SAW tak tertandingi, sebagaimana beliau dididik langsung Allah SWT. Mukjizat semua para Nabi dan Rasul, beliau miliki. Kelebihan-kelebihan Rasulullah SAW yang luar biasa ini, menjadikan beliau semakin rendah hati dan tawadhu’. Dalam hatinya beliau bersabda, “Saya duduk seperti duduknya budak, bukan seperti duduknya raja.”

 

Kedua, seorang yang tidak sombong bukan karena tawadhu’, melainkan karena tidak memiliki sesuatu yang bisa untuk disombongkan. Ia tidak memiliki sesuatu yang lebih untuk disombongkan, tetapi bisa jadi ketika Allah memberinya kelebihan tersebut, ia bisa menjadi sombong. Oleh karena itu terkadang Allah SWT tidak memberi beberapa kenikmatan kepada manusia, tidak lain karena Allah SWT lebih tahu apa yang akan terjadi bila manusia tersebut diberi nikmat yang bisa berakibat menjadikan dirinya lupa diri dan menjadi sombong, ini merupakan bentuk rahmat dan penjagaan Allah SWT kepadanya.

 

Ketiga, orang yang sombong karena keadaannya yang mewah, atau juga seorang yang dulunya biasa-biasa saja, jauh dari sifat kesombongan. Tetapi naas orang tersebut menjadi congkak ketika Allah memberi suatu kelebihan atau nikmat padanya. Sungguh sangat memprihatinkan melihat hal seperti ini. Sayyid Muhammad al-Maliki mengatakan kecilnya kesombongan itu seperti semut pudak. Seekor semut yang kecil dan tidak berat, itu saja bila di hati kita terdapat kesombongan sekecil itu maka tidak akan bisa masuk surga.

 

Keempat, seseorang yang tidak memiliki apa-apa untuk disombongkan, tetapi ia sangat menyombongkan diri. Ini lebih besar dosanya dibandingkan seorang yang memiliki sarana lalu menyombongkannya. Contohnya apabila seorang  wanita yang masih muda, remaja misalnya mempertontonkan auratnya untuk dilihat orang lain, ingin sombong dan menunjukkan karena memiliki keindahan tubuh atau kecantikan, padahal tubuhnya itu adalah pemberian Allah. Ia tidak mendapatkannya dengan sendirinya. Jelas ini adalah dosa. Lebih dosa lagi apabila sudah tua, tetapi masih saja ingin memamerkan tubuhnya. Kalau dipikir lagi apanya yang mau disombongkan?

 

Mari kita teladani sosok Rasulullah SAW, para Nabi dan ‘alim ‘ulama. Yang senantiasa menutup kelebihan-kelebihan pada dirinya dengan jubah tawadhu’.

Wallahu a’lam.

Berdosakah Punya Suami Malas Shalat

Berdosakah Punya Suami Malas Shalat

Q : Assalaamu’alaikum wr wb. Saya minta petunjuk, apa yang harus saya lakukan jika mempunyai suami tidak shalat. Berkali-kali sudah saya ajak dan dinasihati, dan ini bukan hanya satu atau dua bulan saja tapi sudah bertahun-tahun sampai saya menjumpai anak tiga, dengan harapan dia mau berubah. Sekarang saya hanya mendoakannya saja. Apa saya harus tetap bersabar, dan apa saya berdosa? Terimakasih



 


A : Wa ‘alaikumussalaam wr wb. Memang permasalahan dalam keluarga itu seakan-akan tidak ada ujungnya. Permasalahan ini selesai, muncul lagi berbagai permaslaahan. Baik terkait dengan masalah ekonomi, masalah hubungan dengan mertua, dan bahkan berhubungan dengan masalah agama. Dan semua ini adalah tanggung jawab bersama, terlebih suami sebagai imam yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Sebab istri, anak dan harta kekayaan itu semua merupakan amanah dari Allah SWT yang harus kita jaga bersama. Di sisi lain, suami istri harus saling menasihati demi kebaikan bersama.

