Friday, December 16, 2022

Tiga Macam Zuhud

Zuhud ada tiga macam; zuhud orang awam yaitu dengan meninggalkan yang haram, zuhud orang khosh dengan meninggalkan berlebih-lebihan dalam perkara halal, dan zuhud orang akhosh yaitu dengan meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan (memalingkan) dirinya dari Allah. [Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, hlm. 76]



Zuhud Dunia Dapat Mendamaikan Hati dan Badan

Tidak mudah tergiur dengan kenikmatan dan gemerlap dunia, akan menjadikan diri kita lebih nyaman sehingga diri tak tersiksa dan hati pun menjadi tenang. Sebaliknya, menuruti keinginan nafsu dan mencintai seluruh kesenangan duniawi menjadikan diri semakin tersiksa, hati menjadi tidak tenang karena takut kenikmatan dunia yang dimiliki menjadi sirna. Jika semua hal ini dapat kita pahami dengan baik, maka kita tidak akan mudah terbujuk oleh kepalsuan duniawi. Sebagaimana hal ini digambarkan dalam sabda Rasulullah SAW berikut:

“Zuhud akan membuat hati dan badan menjadi nyaman. Dan mencintai dunia semakin menambah kesedihan dan kesusahan.” [Faydhul Qodri, juz 4, hlm. 96]


Bahaya Cinta Dunia dan Rela Pada Kebodohan

Orang yang cinta harta benda menjadikan dirinya buta, tak kenal kawan, tak kenal keluarga. Harta lebih berharga baginya dibandingkan kawan dan keluarga yang dimilikinya. Demi harta, orang tersebut rela memutus tali persahabatan dan kekeluargaan karena cinta butanya pada dunia. Seringkali kita temui di masyarakat, perpecahan keluarga yang disebabkan perebutan harta warisan, atau lahan bisnis yang semuanya tak lain adalah bagian dari gemerlap kenikmatan dunia.


Sementara itu, ada juga orang-orang yang lebih memilih untuk mengedepankan harta ketimbang pendidikan. Mereka menganggap bahwa harta yang melimpah akan menjadi jaminan kebahagiaan di masa mendatang. Dan mereka lupa bahwa kenikmatan dunia yang mereka miliki, sewaktu-waktu dapat sirna dari genggaman mereka. Mereka juga lupa, bahwa harta melimpah tanpa diimbangi ilmu pengetahuan untuk mengelolanya, hanya akan menjadikan harta itu semakin menipis dan habis. Mereka lebih memiliki kaya harta, namun minim ilmu. Bukankah segala urusan baik urusan dunia maupun akhirat harus dipahami ilmunya?


Dua hal di atas, mementingkan kenikmatan dunia, dan merelakan keadaan yang minim ilmu adalah dua hal yang oleh Abu al-Hasan asy-Syadzili –salah seorang tokoh Thariqh Syadziliyah- dipandang sebagai hal yang sangat berbahaya yang dapat menjadikan seseorang itu celaka, sebagaimana disebutkan dalam kitab Jami’ al-Ushul fi al-Auliya’, hlm. 45.

Wallahu a'lam bish shawab

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-