Wednesday, August 24, 2022

Nabi Muhammad SAW dan Yahudi Buta

Seorang Yahudi buta dan miskin setiap hari duduk di sebuah sudut kota Madinah. Setiap mendengar orang lewat di hadapannya, dia mencaci maki Nabi dengan suaranya yang keras: “Hai awas kalian, jangan dekati Muhammad. Dia orang gila, penyihir dan pembohong besar. Bila kalian dekati dia, kalian pasti terpikat. Kata-katanya amat manis.”




Meski Nabi tahu dan mendengar sendiri pengemis buta Yahudi itu membencinya setengah mati, tetapi beliau tiap pagi mendatanginya sambil membawa makanan untuknya. Tanpa bicara apa-apa atau mengenalkan dirinya Nabi menyuapinya dengan amat sabar dan penuh kisah.


Nabi kemudian wafat. Si Yahudi tertawa terbahak-bahak, bukan kepalang senangnya. Tetapi keesokan harinya dia merasa sepi dan kelaparan. Dia menunggu orang yang biasa datang memberinya makan sampai sore, tetapi tak juga kunjung datang.


Beberapa hari berikutnya, Sayyidina Abu Bakar datang menemui anaknya Siti Aisyah. Ia menanyakan apakah ada kebiasaan Nabi yang belum diikutinya. Istri Nabi itu menjawab: “Ayah sudah melakukan segalanya, kecuali satu hal.” Lalu Siti Aisyah menceritakan kebiasaan Nabi memberikan makan Yahudi buta tadi.


Mendengar penuturan anaknya itu Sayyidina Abu Bakar segera menemui dan membawa makanan untuknya. Si Yahudi merasakan pegangan tangannya, tetapi tangan itu bukan tangan orang yang dulu. Ia menepis tangan itu sambil mencari-cari dan meraba-raba tangan yang lembut dulu itu. Sayyidina Abu Bakar mengenalkan dirinya dan memberitahukan bahwa “Tangan lembut yang dulu tiap hari menyuapimu dengan penuh kasih itu adalah sahabatku: Muhammad, Rasulullah, dan dia sudah wafat beberapa hari lalu.”


Seketika itu pengemis Yahudi itu menjeri dengan suara yang amat memilukan hati. Air mata bercucuran membasahi pipinya. Dia amat menyesal dan mengutuki dirinya telah mencaci, membenci dan menuduh hal-hal yang tak pernah dilakukan Nabi Muhammad. “Oh Muhammad, engkau orang yang mulia, orang yang berhati mulia.” Hati Sayyidina Abu Bakar mengharu-biru dan tersedu-sedan, mengenan kekasihnya yang telah pergi takkan kembali. Yahudi itu kemudian masuk Islam.

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-