 

Menanggapi permasalahan yang ditanyakan di atas, perlu diketahui bahwa kita tidak dituntut di atas kemampuan kita atau di luar batas kemampuan kita. Kalau kemampuan kita mengingatkan, maka lakukanlah semampu kita, nasihatilah dengan tulus dan baik. Bahkan kalau Anda bisa melaksanakan, ajaklah suami Anda sowan kepada Kiai atau tokoh agama untuk meminta nasihatnya. Artinya biar Pak Kiai atau tokoh tersebut yang menasihati suami Anda secara langsung, maka lakukanlah hal itu dengan tulus dan baik. Atau mungkin melalui orang tua (mertua), biar mereka berdua yang memberi nasihat pada suami Anda. Dan selebihnya, yakni sesuatu yang berada di luar batas kemampuan kita maka kita tidak berdosa apabila tidak melaksanakan.

Kematian Habil, Gempa Bumi dan Gerhana Matahari

Kematian Habil, Gempa Bumi dan Gerhana Matahari

 Penyusun kitab Miratuz Zaman berkata, sesungguhnya para ahli perbintangan menjelaskan bahwa binatang yang berekor/ lintang kemukus tidak menampakkan diri di dunia kecuali saat terbunuhnya Habil dan saat dijatuhkannya Nabi Ibrahim ke pembakaran dan saat hancurnya kaum ‘Ad dan saat tenggelamnya Fir’aun.

 



Dan lintang kemukus tidak akan menampakkan diri kecuali jika aka nada pagebluk/balak atau matinya para pemimpin. Lintang tersebut juga menampakkan diri pada awal Islam ketika perang Badar Kubro dan juga menampakkan diri ketika terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan dan terbunuhnya Sayyidina Ali KWH. Dan ini adalah perkara yang sudah terbukti.

 

Imam Ats-Tsa’labi berkata, saat Habil dibunuh maka bumi bergetar dan ini adalah pertama kali gempa yang terjadi di bumi, dan itu terjadi tujuh kali dalam sehari sampai tujuh hari dari kematian Habil. Oleh karenanya maka matahari jadi tertutup, dan ini adalah pertama kalinya terjadi gerhana matahari di muka bumi.

 

Imam Ats-Tsa’labi berkata, ketika Habil terbunuh maka tumbuhlah duri di pohon-pohon dan jadi berubah rasa buah-buahan dan jadi asin rasa air, pada saat itu Nabi Adam masih di tanah Hindia dan beliau belum tahu kabar tentang kematian anak yang dicintainya yaitu Habil.

 

Ibnu Abbas berkata, saat Qobil membunuh saudara yang bernama Habil saat itu berada di gunung Qosiyun dalam gua darah maka bumi menyerap darah tersebut, lalu Allah SWT memberi “ilham” pada Qobil, dimana saudaramu, Qobil menjawab aku tidak tahu. Allah SWT memberi “ilham” lagi, sesungguhnya bentuk/gambaran darahnya saudaramu berteriak dari bumi bahwa kaulah yang membunuhnya.

 

Lalu Qobil berkata dimanakah darahnya? Maka pada hari itu juga Allah SWT mengharamkan bumi untuk menyerap semua darah.

 

Di saat Nabi Adam tahu kalau hatinya merasa tidak tenang maka ia keluar untuk mengetahui apa yang sudah terjadi. Pada saat sampai di hadapan anak-anaknya maka barulah ia tahu bahwa Habil telah dibunuh. Dan Qobil yang kemudian mempersunting Iqlima. Di saat kedatangan Nabi Adam maka Qobil berlari dan menjerit karena takut pada ayahnya.

 

Imam Ats-Tsa’labi berkata, di saat kabar pembunuhan anaknya sudah jelas pada Nabi Adam maka Adam menangis, dan kabar tersebut sudah jelas pada Hawa, maka ia langsung menjerit-jerit maka jadilah kebiasaan tersebut pada anak cucu mereka.

