Wednesday, August 10, 2022

Pencipta Lagu “Hari Merdeka”

Indonesia beberapa hari lagi akan memperingati hari kemerdekaannya yang ke-77, tetapi apakah Anda tahu siapa pencipta puluhan lagu perjuangan nasional?




Ya, selama ini kita hanya mengenalnya sebagai H. Muthohar, namun setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata beliau juga adalah seorang habaib, hal ini merupakan dari garis keturunannya yang masih terkait dengan Nabi Muhammad SAW.


Nama beliau adalah Habib Muhammad Husain Muthohar, ia juga dikenal sebagai penyelamat bendera pusaka asli (kisah heroik di Yogyakarta saat terjadi Agresi Militer Belanda II – red) dan pendiri Paskibraka.


Sebagaimana dikutip dari forum Gemuis Betawi, Habib Muhammad Husain Muthohar selain pelopor kemerdekaan beliau juga seorang komposer lagu perjuangan Indonesia yang hebat.


Beliau telah menciptakan ratusan lagu perjuangan Indonesia, seperti lagu nasional Hari Merdeka, Hymne Syukur, Hymne Pramuka, Dirgahayu Indonesiaku, juga lagu anak-anak seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk dan banyak lagi yang lainnya, namun Lagu Hari Merdeka dan Hymne Syukur adalah salah satulagu fenomenal yang diciptakan oleh Habib Muhammad Husain Muthohar.


Terkait penciptaan lagu Hari Merdeka, ada satu cerita yang menarik. Ternyata inspirasi lagu Hari Merdeka ini muncul secara tiba-tiba saat beliau sedang berada di kamar kecil salah satu hotel di Yogyakarta.


Bagi seorang komposer, setiap Inspirasi tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. Beliau pun cepat-cepat meminta bantuan Pak Hoegeng Imam Santoso (Kapolri pada 1968 – 1971) yang saat itu Pak Hoegeng belum menjadi Kapolri.


Sang Habib menyuruh Pak Hoegeng untuk mengambilkan kertas dan pulpen. Berkat bantuan Pak Hoegeng, akhirnya jadilah sebuah lagu yang kemudian diberi judul “Hari Merdeka”. Sebuah lagu yang sangat fenomenal dan sangat terkenal dan banyak dinyanyikan oleh segenap lapisan rakyat Indonesia, bahkan anak-anak pun sangat hafal dan pandai menyanyikannya.


Sekilas Tentang Habib Husain Muthohar

“Husain Muthohar”, lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 5 Agustus 1916.


Habib Husain Muthohar terlibat Pramuka sejak awal lembaga kepanduan berdiri. Berdiri adalah salah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Habib Husain Muthohar juga menjadi tokoh di dalamnya.

Perjalanan pendidikan formalnya dimulai dari ELS (Europese Lagere School atau sama dengan SD Eropa) selama tujuh tahun, kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau sama dengan SMP) selama tiga tahun, dan dilanjutkan AMS (Algemeen Midelbare School atau sama dengan SMA) selama tiga tahun di Jurusan Sastra Timur khususnya Bahasa Melayu, di Yogyakarta.


Kemudian beliau melanjutkan ke Universitas Gajah Mada dengan mengambil Jurusan Hukum dan Sastra Timur yang khusus mempelajari Bahasa Jawa Kuno. Namun perkuliahannya hanya dua tahun, drop out (DO) karena harus ikut berjuang.

Walaupun beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena memiliki Tanda Kehormatan Negara Bintang Mahaputera atas jasanya menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih dan juga memiliki Bintang Gerilya atas jasanya kut berperang gerilya pada tahun 1948-1949, tetapi beliau tidak menginginkan hal itu.


Sesuai dengan wafat beliau, akhirnya pada 9 Jun 2004 beliau dimakamkam sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan.

MasyaAlloh

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-