Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila sholat jama’ah telah dilaksanakan maka janganlah kamu semua mendatanginya dalam keadaan lari, datangilah sholat jama’ah dalam keadaan berjalan, dan kamu harus dalam keadaan tenang (sakinah), adapun roka’at yang kamu jumpai maka sholatlah dan apabila kamu tertinggal roka’at sholat maka sempurnakanlah (setelah imam salam.” [HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim]
Sama-sama kita ketahui bersama, bahwa sholat jama’ah itu fadhilah atau keutamaannya luar biasa. Sholat berjama’ah sekali seakan-akan sama halnya kita sholat sendirian sebanyak dua puluh tujuh kali. Dengan sholat berjama’ah kita mendapatkan pahala tambahan yang sangat banyak. Mungkin sambil menunggu datangnya imam, kita duduk niat i’tikaf. Sambil menunggu imam, kita menunaikan sholat tahiyyatal masjid maka kita mendapatkan pahala. Ketika kita berjama’ah bertemu dengan teman-teman kita niati silaturrahmi maka kita mendapatkan pahala silaturrahim. Atau mungkin imamnya itu seorang alim dan kita berjama’ah sekalian berniat mencari ilmu meskipun hanya sedikit maka kita mendapatkan pahala mencari ilmu. Karena berkahnya sholat berjama’ah juga sangat besar, insyaaAllah orang yang rajin sholat berjama’ah rezekinya menjadi lancer, mati dalam keadaan husnul khotimah, dibebaskan dari ancaman siksa kubur, masuk surga tanpa melalui hisab, kalau pun ada hisab sangatlah ringan.
Namun setinggi apapun, sebesar apapun keutamaan sholat berjama’ah tentu yang namanya khusyu’ itu sangat penting. Sholat dengan tenang, hati tenang, konsentrasi, hati dan fikiran hati kita terang itu juga sangat penting, sebab khusyu’ itu menjadi ruhnya sholat. Sementara kalau kita terlalu semangat dalam berjama’ah meraih pahala yang sangat besar, lalu untuk mendatangi jama’ah kita lari, atau khawatir terlambat kemudian kita lari-lari ke masjid, maka sesampainya di masjid kita akan terengah-engah, nafas kita juga kurang teratur. Sholat dalam keadaan terengah-engah, bernafas besar, rasanya sulit untuk khusyu’. Dia mengejar pahala berjama’ah tapi kehilangan nyawa. Atau mungkin karena kita berlari-lari ke masjid kita akan jatuh atau tabrakan sehingga kita tidak jadi berjama’ah. Oleh karenanya, sebesar apapun pahala atau keutamaan agar khusyu’ itu tidak hilang, maka Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita janganlah kita mengejar sholat jama’ah dengan lari-lari. Tetap semangat untuk sholat berjama’ah tapi tidak perlu kita kejar dengan lari-lari agar sholatnya tetap khusyu’, hati dalam keadaan tenang, tidak jatuh atau tabrakan.
DATANG TERLAMBAT
Adapun permasalah kita terlambat jama’ah, nanti setelah imam salam kita menyempurnakan sendiri sebanyak roka’at yang tertinggal. Lalu bagaimana pahalanya? insyaaAllah pahalanya tetap dua puluh tujuh derajat, sebab niat kita sudah tercatat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” [HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim] dan orang tersebut sudah diberi pahala dengan niat.
Jadi, kalau orang itu berniat melakukan sebuah kebaikan lalu dia belum sempat mengerjakannya tapi dalam proses menuju kebaikan maka Allah SWT mencatatnya sepuluh kebaikan dan bisa dilipat gandakan lebih banyak lagi.
Dan solusinya agar kita tidak sampai berlari-lari dalam mengejar sholat jama’ah adalah kita harus bersiap-siap sholat sebelum waktu sholat tiba kita sudah berwudhu, berangkat dengan tenang, dan tidak perlu berlari-lari dan ini namanya at-tabkir (pagi-pagi/ menyegerakan berangkat sholat jama’ah). Dan ini menjadi solusi atau cara agar sholat kita menjadi tenang, konsentrasi dan tidak terengah-engah, tidak tergesa-gesa dan tidak terlambat.
WALLAHU A’LAM BISH SHAWAB