 

Imam Ats-Tsa’labi berkata, di saat Adam mengetahui terbunuhnya Habil maka Adam berdiam diri selama satu tahun tidak pernah tertawa dan tidak mau menggauli istrinya (Hawa) lalu Allah SWT memberi wahyu, hai Adam sampai kapan kamu bersedih dan menangis, ‘sungguh Aku akan memberi gantinya padamu anak yang benar-benar Nabi dan Aku akan menjadikan Nabi-Nabi dan keturunannya sampai hari kiamat, dan ciri-cirinya adalah bahwa ia nanti akan dilahirkan sendiri (tidak kembar) pada satu kandungan, ketika ia lahir maka berilah ia nama Syis’, dan arti Syis menurt bahasa Suryani adalah Abdullah.

 

Saat hawa mengandungnya, ia tak merasa berat dan tak merasa repot melahirkan, jarak antara kematian Habil dan Hawa melahirkan Syis adalah seratus tahun. Wallahu a’lam.

[Disarikan dari Kitab Bada’iuzzhuhur]

Monday, July 4, 2022

SOPAN SANTUN DALAM BERJALAN

SOPAN SANTUN DALAM BERJALAN

Masih dalam pembahasan kitab Akhlaqul lil Banin, di sini dipaparkan beberapa hal baik yang hendaknya diamalkan kepada anak-anak pada saat berjalan kemanapun tujuannya, yaitu:



1. Seorang murid patutlah berjalan dengan lurus. la tidak boleh menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa keperluan.

la tidak boleh bertingkah dengan gerakan yang tidak pantas.

la tidak patut berjalan dengan terlampau cepat dan tidak boleh berjalan lambat. la tidak boleh makan atau bernyanyia taupun membaca kitab/bukunya sambil berjalan.


2. la harus menghindari lumpur dan kotoran agar tidak jatuh atau kotor baiunya. la harus menghindari ialanan yang sempit dan penuh sesak agar tidak bertabrakan dengan seseorang atau kehilangan sesuatu alatnya. la tidak boleh berhenti di lalan untuk mencampuri urusan orang lain atau menghentikan salah seorang temannya, supaya tidak terlambat dari waktu sekolah yang telah ditentukan'


3. la tidak boleh bergurau apabila berjalan bersama teman-temannya dan tidak boleh mengeraskan suaranya ketika berbicara atau tertawa, dan tidak boleh mengejek seseorang. Semua itu buruk sekali dan tidak pantas bagi seorang murid yang berpendidikan.


4. la tidak boleh lupa mengucapkan salam kepada siapapun yang ia jumpai di jalan, khususnya bila orang itu adalah ayah atau gurunya.


Wallohu a'lam bish showaab

Semoga Bermanfaat

[Kutipan Kitab Akhlaqul lil banin]

MENDIDIK DENGAN KASIH SAYANG

MENDIDIK DENGAN KASIH SAYANG

Allah SWT dan Rasulullah SAW mengajarkan agar kita mendidik anak, murid, dan mendidik siapa pun dengan pendidikan yang sebaik-baiknya. Pendidikan yang sebaik-baik didasari dengan niat yang tulus, ikhlas, penuh kasih sayang, dan mempunyai tujuan untuk menjadikan anak atau murid itu menjadi baik, jauh dari rasa dendam, jauh dari rasa kesombongan, riya, jauh dari segala kekerasan dan sebagainya.


Setiap kali menyebut tabiyyah (pendidikan) atau Rob (yang maha mendidik) baik Al-Qur’an atau Hadits selalu disertai dengan kasih sayang. Misalnya firman Allah SWT: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah wahai tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” [QS. Al-Isro’:24]


Dalam ayat tersebut ada kata sayangilah dan kata didiklah. Pendidikan senantiasa disertai dengan rasa kasih sayang. Misalnya lagi firman Allah SWT. Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin. Ar-Rochman Ar-Rochim. Robbi (Allah Maha Pencipta dan Pendidik). Ketika menyebutkan Robb yang artinya Maha Pendidik segera setelah disebutkan kata Rahman Rahim (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Rasulullah SAW melakukan pendidikan kepada istrinya, putra, dan cucu-cucu serta para sahabat-sahabatnya juga dengan penuh rasa kasih sayang.


