Nahdlatul Ulama Kota Madiun

sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah

Youtube

Profil

Sejarah

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Read More

Visi Misi

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Read More

Pengurus

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun terdiri dari 3 unsur kepengurusan, Mustasyar (Penasihat), Syuriyah (Pimpinan tertinggi), dan Tanfidziyah (Pelaksana Harian).

Read More

MWC

MWC (Majelis Wakil Cabang) merupakan kepengurusan di tingkat kecamatan, terdiri dari MWC NU Manguharjo, MWC NU Kartoharjo, dan MWC NU Taman.

Read More

Warta

Wednesday, August 24, 2022

Orang Hanya Bisa Memberi Apa yang Dia Punya

Orang Hanya Bisa Memberi Apa yang Dia Punya

Setiap Nabi Isa lewat di depan kerumunan Yahudi Bani Isroil, mereka selalu memperlakukannya dengan jelek dan melemparkan kata-kata kotor kepada beliau. Sebaliknya, Nabi Isa justru membalas dengan kata-kata sopan dan lemah lembut kepada mereka.




“Mereka berkata kasar dan anda berkata sopan. Mengapa bisa terjadi?” tanya salah satu murid beliau.

“Karena orang hanya bisa memberi apa yang dia punya.” jawab Nabi Isa.

(___)

Jika hati kita baik dan tulus, sikap dan kata-kata yang terucap juga akan baik. Hati yang kotor, akan muncul juga sikap dan kata-kata kotor.


Jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak. Dan jangan sampai untuk berbuat baik saja harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu.

Dunia adalah Penjara

Dunia adalah Penjara

Sayyid Hasan bin Ali bin Abi Tholib dalam sebuah kesempatan keluar dari rumahnya. Beliau menaiki tunggangan yang bagus dan berpakaian mewah. Di jalan berpapasan dengan seorang Yahudi miskin berpakaian compang-camping.




Si Yahudi menghentikan Sayyid Hasan dan berkata, “Wahai cucu Rasulullah, aku ingin bertanya”.

“Apa yang kau tanyakan?”

“Kakekmu berkata, dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surganya orang kafir. Anda orang beriman dan aku kafir. Aku tidak menyaksikan dunia melainkan merupakan surga bagimu. Hidupmu sangat bahagia.

Dan kehidupan dunia ini adalah penjara bagiku. Hidupku menderita. Kemiskinan telah menyengsarakan hidupku.”


Setelah mendengarkan perkataan si Yahudi, Sayyid Hasan menjawab, “Wahai orang Yahudi, jika aku membandingkan nikmat besar yang telah disiapkan oleh Allah kepadaku di akhirat, aku dalam keadaanku seperti ini adalah di dalam penjara. Dan jika kamu membandingkan siksa pedih yang disiapkan Allah kepadamu di akhirat, kamu dengan keadaanmu sekarang ini berada di surga yang luas.”


Diterjemahkan dari kitab Nurul Abshor.


Nabi Muhammad SAW dan Yahudi Buta

Nabi Muhammad SAW dan Yahudi Buta

Seorang Yahudi buta dan miskin setiap hari duduk di sebuah sudut kota Madinah. Setiap mendengar orang lewat di hadapannya, dia mencaci maki Nabi dengan suaranya yang keras: “Hai awas kalian, jangan dekati Muhammad. Dia orang gila, penyihir dan pembohong besar. Bila kalian dekati dia, kalian pasti terpikat. Kata-katanya amat manis.”




Meski Nabi tahu dan mendengar sendiri pengemis buta Yahudi itu membencinya setengah mati, tetapi beliau tiap pagi mendatanginya sambil membawa makanan untuknya. Tanpa bicara apa-apa atau mengenalkan dirinya Nabi menyuapinya dengan amat sabar dan penuh kisah.


Nabi kemudian wafat. Si Yahudi tertawa terbahak-bahak, bukan kepalang senangnya. Tetapi keesokan harinya dia merasa sepi dan kelaparan. Dia menunggu orang yang biasa datang memberinya makan sampai sore, tetapi tak juga kunjung datang.


Beberapa hari berikutnya, Sayyidina Abu Bakar datang menemui anaknya Siti Aisyah. Ia menanyakan apakah ada kebiasaan Nabi yang belum diikutinya. Istri Nabi itu menjawab: “Ayah sudah melakukan segalanya, kecuali satu hal.” Lalu Siti Aisyah menceritakan kebiasaan Nabi memberikan makan Yahudi buta tadi.


Mendengar penuturan anaknya itu Sayyidina Abu Bakar segera menemui dan membawa makanan untuknya. Si Yahudi merasakan pegangan tangannya, tetapi tangan itu bukan tangan orang yang dulu. Ia menepis tangan itu sambil mencari-cari dan meraba-raba tangan yang lembut dulu itu. Sayyidina Abu Bakar mengenalkan dirinya dan memberitahukan bahwa “Tangan lembut yang dulu tiap hari menyuapimu dengan penuh kasih itu adalah sahabatku: Muhammad, Rasulullah, dan dia sudah wafat beberapa hari lalu.”


Seketika itu pengemis Yahudi itu menjeri dengan suara yang amat memilukan hati. Air mata bercucuran membasahi pipinya. Dia amat menyesal dan mengutuki dirinya telah mencaci, membenci dan menuduh hal-hal yang tak pernah dilakukan Nabi Muhammad. “Oh Muhammad, engkau orang yang mulia, orang yang berhati mulia.” Hati Sayyidina Abu Bakar mengharu-biru dan tersedu-sedan, mengenan kekasihnya yang telah pergi takkan kembali. Yahudi itu kemudian masuk Islam.

Barokah Silaturahmi

Barokah Silaturahmi

Rasulullah SAW melihat salah satu sahabatnya, umurnya tinggal 15 hari lagi. Maka, oleh beliau sahabat tersebut diajak silaturahmi. Tetapi Rasulullah tidak memberi tahu kalau umurnya tinggal 15 hari. Setelah keliling bersilaturahmi keluar masuk rumah para sahabat lainnya, meminta maaf serta doa, tepat 15 hari ternyata malaikat Izroil tidak datang. Justru, malaikat Jibril yang datang memberi tahu kepada Nabi SAW, "Sebab engkau ajak silaturahmi maka umur sahabat ini dipanjangkan sampai 30 tahun."



Menjaga Nama Baik

Menjaga Nama Baik

Di Arab sebelum kemunculan Islam, ada seorang raja bernama Nu'man bin Mundzir. Dia memiliki kebiasaan aneh. Dia menetapkan di dalam setahun, ada hari baik dan ada hari naas. Hari yang dia tetapkan sebagai hari baik, siapapun orang yang ditemuinya akan dihormati dan diperlakukan dengan baik. Sebaliknya, jika hari itu hari naas, orang yang menemuinya akan dibunuh tanpa alasan.




Pada suatu hari naas, Raja Nu'man melakukan perjalanan jauh untuk berburu. Saat beristirahat, Raja duduk di kemah dikelilingi para menteri dan pengawalnya. Datanglah seorang laki-laki dari pedalaman lewat di depan kemah. Dia masuk ke kemah itu kemudian menyampaikan salam hormat, "Im Shobahan." (Setelah Islam datang, kalimat ini diganti dengan Assalamu'alaikum)


Raja Nu'man segera memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap laki-laki yang datang itu.

"Kamu akan aku bunuh sekarang." kata Raja.

"Mengapa?" tanya laki-laki itu keheranan.

"Ini hari naas, setiap orang yang menemuiku harus mati."

"Tolong jangan bunuh hamba. Hamba punya anak-anak kecil dan beberapa istri." pinta laki-laki itu.

"Tidak ada urusan dengan itu semua. Kamu harus mati. Titik." tegas Raja.

"Jika memang hamba harus dibunuh, beri hamba tenggat waktu. Biarkan hamba pulang dahulu mengatur segalanya untuk keluargaku. Kemudian hamba akan kembali ke tempat ini." kata lelaki itu dengan memelas.

"Siapa yang menjamin kamu akan kembali ke sini?" tanya Raja.


Laki-laki itu memandang semua yang hadir di kemah itu satu persatu. Tidak ada satupun yang dikenalnya. Dilihatnya ada seorang yang tampan dan gagah. Dia juga memiliki sikap yang baik. Dia adalah Abbas bin Ziyad. Laki-laki yang akan dibunuh itu berkata sambil menunjuk ke arah Abbas, "Orang ini yang akan menjaminku."


Raja memandang kepada Abbas sambil berkata kepadanya, "Apa kamu bersedia menjamin kedatangannya? Jika dia tidak kembali, kamu yang aku penggal lehernya."

"Hamba bersedia menjamin kedatangan orang ini. Kita tunggu sampai matahari terbenam." jawab Abbas


Raja memerintahkan untuk melepas laki-laki itu. Dia segera bergegas pergi sambil berkata, "Aku akan kembali sebelum matahari terbenam."


Pada saat matahari berwarna kekuningan dan hampir terbenam, Raja menoleh kepada Abbas, "Orang tadi tidak akan kembali."

"Tunggulah, hingga matahari benar-benar tenggelam." kata Abbas penuh rasa yakin.


Ketika matahari tenggelam dan malam mulai tiba, Raja berkata kepada Abbas, "Bersiaplah untuk mati."

"Janganlah tergesa-gesa, wahai Rajaku." jawab Abbas.


Abbas memandang di kejauhan, dilihatnya ada sesosok benda hitam. Dia berkata, "Barangkali dia lelaki itu."


Sesosok hitam itu semakin mendekat, ternyata dia adalah laki-laki yang akan dibunuh. Dia terengah-engah karena capek berlari. Sambil duduk dia berkata, "Apakah hamba memenuhi janji?"


Raja memandang kepadanya dengan penuh rasa takjub. Orang yang akan dibunuhnya bersedia menepati janji untuk kembali. Padahal jika dia tidak kembali, sudah ada orang yang menggantikannya untuk dibunuh. Lagi pula, tidak ada yang tahu dimana dia tinggal. Penasaran dengan peristiwa menakjubkan yang dialaminya hari itu. Raja menanyakan kepada laki-laki yang akan dibunuhnya, "Apa alasan yang membuatmu kembali mengantar nyawa?"

"Hamba takut akan dikatakan, menepati janji telah hilang dari orang Arab."

Raja menoleh kepada Abbas, kemudian bertanya juga dengan penuh rasa takjub, "Apa alasan kamu bersedia menjamin orang ini, padahal kamu sama sekali tidak mengenalnya?"

"Hamba takut akan dikatakan, saling percaya telah hilang dari orang Arab." jawab Abbas.

Raja lantas diam berpikir sejenak. Bingung, jadi membunuh atau tidak. Kemudian berkata, "Aku tidak ingin menjadi yang terjelek di antara kalian, nanti akan dikatakan, kasih sayang dan murah hati telah hilang dari orang Arab. Aku tidak jadi membunuhmu."


Lelaki dari pedalaman itu akhirnya dibebaskan. Semenjak peristiwa itu, raja menghapus adanya hari naas.


*****

Coba bayangkan. Jika semua ummat Islam atau warga negara Indonesia memiliki pandangan hidup yang sama dengan laki-laki yang akan dibunuh dalam cerita di atas. Setiap akan melakukan kejahatan dan keburukan dia akan mempertimbangkan nama baik agama dan bangsanya akan rusak oleh kelakuannya.


Di negara ini tentu tidak akan ada pencurian, pembunuhan, korupsi, saling ejek dan sikap-sikap tidak terpuji yang lain.


Diterjemahkan dari Syarh Yaqut An-Nafis.

Melihat dengan Pandangan Kasih

Melihat dengan Pandangan Kasih

Sekelompok pemuda berjalan sempoyongan membawa alat musik dan minuman keras lewat di depan Syaikh Ma’ruf Al Karkhi dan murid-muridnya. Salah seorang muridnya berkata, “Wahai tuanku, berdoalah kepada Allah agar mereka celaka.”




Kemudian Syaikh menjawab, “Baik, angkat dan tengadahkan tangan kalian ke langit. Kita berdoa bersama.” Para murid mengangkat tangan mereka, bersiap mengamini doa gurunya.


Syaikh memuali doanya, “Yaa Allah, seperti Engkau membuat mereka bahagia di dunia, bahagiakanlah mereka di akhirat”. Para muridnya tersentak kaget. Yang mereka harapkan adalah doa agar para pemuda itu celaka, karena telah berbuat maksiat di depan umum. Gurunya justru berdoa dengan doa yang tidak mereka pahami. Akhirnya Sang Syaikh menjelaskan, “Wahai anak-anakku, jika Allah membuat mereka bahagia di akhirat berarti Allah menerima taubat mereka. Kita tadi itu mengharapkan lewat doa agar mereka mau bertaubat.” 


Seharusnya kita trenyuh dan melihat dengan pandangan kasih dengan mendoakan baik saat melihat saudara kita melakukan maksiat. Bukan justru mencelanya dan mengharapkan keburukan. Mari kita doakan saudara-saudari  kita yang belum mendapat petunjuk Allah.


Monday, August 15, 2022

RAHASIA ANGKA KEMERDEKAAN - Syaikhina Maimoen Zubair

RAHASIA ANGKA KEMERDEKAAN - Syaikhina Maimoen Zubair

Dalam suatu kesempatan Syaikhina maimoen zubair (mbah moen) menjelaskan bahwa:

.



17 agustus itu angka yang keramat, sebab Nabi sendiri tidak bisa membuang angka 17.

.

Nuzulul qur'an tanggal 17 Ramadhan tapi bertepatan Agustus tanggal 8.

.

Jadi kalo bangsa Indonesia dibalik, 17 agustus 8 Ramadhan proklamasi, Nabi di angkat jadi rosul 17 Ramadhan 8 Agustus.

