Friday, August 12, 2022

Ajari Kakak Sayang Adiknya

Anak yang menjadi dambaan setiap keluarga adalah rezeki sekaligus ujian dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya, "Al Maalu wal banuuna ziinatal hayaataddunya" Artinya: "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia." [QS. Al-Kahfi: 46]




Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga merupakan amanah yang sangat besar bagi kedua orang tuanya. Usia anak-anak terbagi ke dalam dua tahapan hingga mencapai masa balighnya. Tahapan yang pertama adalah sebelum tamyiz dan tahapan kedua adalah sesudah tamyiz. Adapun tamyiz adalah masa di mana anak-anak telah dapat membedakan sesuatu dengan baik, mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk atau berbahaya bagi dirinya. Dan pencapaian usia tamyiz akan sangat dipengaruhi dengan pelajaran, peringatan dan arahan dari orang tua yang dapat dipahami oleh si anak dengan baik dan sesuai dengan pertumbuhan akal si anak. 


Metode pendidikan terbaik bagi anak dalam usia sebelum tamyiz dan sesudah tamyiz adalah dengan jalan mendengar dan menyimak. Karena pada usia tersebut, seorang anak memiliki ingatan yang amat kuat terhadap segala hal yang dilihat dan didengarnya. 


Ketika sang adik lahir, ada satu harapan bahwa si kakak akan menyayangi adiknya dengan sepenuh hati. Si kakak juga harus mengerti bahwa adiknya perlu diperlakukan secara "istimewa". Tak heran, kita sering memaksa si kakak untuk mengalah, merelakan kita lebih fokus kepada adiknya, dan merelakan waktu kita dengannya berkurang. Nyatanya, harapan itu sering tak terwujud. Si kakak bukannya menunjukkan sikap kasih sayang dan perhatian, eh malah memusuhi adiknya. Ia tak peduli kala adiknya menangis, butuh ditemani, bahkan si kakak sering menjahili adiknya dan ulah negatif lainnya. Dengan kondisi yang demikian maka sikap orang tua hendaknya tidak mudah menyalahkan kakak. 


Tidak munculnya sikap kasih sayang dari si kakak kepada adiknya, bukanlah semata-mata kesalahan si kakak melainkan orang tualah yang menjadi sumbernya. Mungkin kita terlalu menuntut tanggung jawab kepada si kakak secara berlebihan padahal usianya masih balita, menuntut anak untuk memahami bahwa kita sedang sibuk dengan adiknya, dan sebagainya. Tentu saja hal ini tak bisa diterima anak karena pola pikirnya masih sangat terbatas dan masih melihat sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Dia masih ingin bebas tanpa harus terbebani dengan segala sesuatu, termasuk kehadiran adik barunya. Mungkin juga sikap permusuhan itu muncul karena cemburu. Dia beranggapan kalau kita lebih memihak adik ketimbang dirinya. Apa-apa adik yang didahulukan, dipentingkan, lebih disayang, dan sebagainya. Karena kesal, dia pun tak peduli dengan adiknya sehingga terkesan tidak menyayangi si adik. 


Untuk itu, kita perlu melakukan beberapa tindakan supaya si kakak lebih menyayangi adiknya. Kita perlu mempersiapkan mentalnya, melatihnya, juga memberi contoh baik kepadanya. Bila hal ini bisa kita lakukan dengan baik, anak pun akan memahami kenapa dia harus menyayangi adiknya. 

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-