Monday, July 4, 2022

MENDIDIK DENGAN KASIH SAYANG

Allah SWT dan Rasulullah SAW mengajarkan agar kita mendidik anak, murid, dan mendidik siapa pun dengan pendidikan yang sebaik-baiknya. Pendidikan yang sebaik-baik didasari dengan niat yang tulus, ikhlas, penuh kasih sayang, dan mempunyai tujuan untuk menjadikan anak atau murid itu menjadi baik, jauh dari rasa dendam, jauh dari rasa kesombongan, riya, jauh dari segala kekerasan dan sebagainya.


Setiap kali menyebut tabiyyah (pendidikan) atau Rob (yang maha mendidik) baik Al-Qur’an atau Hadits selalu disertai dengan kasih sayang. Misalnya firman Allah SWT: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah wahai tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” [QS. Al-Isro’:24]


Dalam ayat tersebut ada kata sayangilah dan kata didiklah. Pendidikan senantiasa disertai dengan rasa kasih sayang. Misalnya lagi firman Allah SWT. Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin. Ar-Rochman Ar-Rochim. Robbi (Allah Maha Pencipta dan Pendidik). Ketika menyebutkan Robb yang artinya Maha Pendidik segera setelah disebutkan kata Rahman Rahim (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Rasulullah SAW melakukan pendidikan kepada istrinya, putra, dan cucu-cucu serta para sahabat-sahabatnya juga dengan penuh rasa kasih sayang.


Suatu saat Rasulullah SAW berkhotbah di atas mimbar seraya berkata: Wahai para sahabatku, siapa di antara kamu yang merasa paling saya sayangi. Ternyata semua para sahabat mengangkat tangan dan semuanya merasa paling disayangi oleh Rasulullah SAW.


Di dalam Al-Qur’an pun pada surat al-Imron ayat 159 juga disebutkan demikian bahwa Beliau senantiasa bersikap lemah lembut kepada para sahabatnya.


Pendekatan kasih sayang, dari hati ke hati, tulus, lemah lembut itu juga dilakukan oleh para ulama bahkan sampai terjadi hubungan yang sangat akrab antara ulama dan murid-muridnya. Misalnya Imam Syafi’i sudah terbiasa berkumpul, berdiskusi dengan para muridnya, termasuk juga para kyai di pesantren juga terbiasa dengan para muridnya,memasak, makan bersama. Sungguh hal ini menunjukkan suatu ekspresi kasih sayang dan perhatian dari seorang guru kepada para muridnya, bahkan para kyai memanggil muridnya dengan panggilan kang (mas) yang seakan-akan muridnya itu saudaranya.


Para Imam Madzhab pun dalam menyebutkan muridnya juga dengan istilah ashab (sahabat) misalnya ashaabus syafi’i (murid-muridnya Imam Syafi’i) yang mana seakan-akan muridnya itu seperti temannya. Jadi, seharusnya pendidikan itu kita lakukan dengan pendekatan seperti itu, yakni pendekatan dari hati ke hati, memandangnya sebagai manusia yang harus diperhatikan dan diberi kasih sayang pendidikan akan berhasil dan itu sudah menjadi kenyataan.


Muridnya Rasulullah SAW sukses, muridnya para sahabat sukses, muridnya Imam Syafi’i juga sukses, begitu juga dengan murid-muridnya para kyai juga sukses. Hanya saja terkadang ada murid yang nakalnya itu melewati batas yang terkadang juga perlu dengan pendekatan memukul dan ini pun juga dalam rangka kasih sayang daripada muridnya itu terjerumus dalam kejelekan, sebab diberi nasehat, diberi peringatan tidak ada perubahan, maka satu-satunya cara diberi peringatan dengan cara dipukul dan sebagainya. Dan ini boleh dilakukan asalkan niatnya karena Allah SWT, tulus dan kita yakin


bahwa itu yang paling maslahat daripada dia terjerumus kepada perbuatan yang lebih berbahaya, hanya saja Rasulullah SAW mengajarkan kalau memang terpaksa harus memukul untuk memberi pelajaran, misalnya kepada anak, kepada murid, kepada istri, atau kepada binatang Rasulullah SAW melarang kita memukul wajah.


Dan ini semua dilakukan karena memang jalan yang terbaik dan terakhir, memberikan peringatan agar sadar, memberikan efek jera dan agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang berbahaya serta tidak ada sedikitpun rasa dendam.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-