.

Sampe pindahnya Nur Muhammad dari Sayyid Abdullah ke rahim Sayyidah Aminah juga bulan Agustus.

.

Di lain kesempatan beliau juga mengungkapkan bahwa angka 17 merupakan jumlah angka rakaat sholat sehari semalem dan juga angka rukun sholat.

Angka delapan merupakan angka sujud yakni: jidad, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki, yang ke 8 ingat sama allah.

.

Angka 45 bahwa setiba orang islam harus membaca syahadat empat kali & lima kali dalam sehari semalam, malam 4 kali yakni dalam sholat maghrib & isya', yang lima kali yakni dalam sholat shubuh, dzuhur & ashar.

.

Terakhir beliau ngendikan (berkata) : "Jadi ini menunjukkan bahwa negara islam itu tidak ada, yang ada adalah negara mayoritas islam, yakni INDONESIA."


DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 77

📷: Maulana Habib Luthfi bin Yahya dan Almarhum Almaghfurlah Syaikhina Maimoen Zubair

Friday, August 12, 2022

Ajari Kakak Sayang Adiknya

Ajari Kakak Sayang Adiknya

Anak yang menjadi dambaan setiap keluarga adalah rezeki sekaligus ujian dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya, "Al Maalu wal banuuna ziinatal hayaataddunya" Artinya: "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia." [QS. Al-Kahfi: 46]




Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga merupakan amanah yang sangat besar bagi kedua orang tuanya. Usia anak-anak terbagi ke dalam dua tahapan hingga mencapai masa balighnya. Tahapan yang pertama adalah sebelum tamyiz dan tahapan kedua adalah sesudah tamyiz. Adapun tamyiz adalah masa di mana anak-anak telah dapat membedakan sesuatu dengan baik, mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk atau berbahaya bagi dirinya. Dan pencapaian usia tamyiz akan sangat dipengaruhi dengan pelajaran, peringatan dan arahan dari orang tua yang dapat dipahami oleh si anak dengan baik dan sesuai dengan pertumbuhan akal si anak. 


Metode pendidikan terbaik bagi anak dalam usia sebelum tamyiz dan sesudah tamyiz adalah dengan jalan mendengar dan menyimak. Karena pada usia tersebut, seorang anak memiliki ingatan yang amat kuat terhadap segala hal yang dilihat dan didengarnya. 


Ketika sang adik lahir, ada satu harapan bahwa si kakak akan menyayangi adiknya dengan sepenuh hati. Si kakak juga harus mengerti bahwa adiknya perlu diperlakukan secara "istimewa". Tak heran, kita sering memaksa si kakak untuk mengalah, merelakan kita lebih fokus kepada adiknya, dan merelakan waktu kita dengannya berkurang. Nyatanya, harapan itu sering tak terwujud. Si kakak bukannya menunjukkan sikap kasih sayang dan perhatian, eh malah memusuhi adiknya. Ia tak peduli kala adiknya menangis, butuh ditemani, bahkan si kakak sering menjahili adiknya dan ulah negatif lainnya. Dengan kondisi yang demikian maka sikap orang tua hendaknya tidak mudah menyalahkan kakak. 


Tidak munculnya sikap kasih sayang dari si kakak kepada adiknya, bukanlah semata-mata kesalahan si kakak melainkan orang tualah yang menjadi sumbernya. Mungkin kita terlalu menuntut tanggung jawab kepada si kakak secara berlebihan padahal usianya masih balita, menuntut anak untuk memahami bahwa kita sedang sibuk dengan adiknya, dan sebagainya. Tentu saja hal ini tak bisa diterima anak karena pola pikirnya masih sangat terbatas dan masih melihat sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Dia masih ingin bebas tanpa harus terbebani dengan segala sesuatu, termasuk kehadiran adik barunya. Mungkin juga sikap permusuhan itu muncul karena cemburu. Dia beranggapan kalau kita lebih memihak adik ketimbang dirinya. Apa-apa adik yang didahulukan, dipentingkan, lebih disayang, dan sebagainya. Karena kesal, dia pun tak peduli dengan adiknya sehingga terkesan tidak menyayangi si adik. 


Untuk itu, kita perlu melakukan beberapa tindakan supaya si kakak lebih menyayangi adiknya. Kita perlu mempersiapkan mentalnya, melatihnya, juga memberi contoh baik kepadanya. Bila hal ini bisa kita lakukan dengan baik, anak pun akan memahami kenapa dia harus menyayangi adiknya. 

DOA JADI ANDALAN NABI MUSA

DOA JADI ANDALAN NABI MUSA

Doa adalah senjata orang mukmin. Demikian sabda baginda Nabi SAW. Doa merupakan bentuk pengakuan terhadap kelemahan diri sekaligus bersandar pada pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. Maka, setiap saat, kita harus banyak berdoa.




Kita bisa belajar dari kisah Nabi Musa AS. Ketika Nabi Musa muda keluar dari Mesir untuk menyelamatkan diri. Allah SWT mengisahkan, “Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan, ia berdoa (lagi): ‘Mudah-mudah Robb-ku memimpinku ke jalan yang benar’.” [QS. Al-Qoshos: 22]


Nabi Musa AS keluar dari Mesir dengan selamat. Alhamdulillah. Tidak ada pasukan Fir’aun yang melihat Nabi Musa AS. Begitu keluar, yang dilihat padang pasir. Kemudian Allah memberikan petunjuk kepada Nabi Musa AS, “Ke Madyan, Musa!”


Ketika itu, Nabi Musa baru mendengar kata Madyan. Madyan adalah nama suatu negeri yang terletak di Palestina. Palestina itu dimana? Di luar negeri. Sedangkan yang dihadapi oleh Nabi Musa adalah padang pasir. Orang Arab bilangnya Bahr. Bahr itu laut, tapi bisa diartikan padang pasir. Bahr. Lautan padang pasir.


Di mana Madyan berada? Nggak ada arahnya. Sekarang, kalau kita mau ke Tanah Abang mah tinggal lihat petunjuk arah. Nabi Musa AS saat itu diperintah ke Madyan dan nggak ada petunjuk arahnya. Kemudian Nabi Musa berdoa lagi. Nabi-nabi senjatanya adalah doa. Apa doanya? “Asaa robbi ayahdiyanii sawaa as-sabiil.” Semoga, Tuhanku Allah memberikan aku jalan yang benar.


Sekali lagi, yang Nabi Musa AS andalkan adalah doa. Nah, sama juga. Kalau kita nyasar, ini doanya. Misal kita bingung. Tiba-tiba, pas bawa mobil, “Ini ke mana nih?” sebelum bertanya pada orang, cobalah kita berdoa ini dulu. “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.” Baru lah kita bertanya, “Pak, Tanah Abang itu kemana ya?” usai bertanya, lanjut baca lagi doanya, “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.” Doa inilah yang menjadi andalan kita.


