Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya, “Seandainya seluruh penduduk negeri ini beriman, niscaya Allah akan menurunkan keberkahan dari langit dan dari dalam bumi. Tapi jika mereka kufur atas nikmat-nikmat Allah, maka mereka akan mendapatkan musibah, bala dan bencana.”
Sungguh, bala dan bencana, musibah kejadian buruk yang menimpa kita tidak akan berhenti sampai manusia benar-benar bertaqwa. Jangan mengharapkan keberkahan dan nikmat jika selama ini kita menggunakan nikmat-nikmat Allah untuk tenggelam dalam kemaksiatan dan kedzholiman.
Kedzholiman kian merajalela. Sogok menyogok dan korupsi yang sudah membudaya dan melembaga. Negeri ini sudah koma. Untuk bangkit, harus kembali pada Allah SWT. Perbaiki hubungan dengan hablum minallah, dengan sendirinya itu akan memperbaiki hablum minannaas kita. Bukan tanpa maksud jika sholat itu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dimulai dengan kekuatan aqidah dan diakhiri dengan akhlaq yang mulia, menyebarkan keselamatan.
Mari kita semua meningkatkan taqwa, kembali mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah. Kembali berdzikir dan taat kepada Allah. Dengan selalu mengingat Allah, mustahil maksiat akan terjadi. Orang-orang yang bertaqwa tidak mungkin korupsi. Orang-orang yang berdzikir tidak mungkin berbuat maksiat. Karena ia sangat cinta kepada Allah. Karena ia akan selalu berhati-hati dengan Allah.
Ingat, maksiat adalah magnet bagi bala. Maksiat selalu mengundang petaka. Dan bala akan terus menghebat kecuali kita kembali dan meminta perlindungan hanya pada Allah semata.
Lepas dan tinggalkan paham-paham sekuler yang selama ini mengepung kita. Semua yang terjadi sama sekali bukan kebetulan semata. Kita lahir bukan kebetulan. Kita mati juga bukan kebetulan. Musibah juga bukan kebetulan. Musibah selalu memiliki tiga unsur di dalamnya: adzab, peringatan, ujian.
Menjadi orang-orang yang beriman sungguh begitu nikmat dan mengagumkan. Dicurahkan nikmat ia bersyukur, dan itu baik untuknya. Diberi musibah ia bersabar, dan itu juga baik untuknya. Orang-orang beriman tak pernah dirundung kesusahan, karena tak ada kosakata rugi untuk mereka.
Sedangkan kemaksiatan akan selalu mengundang bencana. Alam tak lagi bersahabat dengan kita. Sebab alam selalu berdzikir kepada Allah. “Sungguh, bertasbih dan berdzikir semua apa yang ada di langit dan bumi ini. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Manusia yang tak syukur dan tak berdzikir telah membuat alam murka. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman, “Sesungguhnya, makhluk-Ku bumi ingin sekali menelan manusia karena kemaksiatan yang mereka lakukan. Tapi semua itu tertahan karena masih ada hamba-hamba Allah yang berdzikir pada pagi dan malam.
Majelis dzikir bukanlah termenung di dalam masjid atau musholla. Jangan terjebak oleh ritualitas, sebab di seluruh permukaan bumi ini adalah majelis dzikir. Orang-orang yang mendirikan sholat dengan khusyu’, dia insyaaAllah berakhlaq mulia. Jika ada orang yang sholat namun akhlaqnya busuk. Pasti ia belum benar-benar mendirikan sholat khusyu’.
Kini banyak orang yang ibadahnya hampa, Islamnya tidak nyaman, alergi atas syariat Islam, padahal ia seorang Muslim dan setiap hari beribadah. Itu semua karena ada 6 hal yang menyelimuti hati dan jiwanya dengan begitu kuat.
1. Ia telah terlilit oleh nafsu;
2. Ia terkepung cinta pada dunia;
3. Ia telah dilumpuhkan oleh godaan syetan;
4. Ia selalu berperangai buruk;
5. Mencintai kebodohan dan;
6. Tak berdaya pada dosa-dosa yang terus menerus ia lakukan.
Saudaraku, mari pelan-pelan kita singkirkan halangan-halangan yang membatasi kita dengan Rahmat Allah itu. Dan dzikir adalah permulaan yang mulia. Dzikir ibarat sebuah palu godam yang mulai kita ayunkan untuk memukul hati yang sudah sekeras batu.
Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk meraih kemenangan dan keberkahan. Pertama, perbanyak dzikir, tahajjud, memakmurkan masjid. Kedua, lakukan dan giatkan dakwah menyebarkan kebaikan pada manusia. Ketiga, jangan pernah berhenti belajar untuk menjadi yang lebih baik dari sekarang. Semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.
WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB