Monday, January 16, 2023

SHALAWAT DATANGKAN RAHMAT

Kata Maulid, dalam bahasa Arab, merupakan isim zaman/makan (kata yang menunjukkan arti waktu/tempat) dari tashrif/ kata walada-yulidu. Jika walada berarti lahir, maka maulid berarti waktu kelahiran/ tempat kelahiran. Dengan demikian, yang dimaksud dengan istilah maulid nabi adalah hari saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan, dan oleh karenanya, memperingati maulid Nabi dapat langsung diartikan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Peringatan Maulid Nabi awalnya diadakan pada zaman dinasti Fatimiyyah, tahun 300-an Hijriyah. Lalu pernah digunakan untuk memompa semangat tentara Islam pada zaman perang salib. Momen ini digunakan oleh Salahuddin Al-Ayyubi untuk memutar kembali perjuangan Muhammad Rasulullah dan para sahabatnya di segala bidang demi tegaknya Islam di muka bumi. 


Melalui metode yaitu mengenang perjuangan beliau dan para sahabatnya membangkitkan kembali semangat tentara Islam dalam perang salib yang melelahkan. Memasuki bulan Rabiul Awal atau yang dikenal orang jawa dengan “bulan mulud”, ada tradisi yang senantiasa dilestarikan oleh sebagian ummat Islam, yaitu tradisi baca kitab maulid, Al-Barzanji, Diba’ atau Burdah dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Tradisi ini biasanya diselenggarakan dari rumah ke rumah secara bergiliran, atau di masjid-masjid maupun musholla, dengan cara membaca sholawat secara bersama-sama dimana salah satu dari yang hadir membaca kitab maulid tersebut, sedangkan yang tidak membaca dianjurkan menjawab dengan bacaan sholawat. Setelah acara usai dilanjutkan dengan jamuan makan bersama. Entah makanan itu berupa makanan ringan, snack, ataupun lainnya. Kadang kala juga hanya sekedar minuman the atau kopi.


Semarak membaca kitab maulid ini tiada lain bertujuan untuk bersholawat, memanjatkan doa untuk Nabi Muhammad sebagai nabi yang telah memberi perubahan dari zaman kegelapan jahiliyah menjadi jaman pencerahan Islam. Meskipun doa kita sebagai hamba tidak dibutuhkan Rasulullah SAW, mengingat posisinya sebagai makhluk yang paling utama, tetapi bagi kita doa itu riwayat dari Nu’man Bin Basyir RA, “Doa adalah ibadah yang berpahala.”


Dalam penyelenggaraan membaca maulid tersebut menyimpan beberapa macam ibadah, diantaranya adalah, membaca sholawat kepada Nabi Muhammad, bersedekah berupa makanan, berdoa dan mendoakan, mengingat perjuangan para pendahulu dengan maksud dari tujuan mengambil hikmah dan pelajaran dari masa mereka. Tentunya di balik semua ibadah-ibadah di atas ada keberkahan dan anugerah yang akan diterima jika memang menjalankannya tulus karena mengharap pahala dari Allah SWT.


Hadits berikut memberi penjelasan mengenai keutamaan membaca sholawat, sebagaimana riwayat sahabat Ibnu Mas’ud RA, “Orang yang paling utama berada denganku kelak di hari kiamat adalah mereka yang banyak membaca sholawat kepadaku.”


Sungguh keberkahan tiada tara bagi siapa saja ummat muslim diantara mereka yang senantiasa memperbanyak membaca sholawat karena akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dengan menempatkannya bersama Nabi Muhammad SAW.


WALLAHU A'LAM BISSHAWAB


Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-