Ketika yang saudara temui malah jalan buntu, saudara berseru, “Nah, lho. Ini saya ada di mana?” segera ucap, “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil. Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil. Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.”

InsyaAllah nanti ketemu jalannya. Asyik ya, belajar dari kisah-kisah Nabi.


Lanjut ke cerita Nabi Musa AS. Kemudian Allah mengirim satu malaikat yang membawa tongkat datang ke bumi. Malaikat ini membuat sebuah garis di padang pasir dengan tongkatnya. Nabi Musa AS tidak melihat jalannya tongkat itu. Karena jalannya cepat sekali.


Kata Alloh, “Ikuti jalan itu.” Kun fayakun. Idzaa arooda syaiaa ayyaquula kun fayakuun. Sesungguhnya keadaannya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia.


Ulama-ulama menjadikan doa ini bukan sekadar doa tersesat di jalan, tapi juga menjadi doa untuk mencari jalan keluar untuk untung bisnis. Lagi butuh petunjuk, baik itu petunjuk jalan, maupun petunjuk jalan kehidupan. Ini doanya. “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.”


Bingung mau kerja apa? Uang ada, tapi mau buat usaha apa? Nanti jalannya ada. InsyaAllah


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB


Lingkaran Syetan Makanan Haram

Lingkaran Syetan Makanan Haram

Habib Anis al-Habsyi menceritakan ketika aku mampir ke kota Tarim aku mampir ke rumah Habib Ali al-Idrus. Habib Ali setiap malam berdiri membaca 10 juz al-Qur’an demikian juga dengan ibu beliau. Ibadah membaca Al-Qur’an ini dilaksanakan sebelum pembacaan hizib di masjid.




Habib Ali al-Idrus ini adalah seorang yang sangat waro’, di suatu daerah beliau mempunyai kebun kurma ketika telah sampai setahun beliau datangi kebunnya dan beliau tanyakan pada penjaga kebun bagaimana hasil kebun kurma saat ini, sangat luar biasa hasil kurmanya bagus-bagus, lalu apakah sudah engkau keluarkan zakatnya? Sudah saya keluarkan tapi dengan kurma yang tidak sama soalnya sayang kalau diambilkan dari panen yang saat ini, jawab sang penjaga. Mendengar jawaban tersebut Habib Ali menjadi marah, kamu telah berbuat dzolim dengan tidak mengeluarkan zakat yang sama dengan hasil panen, oleh sebab itu shodaqohkan semua hasil panen kali ini.


Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa makannya dari yang halal mau tidak mau anggota badannya akan berbuat ketaatan sedangkan sebaliknya bila seseorang memperoleh makanan yang haram maka dia akan melakukan kemaksiatan baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar”.


Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menjaga makanannya hanya makan yang halal saja selama 40 hari maka akan keluar ungkapan-ungkapan hikmah dari lisannya, tidak aka nada kata-kata yang tidak berguna dan tidak bermanfaat”.


Seseorang yang ingin memiliki kekuatan batin bersumber dari tenaga ilahiyah harus memperhatikan makanannya. Baginya pantang kemasukan makanan yang haram karena keberadaannya akan mengotori hati. Makanan yang haram akan membentuk jiwa yang kasar dan kulit menjalankan ketaatan dalam beragama. Makanan yang haram disini bukan hanya dilihat dari jenisnya saja, tapi juga dari cara dan proses untuk mendapatkan makanan tersebut.


Efek dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk diajak menyatu dengan hal-hal positif, seperti: dibuat dzikir tidak khusyuk, berdoa tidak sungguh-sungguh dan hati tidak tawakal kepada Allah.


Daging yang tumbuh dari makanan yang haram selalu menuntut untuk diberi makanan yang haram pula. Seseorang yang sudah terjebak dalam lingkaran ini sulit untuk melepaskannya, sehingga secara tidak langsung menjadikan hijab atau penghalang seseorang memperoleh getaran/ cahaya ilahiyah.


Disebutkan, setitik makanan yang haram memberikan efek terhadap kejernihan hati. Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas kertas putih, semakin banyak unsure makanan haram yang masuk, ibarat kertas putih yang banyak ternoda tinta. Sedikit demi sedikit akan hitamlah semuanya. Hati yang gelap menutupi hati nurani, menyebabkan tidak peka terhadap nilai-nilai kehidupan yang mulia. Seperti kaca yang kotor oleh debu-debu, sulitlah cahaya menembusnya. Tapi dengan dzikir dan menjaga makanan haram, hati menjadi bersih bercahaya.


Begitu halnya jika anda menghendaki dijaga para malaikat Allah, jangan kotori diri anda dengan darah dan daging yang tumbuh dari makanan yang haram. Inilah mengapa para ahli ilmu batin sering menyarankan seorang calon siswa yang ingin suatu ilmu agar memulai suatu pelajaran dengan laku batin seperti puasa. Puasa itu bertujuan menyucikan darah dan daging yang timbul dari makanan yang haram. Dengan kondisi badan yang bersih, diharapkan ilmu batin lebih mampu bersenyawa dengan jiwa dan raga.


Dikisahkan ada seorang sufi yang sangat waro’ ketika beliau pecah, ia menangis maka dikatakan oleh sahabatnya mengapa engkau menangis hanya karena pecahnya kendi ntar aku ganti dengan kendi yang baru, aku menangis bukan karena kendinya yang pecah akan tetapi aku mengetahui siapa yang membuat kendi ini, kendi ini dibuat oleh orang yang sholeh yang mengambil bahan-bahan untuk membuat kendi ini dari yang halal saja, apakah engkau menjamin kehalalan dari kendi yang akan engkau berikan padaku? Tanya Sang Sufi, akhirnya temannyapun hanya terdiam. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar (syubhat)”.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Rasa Takut Merasa Bersalah

Rasa Takut Merasa Bersalah

Rasulullah SAW selalu memberi peluang kepada Yahudi Madinah untuk berdiskusi, dan mereka selalu lari dari hasil diskusi karena memang sengaja tidak mau menerima kebenaran, mereka bersikeras mengaku benar walaupun argumentasi mereka selalu dipatahkan. Setelah mereka sering lari seperti itu, maka Allah menyuruh Rasulullah SAW untuk menantang mereka dengan bukti kemantapan. Allah SWT berfirman:

"Katakanlah (wahai Muhammad), kalau memang menurut kalian kampung akhirat (surga) itu khusus buat kalian, bukan untuk orang lain, maka mengharaplah kematian kalau memang kalian adalah orang-orang yang benar. Dan mereka tidak akan pernah mengharapkannya selama sebab apa yang telah mereka lakukan, dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang dzholim. Dan sungguh kalian akan menemukan mereka sebagai orang yang paling menginginkan kehidupan, bahkan lebih dari orang-orang musyrik, masing-masing mereka ingin dipanjangkan umurnya sehingga seribu tahun, padahal itu tidak akan menyelamatkannya dari siksa. Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." [QS. Al-Baqarah: 94-96]




Ada dua penafsiran mengenai mengharap kematian dalam ayat itu. Pertama, orang Yahudi ditantang dengan berdoa meminta mati, karena kalau memang mereka merasa beriman dengan benar maka mereka tidak akan takut mati, karena kematian adalah pintu masuk surga bagi orang yang beriman. Kedua, yang dimaksud mengharap kematian adalah mubahalah, yaitu berdoa memohon kematian bagi pihak yang bersalah menurut Tuhan. Mubahalah dikenal sebagai hal serius termasuk oleh orang Yahudi. Allah menyuruh Rasulullah SAW menantang orang Yahudi untuk bermubahalah. Kalau memang orang Yahudi itu merasa beriman dengan benar maka mereka tidak akan takut untuk bermubahalah.


TIDAK BERANI TANTANGAN

Namun ternyata orang Yahudi tidak berani menerima tantangan itu, maka Allah mempermalukan mereka dengan menyingkap isi hati mereka, bahwa mereka justru mau panjang umur karena mereka yakin bahwa mereka akan menemukan ketidak nyamanan setelah kematian.


Hal ini juga pernah terjadi pada kaum Nasrani Najran. Bahkan Rasulullah SAW dan mereka sempat menentukan waktu dan tempat untuk bermubahalah. Pada waktu dan tempat yang ditentukan itu Rasulullah SAW datang membawa keluarga beliau, Siti Fatimah, Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain, namun tidak satupun dari Nasrani Najran yang datang ke tempat mubahalah itu.


Mereka merasa bersalah maka mereka takut menerima tantangan. Mereka percaya kepada Tuhan dan yakin bahwa Rasulullah SAW benar dalam hal mengaku utusan Tuhan, atau setidaknya mereka merasa bahwa diri mereka sudah pasti salah dan Rasulullah SAW memiliki kemungkinan benar.


Sepanjang sejarah dakwah Rasulullah SAW, mubahalah tidak pernah terjadi karena pihak yang menolak ajaran beliau tidak berani mereka tantangan mubahalah. Itu artinya Rasulullah SAW telah berhasil membuat mereka mengerti, mereka menolak bukan karena tidak mengerti, melainkan hanya karena sombong atau karena ada kepentingan.


Dalam keadaan seperti, tantangan mubahalah itu sebenarnya bukan tantang, melainkan gertakan, karena Rasulullah SAW yakin bahwa mereka menolak bukan karena tidak percaya atau tidak mengerti, Rasulullah tahu bahwa mereka percaya maka mereka tidak akan berani bermubahalah.


Maka dengan gertakan ini Rasulullah SAW dapat membuktikan kepada pihak ketiga yang menyaksikan diskusi beliau dengan mereka, bahwa mereka menolak bukan karena tidak percaya atau tidak mengerti, melainkan karena mereka angkuh dan sombong.


Tiga Jenis Taqwa

Tiga Jenis Taqwa

Taqwa adalah merasa takut untuk melakukan perilaku atau perbuatan yang dilarang Allah SWT, sehingga memilih untuk melakukan apa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT. Berikut ini macam-macam perilaku orang yang bertaqwa.




Taqwa ada tiga macam.

Pertama, taqwa orang awam dengan lisan, yaitu lebih mendahulukan menyebut Allah daripada menyebut makhluk.


Kedua, taqwanya orang khos dengan anggota tubuh yaitu lebih mendahulukan melayani Allah daripada melayani makhluk.


Ketiga, taqwanya orang akhosh dengan hati, yaitu lebih mendahulukan cinta kepada Allah daripada cinta kepada makhluk. 


Sayyid Abu Yazid berkata jika seorang laki-laki telah menghamparkan sajadahnya di atas air dan bersila di atas udara, maka janganlah kamu terperdaya sehingga kamu melihat bagaimana dia menjalani perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.


TAWAKAL TETAP MEMBUTUHKAN IKHTIAR

TAWAKAL TETAP MEMBUTUHKAN IKHTIAR

Orang yang punya keluarga tidak boleh nganggur tidak bekerja. Seorang suami wajib mencari nafkah keluarganya. Suami tidak boleh jadi pengangguran dengan alasan tawakal pada Allah. Tawakal untuk orang yang mengkhususkan beribadah kepada Allah SWT memang dianjurkan bagi orang yang tidak punya keluarga. Tapi bagi mereka yang berkeluarga wajib mencari nafkah.




Bekerja bukan hanya kebutuhan, tapi juga kewajiban. Berpahala jika dilakukan, berdosa kalau ditinggalkan. Sayyidina Anas bin Malik meriwayatkan bahwa seorang lelaki dari kaum Anshor datang menghadap Rasulullah SAW dan meminta sesuatu kepada beliau. Rasulullah SAW bertanya, "Adakah sesuatu di rumahmu?". "Ada, ya Rasulullah!" Jawabnya, "Saya mempunyai sehelai kain tebal, yang sebagian kami gunakan untuk selimut dan sebagian kami jadikan alas tidur. Selain itu saya juga mempunyai sebuah mangkuk besar yang kami pakai untuk minum."


"Bawalah kemari kedua barang itu," sambung Rasulullah SAW. Lelaki itu membawa barang miliknya dan menyerahkannya kepada Rasulullah SAW. Setelah barang diterima, Rasulullah SAW segera melelangnya. Kepada para sahabat yang hadir pada saat itu, beliau menawarkan siapa yang mau membeli. salah seorang sahabat menawar kedua barang itu dengan harga satu dirham. Tetapi Rasulullah menawarkan lagi, barangkali ada yang sanggup membeli lebih dari satu dirham, "Dua atau tiga dirham?" Tanya Rasulullah kepada para hadirin sampai dua kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat menyahut, "Saya beli keduanya dengan harga dua dirham." Rasulullah menyerahkan kedua barang itu kepada si pembeli dan menerima uangnya. Uang itu lalu diserahkan kepada lelaki Anshor tersebut, seraya berkata, "Belikan satu dirham untuk keperluanmu dan satu dirham lagi belikan sebuah kapak dan engkau kembali lagi ke sini."


Tak lama kemudian orang tersebut kembali menemui Rasulullah dengan membawa kapak. Rasulullah SAW melengkapi kapak itu dengan membuatkan gagangnya terlebih dahulu, lantas berkata, "Pergilah mencari kayu bakar, lalu hasilnya kamu jual di pasar, dan jangan menemui aku sampai dua pekan." Lelaki itu taat melaksanakan perintah Rasulullah. Setelah dua pekan berlalu ia menemui Rasulullah melaporkan hasil kerjanya. Ia menuturkan bahwa selama dua pekan ia berhasil mengumpulkan uang sepuluh dirham setelah sebagian dibelikan makanan dan pakaian. Mendengar penuturan lelaki Anshor itu, Rasulullah SAW bersabda, "Pekerjaanmu ini lebih baik bagimu daripada kamu datang sebagai pengemis, yang akan membuat cacat di wajahmu kelak pada hari kiamat."


MEMELIHARA DIRI

Rasulullah SAW memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan hidup, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi.


