Doa adalah senjata orang mukmin. Demikian sabda baginda Nabi SAW. Doa merupakan bentuk pengakuan terhadap kelemahan diri sekaligus bersandar pada pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. Maka, setiap saat, kita harus banyak berdoa.
Kita bisa belajar dari kisah Nabi Musa AS. Ketika Nabi Musa muda keluar dari Mesir untuk menyelamatkan diri. Allah SWT mengisahkan, “Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan, ia berdoa (lagi): ‘Mudah-mudah Robb-ku memimpinku ke jalan yang benar’.” [QS. Al-Qoshos: 22]
Nabi Musa AS keluar dari Mesir dengan selamat. Alhamdulillah. Tidak ada pasukan Fir’aun yang melihat Nabi Musa AS. Begitu keluar, yang dilihat padang pasir. Kemudian Allah memberikan petunjuk kepada Nabi Musa AS, “Ke Madyan, Musa!”
Ketika itu, Nabi Musa baru mendengar kata Madyan. Madyan adalah nama suatu negeri yang terletak di Palestina. Palestina itu dimana? Di luar negeri. Sedangkan yang dihadapi oleh Nabi Musa adalah padang pasir. Orang Arab bilangnya Bahr. Bahr itu laut, tapi bisa diartikan padang pasir. Bahr. Lautan padang pasir.
Di mana Madyan berada? Nggak ada arahnya. Sekarang, kalau kita mau ke Tanah Abang mah tinggal lihat petunjuk arah. Nabi Musa AS saat itu diperintah ke Madyan dan nggak ada petunjuk arahnya. Kemudian Nabi Musa berdoa lagi. Nabi-nabi senjatanya adalah doa. Apa doanya? “Asaa robbi ayahdiyanii sawaa as-sabiil.” Semoga, Tuhanku Allah memberikan aku jalan yang benar.
Sekali lagi, yang Nabi Musa AS andalkan adalah doa. Nah, sama juga. Kalau kita nyasar, ini doanya. Misal kita bingung. Tiba-tiba, pas bawa mobil, “Ini ke mana nih?” sebelum bertanya pada orang, cobalah kita berdoa ini dulu. “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.” Baru lah kita bertanya, “Pak, Tanah Abang itu kemana ya?” usai bertanya, lanjut baca lagi doanya, “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.” Doa inilah yang menjadi andalan kita.
Ketika yang saudara temui malah jalan buntu, saudara berseru, “Nah, lho. Ini saya ada di mana?” segera ucap, “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil. Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil. Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.”
InsyaAllah nanti ketemu jalannya. Asyik ya, belajar dari kisah-kisah Nabi.
Lanjut ke cerita Nabi Musa AS. Kemudian Allah mengirim satu malaikat yang membawa tongkat datang ke bumi. Malaikat ini membuat sebuah garis di padang pasir dengan tongkatnya. Nabi Musa AS tidak melihat jalannya tongkat itu. Karena jalannya cepat sekali.
Kata Alloh, “Ikuti jalan itu.” Kun fayakun. Idzaa arooda syaiaa ayyaquula kun fayakuun. Sesungguhnya keadaannya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia.
Ulama-ulama menjadikan doa ini bukan sekadar doa tersesat di jalan, tapi juga menjadi doa untuk mencari jalan keluar untuk untung bisnis. Lagi butuh petunjuk, baik itu petunjuk jalan, maupun petunjuk jalan kehidupan. Ini doanya. “Asaa Robbi ayyahdiyanii sawaa as-sabiil.”
Bingung mau kerja apa? Uang ada, tapi mau buat usaha apa? Nanti jalannya ada. InsyaAllah
WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB