Wednesday, September 7, 2022

Tetesan Air Mata Rasulullah, Untuk Ayat Ampunan

Taubat adalah pintu gerbang, menuju rahmat dan ampunan Allah. Tanpa ampunan dan rahmat kita akan celaka, rugi dan menderita. Bukankah, ayah kita semua, Nabi Adam AS mengajarkan kepada kita, betapa pentingnya, maghfirah dan rahmat Allah SWT. Sesampainya, di bumi Allah, Nabi Adam AS berdoa, “Robbana dzolamna anfusana wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khosirin.” (Yaa Allah Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah banyak menganiaya diri kami (melanggar perintah-Mu), jika Engkau tidak mengampuni kami, dan tidak merahmati kami, maka kami pasti masuk ke dalam golongan orang-orang yang rugi).




Bukalah mata hati kita, lihatlah seorang nabi dan rosul pun terus memohon maghfiroh dan rahmat Allah. Apalagi kita manusia biasa, yang telah banyak berbuat dosa, dan mengotori hati kita dengan kesombongan, tentu harus lebih banyak memohon ampunan dan rahmat dari Allah.


Saudaraku, jika kita mendengar sejarah Nabi Muhammad SAW, beliau adalah orang yang telah diampuni dosanya, baik dosa yang telah lalu, maupun dosa yang akan datang. Pada suatu malam, Beliau bangun dari tidurnya. Beliau mengambil air wudhu, menggelar sajadahnya, lalu mendirikan sholat menghadap Allah. Bayangkanlah, wahai saudaraku, seorang Nabi yang sedang khusyu’ dalam sholatnya. Seusai sholat, beliau membaca Al-Qur’an. Ketika membaca ayat tentang adzab-adzab bagi ummat terdahulu, beliau berhenti, karena teringat ummatnya. Ketahuilah, beliau sangat mencintai ummatnya. Cintamu kepadanya, tidak akan pernah mengalahkan cintanya kepadamu.


Beliau mengangkat tangannya, berdoa memohonkan ampun untuk ummatnya. Air mata itu telah membasahi pipinya. Kemudian datang Malaikat Jibril, menyapa dan bertanya kepada Beliau. Ya Rasulullah, apa yang menyebabkan engkau menangis. “Jibril, pada malam ini aku sedang terbayang akan ummatku.” Jibril bertanya lagi, “Ada apa dengan ummatmu Ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Aku khawatir terhadap mereka. Aku takut mereka mendapat adzab Allah, sebab mereka mendustakan ajaran Allah.”


Jibril kembali menghadap Allah, sedang Rasulullah melanjutkan munajatnya. Air matanya terus mengalir, sampai membasahi tempat sholatnya. Malaikat jibril menghadap kepada Allah, menyampaikan permohonan Rasulullah. Alloh Ar-Rahman dan Ar-Rahim, menjawab doa Rasulullah SAW. Jibril, sampaikan ayat ini kepada kekasih-Ku Muhammad, “Wa ma kaanallohu liyu’adzibahum wa anta fiihim.” (Allah tidak akan menghukum kaummu dengan adzab yang menghancurkan mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka).


Ya Rasulullah, hentikanlah tangisanmu. Sesungguhnya, Allah telah menjawab doamu. Jibrilpun membacakan wahyu dari Allah itu. Ternyata ayat ini tidak menghentikan tangisan Rasulullah. “Kenapa engkau tetap bersedih wahai Rasulullah?”, tanya Jibril. “Jibril, aku juga khawatir terhadap ummat yang hidup setelahku, bagaimana nasib mereka Jibril, apakah mereka tetap mendapat adzab Allah.” “Jibril, menghadaplah kepada Allah, katakana kalau Muhamad juga khawatir dengan ummatnya setelah ditinggalkannya nanti.”


Setelah Jibril menghadap Allah, Allah menyampaikan wahyu-Nya kembali. Wa makaanallohu mu’adzibahum wahum yastaghfiruun. (Allah juga tidak akan menghukum mereka, selama ada di antara mereka masih ada yang memohon ampun kepada Allah).


Kami berharap, kita semua tersentuh. Ini adalah zaman untuk bertaubat. Ini adalah waktu untuk kembali kepada Allah. Jangan ditunda-tunda. Menjauhlah dari kemaksiatan-kemaksiatan. Bahagiakanlah Nabi Muhammad SAW. Ayat itu telah turun dengan tetesan air mata Rasulullah SAW. Mari buat bangga Rasulullah SAW dengan memperbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah SWT.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-