Karenanya bekerja dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri. Rasulullah SAW pernah ditanya, "Pekerjaan apakah yang paling baik?" Beliau menjawab, "Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik.", [HR. Imam Achmad dan Imam Baihaqi]


Sedemikian tingginya perhargaan itu sehingga orang yang bersungguh-sungguh bekerja disejajarkan dengan mujahid fi Sabilillah. Kerja tak hanya menghasilkan nafkah materi, tapi juga pahala, bahkan maghfirah dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan, maka itulah 'di jalan setan' atau karena mengikuti jalan setan,". [HR. Imam Thobaroni]


Kerja juga berkaitan dengan martabat manusia. Seorang yang telah bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliaannya. Sebaliknya, orang yang tidak bekerja alias menganggur, selain kehilangan martabat dan harga diri di hadapan dirinya sendiri, juga di hadapan orang lain.


Jatuhnya harkat dan harga diri akan menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Orang yang meminta-minta kepada sesama manusia tidak saja hina di dunia, tapi juga akan dihinakan Allah kelak di akhirat.


Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dengan bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain." [HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim]

Thursday, August 11, 2022

TANAMAN KEMUNING

TANAMAN KEMUNING

Obati Infeksi Saluran Kencing




Tanaman Kemuning ini biasanya tumbuh liar diantara semak belukar, di tepi hutan atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Tanaman yang memiliki nama latin Murrya paniculata L. Jack ini dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga pada ketinggian 400m diatas permukaan laut (dpl). Tanaman ini memiliki batang yang keras, beralur dan tidak berduri. Tingginya mencapai 3-8m. Tanaman Kemuning memiliki cabang yang banyak dengan ranting-ranting yang cukup kuat. Daunnya termasuk daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3-9 helai dan letaknya berselingan. Bunga tanaman Kemuning berbentuk tandan, berwarna putih, baunya wangi dan buka keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Sedangkan buahnya buah buni berdaging, berbentuk bulat telur atau bulat memanjang, bila masih muda berwarna hijau dan kala sudah tua berwarna merah mengkilap dan memiliki dua biji. 


Kandungan Tanaman

Tanaman Kemuning mengandung cadine, geraniol, eugenol, citrenellol, mexotioin, scopeletin, tanin dan coumorrayin. Kemuning memiliki rasa yang pedas, pahit dan hangat bagi jantung, hati dan paru. Tanaman Kemuning memiliki khasiat, baik akar, daun, maupun buahnya. Berikut ini khasiat Kemuning dan cara pemakaiannya:

1. Menghaluskan Kulit

Daun Kemuning segar sebanyak 30 g dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Tambahkan air bersih 3 gelas sambil diaduk rata. Bahan tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur. 


2. Melancarkan Haid

Daun Kemuning dan daun pacar kuku (Lawsonia inermis) masing-masing bahan segar sebanyak ½ genggam, rimpang temulawak 1 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih. Lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas. 


3. Infeksi Saluran Kencing

Daun Kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu ditambahkan 3 gelas air bersih. Rebus sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah dingin disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas. 


4. Radang Buah Zakar

Sediakan 9 lembar daun Kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto sebanyak 35 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 


5. Melangsingkan Badan

Daun Kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda Citrifolia) masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak ½ jari kelingking ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air yang terkumpul diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan. 


6. Mengobati Sakit Gigi

Minyak yang keluar dari kulit batang Kemuning yang dibakar diteteskan ke dalam gigi yang berlubang.


7. Mengobati Rematik Sendi

Akar Kemuning dan akar tembelekan (Lantana Camara) dicuci, tambahkan 1 pasang kaki ayam. Semua bahan dipotong-potong seperlunya. Lalu tambahkan air secukupnya sampai terendam. Semua bahan tersebut lalu ditim. Hangat-hangat lalu airnya diminum sekaligus. 


8. Menyembuhkan Memar

Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak, dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar. 


9. Mengobati Bisul

Akar Kemuning sebanyak 30 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Lalu diminum. Sehari 2 kali, masing-masing ½ gelas. (Berbagai sumber)

Wednesday, August 10, 2022

Pencipta Lagu “Hari Merdeka”

Pencipta Lagu “Hari Merdeka”

Indonesia beberapa hari lagi akan memperingati hari kemerdekaannya yang ke-77, tetapi apakah Anda tahu siapa pencipta puluhan lagu perjuangan nasional?




Ya, selama ini kita hanya mengenalnya sebagai H. Muthohar, namun setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata beliau juga adalah seorang habaib, hal ini merupakan dari garis keturunannya yang masih terkait dengan Nabi Muhammad SAW.


Nama beliau adalah Habib Muhammad Husain Muthohar, ia juga dikenal sebagai penyelamat bendera pusaka asli (kisah heroik di Yogyakarta saat terjadi Agresi Militer Belanda II – red) dan pendiri Paskibraka.


Sebagaimana dikutip dari forum Gemuis Betawi, Habib Muhammad Husain Muthohar selain pelopor kemerdekaan beliau juga seorang komposer lagu perjuangan Indonesia yang hebat.


Beliau telah menciptakan ratusan lagu perjuangan Indonesia, seperti lagu nasional Hari Merdeka, Hymne Syukur, Hymne Pramuka, Dirgahayu Indonesiaku, juga lagu anak-anak seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk dan banyak lagi yang lainnya, namun Lagu Hari Merdeka dan Hymne Syukur adalah salah satulagu fenomenal yang diciptakan oleh Habib Muhammad Husain Muthohar.


Terkait penciptaan lagu Hari Merdeka, ada satu cerita yang menarik. Ternyata inspirasi lagu Hari Merdeka ini muncul secara tiba-tiba saat beliau sedang berada di kamar kecil salah satu hotel di Yogyakarta.


Bagi seorang komposer, setiap Inspirasi tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. Beliau pun cepat-cepat meminta bantuan Pak Hoegeng Imam Santoso (Kapolri pada 1968 – 1971) yang saat itu Pak Hoegeng belum menjadi Kapolri.


Sang Habib menyuruh Pak Hoegeng untuk mengambilkan kertas dan pulpen. Berkat bantuan Pak Hoegeng, akhirnya jadilah sebuah lagu yang kemudian diberi judul “Hari Merdeka”. Sebuah lagu yang sangat fenomenal dan sangat terkenal dan banyak dinyanyikan oleh segenap lapisan rakyat Indonesia, bahkan anak-anak pun sangat hafal dan pandai menyanyikannya.


Sekilas Tentang Habib Husain Muthohar

“Husain Muthohar”, lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 5 Agustus 1916.


Habib Husain Muthohar terlibat Pramuka sejak awal lembaga kepanduan berdiri. Berdiri adalah salah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Habib Husain Muthohar juga menjadi tokoh di dalamnya.