Suatu saat Rasulullah SAW berkhotbah di atas mimbar seraya berkata: Wahai para sahabatku, siapa di antara kamu yang merasa paling saya sayangi. Ternyata semua para sahabat mengangkat tangan dan semuanya merasa paling disayangi oleh Rasulullah SAW.


Di dalam Al-Qur’an pun pada surat al-Imron ayat 159 juga disebutkan demikian bahwa Beliau senantiasa bersikap lemah lembut kepada para sahabatnya.


Pendekatan kasih sayang, dari hati ke hati, tulus, lemah lembut itu juga dilakukan oleh para ulama bahkan sampai terjadi hubungan yang sangat akrab antara ulama dan murid-muridnya. Misalnya Imam Syafi’i sudah terbiasa berkumpul, berdiskusi dengan para muridnya, termasuk juga para kyai di pesantren juga terbiasa dengan para muridnya,memasak, makan bersama. Sungguh hal ini menunjukkan suatu ekspresi kasih sayang dan perhatian dari seorang guru kepada para muridnya, bahkan para kyai memanggil muridnya dengan panggilan kang (mas) yang seakan-akan muridnya itu saudaranya.


Para Imam Madzhab pun dalam menyebutkan muridnya juga dengan istilah ashab (sahabat) misalnya ashaabus syafi’i (murid-muridnya Imam Syafi’i) yang mana seakan-akan muridnya itu seperti temannya. Jadi, seharusnya pendidikan itu kita lakukan dengan pendekatan seperti itu, yakni pendekatan dari hati ke hati, memandangnya sebagai manusia yang harus diperhatikan dan diberi kasih sayang pendidikan akan berhasil dan itu sudah menjadi kenyataan.


Muridnya Rasulullah SAW sukses, muridnya para sahabat sukses, muridnya Imam Syafi’i juga sukses, begitu juga dengan murid-muridnya para kyai juga sukses. Hanya saja terkadang ada murid yang nakalnya itu melewati batas yang terkadang juga perlu dengan pendekatan memukul dan ini pun juga dalam rangka kasih sayang daripada muridnya itu terjerumus dalam kejelekan, sebab diberi nasehat, diberi peringatan tidak ada perubahan, maka satu-satunya cara diberi peringatan dengan cara dipukul dan sebagainya. Dan ini boleh dilakukan asalkan niatnya karena Allah SWT, tulus dan kita yakin


bahwa itu yang paling maslahat daripada dia terjerumus kepada perbuatan yang lebih berbahaya, hanya saja Rasulullah SAW mengajarkan kalau memang terpaksa harus memukul untuk memberi pelajaran, misalnya kepada anak, kepada murid, kepada istri, atau kepada binatang Rasulullah SAW melarang kita memukul wajah.


Dan ini semua dilakukan karena memang jalan yang terbaik dan terakhir, memberikan peringatan agar sadar, memberikan efek jera dan agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang berbahaya serta tidak ada sedikitpun rasa dendam.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Badan Otonom

Muslimat NU
Read More
GP Ansor
Read More
Fatayat NU
Read More
IPNU
Read More
IPPNU
Read More
PMII
Read More
Jatman
Read More
JQH NU
Read More
ISNU
Read More
PSNU PN
Read More

Lembaga

LP Ma'arif NU
Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama
RMINU
Rabithah Ma'ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama
LBMNU
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama
LESBUMI
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
LAZISNU
Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama
LTNNU
Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama
LAKPESDAM
Kajian Pengembangan Sumber daya
LDNU
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
LPBINU
Penanggulangan Bencana Perubahan Iklim
LTMNU
Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama
LKKNU
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
LFNU
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama
LPBHNU
Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama
LPNU
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
LPPNU
Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama
LKNU
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama
LPTNU
Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama
LTN NU
Lembaga Infokom dan Publikasi Nahdlatul Ulama
LWPNU
Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-