Sunday, January 15, 2023

CARA TANAMKAN CINTA PADA NABI DAN RASUL SEJAK DINI KEPADA ANAK

Sebagai orang tua kita diperintahkan mengajarkan anak-anak kita pentingnya Syariah Islam, agar ketika baligh nanti mereka paham dan Istiqomah dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim.


Anak-anak harus diajari terkait akidah, adab maupun syariah merupakan bagian dari syariah Islam yang tidak terpisahkan. Tentu pengajaran tersebut harus mengikuti dari apa yang telah Nabi Muhammad contohkan.


Para salaf (pendahulu) kita yang sholeh yang pakar keluarga mengingatkan, ada tiga hal yang harus diajarkan pada anak Muslim. ''Ajarkan sayang Allah, Alquran, dan Rasul,''.


Ada momen maulid Nabi atau tidak, sebagai orang tua wajib mengenalkan Nabi Muhammad Saw ke anak-anak.

Dalam sebuah hadist

yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib RA bahwa Nabi bersabda:


اادبوا اولادكم على ثلاث حصال: حب نبيكم وحب ال بيته وتلاوة القراًن فان حملة القران فى ظل الله يوم لاظل الا ظله مع انبياءه واصفيائه


“Didiklah anak-anakmu atas tiga hal; mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya dan membaca al-Qur’an, karena orang mengamalkan al-Qur’an nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci”


Agar anak mencintai Nabi Muhammad Saw. Tentunya harus mengenalkan sosok Nabi Muhammad Saw. ke anak-anak sejak usia dini.


Mengajarkan anak mencintai Nabi Muhammad SAW, bukan hanya sebagai penanaman salah satu rukun iman. Namun, juga menanamkan keteladanan. Yakni, menanamkan budi pekerti mulia. Karena itu, ketiga cinta Allah, Alquran, dan Rasulullah SAW sulit untuk dipisah-pisahkan. ''Memanglah sayang Allah SWT, sayang Alquran, dan sayang Rasulullah SAW perlu dijadikan tunjak kehidupan seharian kita.


Tak mudah memang menanamkan cinta pada tokoh yang terpisah berabad-abad jauhnya. Namun, jangan pernah surut berupaya. Bila melihat empat konsep dasar dalam mendidik anak untuk mencintai Allah dan Rasul. Yakni, dipraktikkan, dicontohkan, dibiasakan, dan yang terakhir, didoakan dan dimotivasi.


Saudaraku, ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anak. Yakni, di mana untuk menjalaninya seorang ibu itu seharusnya pinter (cerdas), pener(bisa aplikaskan ilmu dengan metode yang tepat), dan kober (mempunyai cukup waktu mendidik anak). Secara tradisional, keempat konsep itu banyak dilakukan para ibu. 

Persoalannya, dengan berubahnya struktur dan pola interaksi di dalam keluarga semenjak para ibu bekerja di luar rumah. 


Namun, kini pun dengan kerja sama peran antara ibu dan ayah, penanaman nilai-nilai mulia itu secara bersama. Pendekatannya, bisa melalui keberagaman anak. Dengan demikian, anak bisa lebih mudah tertarik.


Sehingga jangan sampai kita mendidik dengan mengenalkan agama hanya sekedar bersifat normatif, berupa larangan dan perintah, bukankah agama sebagai rahmatan lil alamin,''? ''Sehingga seakan-akan agama itu bagi anak menjadi beban dan ancaman.'' Padahal yang jauh harus ditanamkan kecintaan dalam hatinya kepada Agama dan akidahnya.


Dalam mengajarkan anak untuk mencintai Rasul/Nabi Muhammad SAW pada awalnya melalui cerita-cerita/dongeng tentang pribadi Rasul, kejadian-kejadian luar biasa yang pernah dialami Rasul, dan sebagainya. Hal ini disampaikan sejak anak masih kecil, misalnya pada saat anak menjelang tidur.


Agar lebih mengena ke hati, kami menyarankan, cerita-cerita yang disampaikan tak sekadar data. Tapi, cerita yang dapat menggugah perasaan cinta anak. Misalnya, tentang beratnya perjuangan dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW. Dan, jangan lupa pula, tentang ''Betapa rasa cinta Rasulullah SAW terhadap umatnya,''. Termasuk, betapa besarnya cinta Rasul pada umat yang hidup sepeninggalnya, supaya tertanam Cinta mereka kepada Sang Baginda.


Selain itu, pembiasaan akan akhlak mulia Nabi yang kelak berguna sebagai bekal anak bisa dimulai sejak kecil. Caranya, bisa melalui pembiasaan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad seperti: makan, mengenakan baju, sepatu dan sebagainya dengan tangan kanan, berbicara dengan lembut, berperilaku sopan santun, bisa mengendalikan amarah, dan lain-lain.


Hal itu tentu saja tidak hanya disampaikan sekali-dua kali, melainkan setiap hari. Orang tua juga harus memberi contoh dan mempraktikkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik dari Rasul, baik dari perilaku, maupun perbuatannya. ''Sehingga mencintai Rasul itu bukan sekadar diungkapkan, melainkan juga dipraktikkan dengan sikap dan perbuatan yang mencontoh Rasul, sehingga anak-anak kita akan menjadi anak yang shaleh/shalehah, bahagia dunia dan akhirat, sikap dan perilakunya baik, doanya didengar oleh Allah.


Masih banyak langkah yang bisa ditempuh ayah bunda agar anak-anak lebih mencintai Nabi Muhammad Saw.


Namun, mendidik anak di zaman now akan menghadapi banyak cobaan. Sehingga dibutuhkan ayah bunda yang paham Islam agar bisa menancapkan aqidah dan menderaskan tsaqofah Islam ke anak-anak.


Semoga Allah Swt. senantisa menuntun kita agar bisa mendidik anak-anak mencintai Nabi Muhammad Saw. Agar kelak mereka menjadi penerus perjuangan Islam dan memimpin peradaban dunia. Aamiin.

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-