Perjalanan pendidikan formalnya dimulai dari ELS (Europese Lagere School atau sama dengan SD Eropa) selama tujuh tahun, kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau sama dengan SMP) selama tiga tahun, dan dilanjutkan AMS (Algemeen Midelbare School atau sama dengan SMA) selama tiga tahun di Jurusan Sastra Timur khususnya Bahasa Melayu, di Yogyakarta.


Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Gajah Mada dengan mengambil Jurusan Hukum dan Sastra Timur yang khusus mempelajari Bahasa Jawa Kuno. Namun perkuliahannya hanya dua tahun, drop out (DO) karena harus ikut berjuang.

Walaupun beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena memiliki Tanda Kehormatan Negara Bintang Mahaputera atas jasanya menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih dan juga memiliki Bintang Gerilya atas jasanya kut berperang gerilya pada tahun 1948-1949, tetapi beliau tidak menginginkan hal itu.


Sesuai dengan wafat beliau, akhirnya pada 9 Jun 2004 beliau dimakamkam sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan.

MasyaAlloh

Saturday, August 6, 2022

Saiduk, Seorang Nasrani yang Masuk Islam di Hari Asyura

Saiduk, Seorang Nasrani yang Masuk Islam di Hari Asyura

Suatu hari, bertepatan dengan Asyura ada seorang fakir yang memiliki tanggungan anak pergi ke rumah tuan Qadli (hakim). Sebetulnya dia enggan meminta karena dia juga seorang Alawiyyin, akan tetapi melihat anaknya yang sudah berhari-hari tidak makan ia pun pergi menuju kota. Untuk menuju ke kota, ia harus berjalan cukup jauh melewati padang pasir. Akhirnya, tibalah ia di rumah tuan Qadli. Ia pun menceritakan keadaannya. “Inii rajulun fakirun dzu ‘iyalin (saya ini lelaki fakir yang punya banyak tanggungan keluarga). Hari ini bertepatan 10 Muharam, saya mau minta kepada anda tidak banyak: 10 potong roti, 10 potong daging, dan uang 2 dirham,” kata si fakir. “Iya, Pak, nanti siang anda ke sini lagi,” jawab Qadli.




Lalu pulanglah ia ke desa, sementara itu anaknya melihat kedatangan sang ayah merasa gembira. Berharap membawa sesuatu untuk dimakan. Akan tetapi kali ini ia pulang dengan tangan hampa. “Sabar ya nak, nanti siang ayah kembali lagi ke sana,” jawab sang ayah. Siangnya, si fakir kembali menemui Qadli dan mendapat jawaban sama. “Maaf, nanti sore kembali lagi ya, Pak,” jawab Qadli.


Jawaban tersebut terulang lagi, ketika pada sore harinya si fakir menemui Qadli. Bahkan, ia justru mendapat makian dari Qadli karena meminta-minta. Merasa sedih dan tidak berdaya lagi, ia pun berdoa kepada Allah. “Ya Allah! Mata mana yang tega melihat kondisi anak saya? Telinga mana yang mampu mendengar ratap tangisan anak saya? Mulut mana yang mampu menjawab pertanyaan anak saya!” pinta fakir.


Maka ia pun pulang dengan langkah gontai. Namun, di tengah jalan ia bertemu dengan seorang Nasrani bernama Saiduk. “Ada apa, Pak, kenapa menangis?” tanya Saiduk. “Jangan tanya kondisi saya,” jawab fakir. “Saya tanya, billahi, mengapa kamu menangis?” tanya Saiduk kembali. Akhirnya, ia menceritakan kisahnya kepada Saiduk dan membuatnya iba, kemudian ia bertanya. “Saat ini kalau dalam Islam, hari apa?” tanya Saiduk. “10 Muharram. Ini hari yang penuh berkah,” jawab fakir. “Kalau begitu saya ingin memberi kepada anda, lebih dari yang anda minta,” jawab Saiduk. Tidak hanya itu, bahkan Saiduk berjanji untuk selalu memberi bantuan kepada si fakir. Hal ini membuat fakir bahagia. Ia pun pulang dengan disambut gembira anak-anaknya, sebab kali ini ia pulang dengan membawa sejumlah makanan dan uang. “Ya Allah, orang yang membuat kami senang, maka buatlah dia gembira, secepatnya,” ungkap anak-anaknya. Sementara itu, pada malam harinya tuan Qadli bermimpi. Ia mendengar suara tanpa rupa (hatif). “Angkat kepalamu!” Dilihatnya dua rumah panggung yang terbuat dari emas dan perak. “Ini untuk siapa?” tanya Qadli. “Sesungguhnya untuk kamu, seandainya kamu melayani kebutuhannya orang fakir tadi, tapi karena kamu tidak melayani, maka ini diberikan kepada Saiduk,” jawab hatif. Esok hari, tua Qadli bergegas menuju ke rumah Saiduk untuk menanyakan perihal mimpi semalam. “Wahai Saiduk, amal kebajikan apa yang telah kamu lakukan semalam?” tanya Qadli. Saiduk pun menceritakan kembali, tentang seorang fakir yang bertemu dengannya semalam.. “Baiklah Saiduk, apa yang kau berikan kepada orang fakir tersebut, saya ganti 100.000 dirham,” kata Qadli. Namun, di luar dugaan tawaran tersebut ditampik Saiduk. “Tuan Qadhi, jangankan sejumlah yang anda tawarkan. Seandainya diberi dunia ini penuh dengan emas, tidak akan saya berikan. Sekarang saksikan dan pegang tangan saya, Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah,” tukas Saiduk yang akhirnya ditakdirkan Allah menjadi orang yang beruntung, sesuai dengan namanya.


Sumber: kitab an-Nawadir karya Ahmad Syihabudin bin Salamah al-Qalyubi

Monday, August 1, 2022

Karomah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA

Karomah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA

SALAM DARI MAKAM RASULULLAH SAW




Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA adalah sahabat yang paling dekat kepada Rasulullah SAW, beliau juga termasuk orang yang paling pertama masuk Islam. Dia terkenal dengan kejujurannya bahkan sebelum memasuki agama Islam. Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA memiliki keutamaan dan kelebihan yang banyak sekali. Adapun kisah yang akan dinukilkan kali ini adalah mengenai karomah (kelebihan atau kemuliaan yang Allah berikan kepadanya).


Semoga apa yang dinukilkan ini, dapat menambah keimanan kita. Bahwa karomah dapat diberikan kepada siapa saja yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dan yang perlu kita perhatikan adalah jangan beribadah berharap pada karomah.


Hidangan Bertambah Banyak

Diriwayatkan dari Imam Bukhori dan Imam Muslim bahwa Sayyidina Abdurrahman bin Sayyidina Abu Bakar berkata, "Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA didatangi oleh tiga orang tamu di rumahnya. Lalu Abu Bakar Ash-Shiddiq pergi menemui Rasulullah SAW untuk makan malam. Ia baru kembali ke rumahnya pada tengah malam. Setibanya di rumah, istrinya bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu menahan tiga orang tamumu di sini?" "Sudahkah engkau berikan makan malam pada tiga orang tamuku itu?" tanya Sayyidina Abu Bakar pada istrinya kembali.

