Tuesday, September 6, 2022

Sholat Tidak Khusyu' Ibarat Nikah Tanpa Cinta

Kanjeng Nabi Muhammad SAW dawuh: "Apabila seorang laki-laki itu memperbaiki sholatnya, kemudian dia menyempurnakan ruku' dan sujud sholat, maka seakan-akan sholat berkata: "Semoga Allah SWT menjagamu sebagaimana engkau menjagaku." Lalu sholat itu diterima oleh Allah SWT, dan jika dia menganggap remeh sholat, kemudian dia tidak menyempurnakan ruku' dan sujud sholat, maka seakan-akan sholat itu berkata: "Semoga Allah SWT menyia-nyiakan kamu sebagaimana engkau menyia-nyiakanku, lalu sholat itu dilipat seperti halnya baju yang rusak kemudian dilemparkan pada mukanya". [HR. Imam Ath-Thoyaalisii dari Sayyidina 'Ubaadah bin Ash-Shomit]




Dimensi sholat tentu bukan hanya dimensi lahiriah saja. Yakni terpenuhinya syariat dan rukun sholat, mulai dari wudhu, menutup aurat, menghadap qiblat, niat dan takbiratul ihram kemudian membaca Al-Fatihah sampai salam dengan penuh thuma'ninah serta bacaan yang benar.


Di samping ada dimensi lahiriah seperti itu yang harus kita penuhi (syariat). Ada dimensi batin sholat atau kita sebut sebagai ruhnya sholat yakni kesadaran seseorang bahwa dengan sholat itulah dia sedang menghadap kepada Allah SWT dengan memahami, menyadari, merasa bahwa ketika sholat itu sedang menghadap Allah SWT, maka seorang hamba dituntut untuk penuh adab, tenang, mengagungkan Dzat sedang kita sembah (sowan: Jawa), penuh tata krama, konsentrasi, Khusyu', memahami maknanya. Itulah sikap kesadaran kita kalau kita sadar sedang menghadap Allah SWT dan itulah yang dinamakan ruhnya sholat.


NIKAH TANPA CINTA

Apabila orang itu hanya khusyu, tapi tidak sholat, ibaratnya dia seorang yang cinta tapi tidak nikah. Sebaliknya, apabila dia sholat tetapi dia tidak khusyu, tidak merasa kalau dirinya sedang di hadapan Allah SWT, maka dia ibarat orang nikah tapi tidak cinta. Masing-masing tidak sempurna.


Yang sempurna itu ya nikah dan cinta artinya kita sholat secara dzhohir dan bathinnya juga merasa kalau dia sedang sholat. Untuk bisa seperti itu, di samping harus memahami makna, imannya kuat, lingkungannya baik, rezekinya halal, makanannya halal, sebelum memasuki sholat dia membuang semua hal yang dapat menyita pikiran dalam keadaan tenang, pikirannya konsentrasi, hatinya tenang, berjamaah dengan orang-orang seperti itu melakukan sholat, insyaaAllah dengan cara seperti itu sedikit demi sedikit, dia akan mencapai ruhnya sholat karena sebegitu pentingnya ruh sholat itu (Khusyu') seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusyu dalam sholatnya." [QS. Al-Mukminun: 1-2]


Oleh karena itu segala hal yang menyebabkan tercapainya khusyu dalam sholat pun juga sangat penting yakni sholat dilakukan dengan baik ruku'nya sempurna, sujudnya sempurna. Kalau semua rukun syaratnya sholat kita penuhi insyaaAllah akan mencapai Khusyu' (lahir bathin) menghadap Allah SWT. Orang yang sholatnya khusyu' akan mendapat balasan dan diberi respon positif oleh Allah SWT yang mana respon positif ini seakan-akan sholat tadi mendoakan dia: "Semoga Allah SWT menjagamu sebagaimana engkau juga menjagaku."


Sholat seperti itulah yang diterima Allah SWT dan sholat itu pula yang bisa memperbaiki sikap dan mental seseorang kepada yang lebih baik sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya sholat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." [QS. Al-Ankabut: 45]


Sebaliknya, kalau tidak seperti itu, sholatnya tidak sempurna, ruku' dan sujudnya tidak sempurna. Kalau tidak sempurna secara dzhohir, maka sholatnya tidak sah. Kalau dzhohirnya sempurna tapi bathinnya tidak, maka sholat tersebut tidak ada ruhnya, ibaratnya binatang sudah tidak ada ruhnya dan menjadi bangkai. Kalau menjadi bangkai maka dibuang dan tidak diterima oleh Allah SWT serta tidak diberi apresiasi positif oleh Allah SWT dan itu digambarkan seakan-akan sholat itu berkata: "Semoga Allah SWT menyia-nyiakan Anda sebagaimana engkau telah menyia-nyiakan aku."


Sholat yang ibaratnya seperti bangkai tadi atau seperti baju yang telah rusak, kotor, baunya tidak enak maka lazimnya bangkai dan baku tersebut dibuang dan tidak dibuang di sembarang tempat melainkan dilemparkan pada wajahnya orang yang melakukan sholat seperti tadi dan ini ibarat bahwa sholatnya tersebut ditolak dan tidak diterima oleh Allah SWT dan dia juga tidak memperoleh pahala. Sekali lagi sholat dengan tenang, baik, ruku' dengan tenang, sujud dengan tenang itu sangat penting oleh karena itulah dari salah satu sekian banyak faktor yang menghantarkan kepada kekhusyukan sholat dan khusyu' itu adalah ruhnya sholat.

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-