Thursday, July 28, 2022

Tanpa Rasa Malu, Hidup Lepas Kendali

Betapa pentingnya setiap orang selalu memiliki rasa malu. Orang yang tidak memiliki rasa malu akan berbuat sekehendak hatinya. Rasa malu selalu menjadi kekuatan pada diri seseorang untuk menyeleksi apakah perbuatan pantas dilakukan atau tidak. Manakala seseorang tidak memiliki rasa malu, maka perilakunya tidak terseleksi, sehingga apa saja yang diinginkan atau dikehendaki akan dijalankannya.




Dalam menjalani kehidupan seseorang biasanya mendasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari istiadat yang berlaku di masyarakat, sopan santun, aturan dan juga agama yang dipeluknya. Seseorang, oleh karena tidak memiliki rasa malu, maka nilai-nilai dimaksud selalu diabaikan. Ia melakukan apa saja sesuai dengan apa yang dikehendaki atau diinginkan. Pelakunya tidak berstandar kecuali hanya mengikuti keinginan, kebutuhan, dan apa saja yang menyenangkan terhadap dirinya sendiri. Sedemikian penting rasa malu seharusnya dimiliki oleh setiap orang, sehingga dalam ajaran Islam, rasa malu dikaitkan dengan keimanan. Salah satu pertanda bahwa seseorang beriman adalah menyandang rasa malu. Artinya, seseorang yang pada dirinya tidak memiliki rasa malu maka tidak disebut sempurna imannya. Rasa malu dalam Islam dijadikan standar atau indikator untuk melihat seseorang itu beriman atau tidak. Setiap orang berpotensi kehilangan rasa malu. Siapapun, tidak mengenal tingkat pendidikannya, jabatannya, kekayaannya, umurnya dan seterusnya, sebenarnya memiliki kemungkinan kehilangan rasa malu. Padahal tatkala rasa malu sudah tidak ada pada diri seseorang, maka apa saja yang dikehendaki dan diinginkan akan dilakukan. Dengan melakukan perbuatan dimaksudkan, bagi yang bersangkutan, akan memperoleh kesenangan, kebahagiaan, atau kepuasan. Akan tetapi bagi orang yang lain yang melihatnya akan memberikan penilaian atau merespon secara berbeda-beda.


Orang yang masih peka terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi, maka tatkala melihat perilaku orang yang telah kehilangan rasa malu akan merasa prihatin, sebal, dan sejenisnya. Mereka itu berpandangan bahwa manusia harus selektif dalam menampakkan perilakunya, menyesuaikan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat lingkungannya, baik yang bersumber dari adat-istiadat, sopan santun, aturan yang berlaku, dan bahkan nilai agama yang dipeluknya. Sudah barang tentu, respon tersebut akan berbeda dari orang yang sudah tidak memiliki rasa malu lagi. Banyak contoh perilaku orang yang sudah kehilangan rasa malu, baik di bidang politik, birokrasi pemerintahan, keluarga, orang tua, dan bahkan tidak terkecuali di dunia pendidikan, dan lain-lain.


Di bidang politik misalnya, karena tidak memiliki rasa malu, seseorang melakukan apa saja yang sebenarnya tidak patut, agar berhasil memperoleh dan mempertahankan kekuasaannya. Ia melakukan sogok-menyogok atau suap-menyuap sehingga berakibat kehidupan politik menjadi kacau dan pejabat yang terpilih tidak berwibawa.


Demikian pula dalam birokrasi pemerintahan. Pejabat pemerintah yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat, karena sudah kehilangan rasa malu, justru ingin dilayani.


Mereka menuntut berbagai fasilitas dari pemerintah, sekalipun kualitas kerja dan pengabdiannya tidak jelas.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-