Istrinya menjawab "Mereka tidak mau makan sebelum engkau datang." "Demi Allah, sedikitpun aku tidak akan makan." ucap Sayyidina Abu Bakar.

Kemudian Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA menemui tamunya dan berkata, "Makanlah hidangan ini."

"Demi Allah, kami sungguh heran. Setiap kali kami makan sesuap, hidangan itu menjadi bertambah banyak sampai kami semua merasa kekenyangan. Dan hidangan itu bertambah banyak saja dari semula." jawab seorang tamu.

Ketika Sayyidina Abu Bakar melihatnya, ia pun melihat hidangan itu sangat banyak. Lalu ia bertanya pada istrinya, "Wahai istriku, apakah engkau memasak makanan sebanyak ini?"

"Tidak, Demi Allah! Sungguh hidangan ini bertambah banyak tiga kali dari semula.", jawab istrinya menjelaskan.

Kemudian Sayyidina Abu Bakar ikut makan dari hidangan itu sambil berkata, "Mungkin ini perbuatan syetan." Setelah para tamunya pulang. Sayyidina Abu Bakar membawa hidangan itu kepada Rasulullah SAW. Esok paginya, hidangan itu seperti semula. Saat itu, kami sedang mempunyai janji dengan suatu kaum. Setelah batas waktunya berlalu, dua belas orang dari kami keluar. Mereka sambil membawa teman-temannya yang banyak. Kemudian Rasulullah SAW menyuruh mereka datang lagi untuk makan bersama hidangan itu hingga puas.",


Melihat Janin di Kandungan

Dalam riwayat lain Sayyidina Urwah bin Zubair RA meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RAnha bahwa Sayyidina Abu Bakar pernah memberikan 20 gantang hasil kurma semasa ia sehat. Ketika telah mendekati ajalnya beliau berkata," Hai putraku, tidak seorangpun berada dalam keadaan cukup yang lebih kusenangi daripada dirimu, dan tidak akan ada seorang pun berada dalam kesempitan yang tidak kuinginkan daripada dirimu. Dulu ketika kuberikan kepadamu hasil kurma sebanyak 20 gantang engkau tidak akan menerimanya.

Sekarang hasil kurma itu akan menjadi harta waris. Oleh karena itu, nanti bagikanlah pada kedua saudara lelakimu dan kedua saudara perempuanmu sesuai ketetapan Al-Qur'an."

"Wahai ayahku, saudara perempuanku hanya satu yaitu Asma', lalu siapa yang lain? tanya Sayyidah Aisyah keheranan. Sayyidina Abu Bakar menjawab, "Aku melihat dari kandungan ibumu akan lahir seorang perempuan." Siti Aisyah berkata, "Apa yang dikatakannya benar, bayi yang lahir kemudian adalah perempuan."

Demikian karomah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA yang diberikan Allah kepadanya, sehingga Allah menunjukkan kebesaran-Nya melalui sahabat yang mulia ini.


Sambutan dari Makam Nabi SAW

Imam Fakhrurrozi Rahimahullah ketika menafsirkan surat Al-Kahfi, menceritakan, "Termasuk salah satu karomah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ialah ketika jenazah beliau sedang diusung sampai di delan pintu makam Rasulullah SAW, orang-orang yang sedang mengusungnya berkata, "Assalaamu'alaika Yaa Rasulullah, ini Abu Bakar sedang di luar pintu."

Tiba-tiba pintu makam Rasulullah SAW terbuka dan terdengar suara dari arah makam Beliau, "Masuklah orang yang dicintai kepada orang yang mencintainya."

Hukum Mendirikan Masjid di Tanah Bekas Makam

Hukum Mendirikan Masjid di Tanah Bekas Makam

Imam Bukhari dalam sanadnya meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, Ra. bahwa ketika masuk waktu sholat Rasulullah Saw, melaksanakan shalat di tempat penambatan kambing. Setelah itu Rasulullah Saw, memerintahkan pembangunan masjid. Rasulullah Saw, kemudian memanggil para tokoh Bani Najjar dan berkata kepada mereka "wahai bani Najar, berapa harga tanah kalian ini?" Mereka menjawab, "Demi Allah, kami tidak menghendaki harganya kecuali dari Allah SWT.." Selanjutnya sahabat Anas bin Malik mengatakan "di tanah itu terdapat beberapa kuburan kaum musyrikin, puing-puing bangunan tua, dan beberapa pohon kurma. Rasulullah Saw, kemudian memerintahkan agar kuburan tersebut dipindahkan, pohon-pohonnya ditebang, dan puing-puingnya diratakan." Sahabat Anas bin Malik melanjutkan " mereka kemudian menata batang-batang kurma itu sebagai masjid" sambil merampungkan pembangunan masjid bersama mereka, Rasulullah Saw, mengucapkan do'a

"Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka tolonglah kaum Anshar dan Muhajirin"


Imam Nawawi memberi mengatakan, hadits ini menunjukkan bahwa memindahkan kuburan usang adalah boleh, jika tanah yang bercampur dengan darah daging mayat telah dibersihkan, dibolehkan shalat diatas tanah tersebut atau menjadikannya sebagai masjid. Hadits ini juga menunjukkan bahwa tanah kuburan yang sudah usang boleh dijual dan tetap menjadi harta pemiliknya serta merupakan harta warisan bagi para ahli waris selama belum diwakafkan. Para ulama Sirah menegaskan bahwa kuburan yang ada di kebun tersebut adalah kuburan lama yang sudah usang sehingga tidak mungkin masih ada darah dan nanah mayat yang tertinggal. Sekalipun demikian, tetap diperintahkan agar digali dan dibersihkan semua sisa yang ada.




Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al Buthi berkata, "dibolehkan memindahkan kuburan usang dan menjadikannya sebagai masjid jika tanah tersebut tidak berstatus sebagai tanah wakaf. Jika tanah tersebut berstatus sebagai tanah wakaf, tidak boleh diubah peruntukannya kepada selain dari bunyi wakaf tersebut"


Wallahu a'lam

Badan Otonom

Muslimat NU
Read More
GP Ansor
Read More
Fatayat NU
Read More
IPNU
Read More
IPPNU
Read More
PMII
Read More
Jatman
Read More
JQH NU
Read More
ISNU
Read More
PSNU PN
Read More

Lembaga

LP Ma'arif NU
Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama
RMINU
Rabithah Ma'ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama
LBMNU
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama
LESBUMI
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
LAZISNU
Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama
LTNNU
Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama
LAKPESDAM
Kajian Pengembangan Sumber daya
LDNU
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
LPBINU
Penanggulangan Bencana Perubahan Iklim
LTMNU
Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama
LKKNU
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
LFNU
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama
LPBHNU
Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama
LPNU
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
LPPNU
Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama
LKNU
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama
LPTNU
Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama
LTN NU
Lembaga Infokom dan Publikasi Nahdlatul Ulama
LWPNU
Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-