Sunday, January 15, 2023

Tanamkan Pekerti Sejak Dini

Menurut Islam, kewajiban orang tua terhadap anak merupakan suatu ketentuan yang harus dilaksanakan oleh seorang ayah dan ibu. Dan sebagai konsekwensi logis menjadi orang tua, yaitu melaksanakan kewajiban-kewajibannya untuk memenuhi hak-hak anak mereka. Bila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, atau orang tua melupakannya sama sekali, maka berakibat terjadinya hal-hal yang tidak baik terutama terhadap anak, bahkan terhadap orang tua tersebut. 



Akibat yang tidak baik terhadap anak yaitu, secara psikologis anak akan merasakan bahwa dirinya tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, dapat menyebabkan anak memiliki perilaku yang tidak baik, anak merasakan hak-haknya tidak terpenuhi, bahkan mungkin terjadi anak tersebut menjadi anak yang durhaka kepada orang tuanya. 


Sesungguhnya mengabaikan kewajiban dapat merugikan diri sendiri, bahkan bila anaknya durhaka kepada dirinya, maka orang tua tersebut mendapatkan laknat dari Allah SWT. Sebagaimana wasiat Nabi SAW: "Allah melaknat orang tua yang membawa anaknya untuk durhaka kepada keduanya."


Salah satu kewajiban orang tua harus mengajari anak beretika dan bertata krama, karena hal ini merupakan tolak ukur keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya. Sopan santun adalah hal yang harus ditanamkan sejak kecil. 


Dengan tahu cara menjaga perilaku, orang-orang di sekitar anak, kita akan melihatnya sebagai pribadi yang baik. Hal ini dapat membuat anak merasa lebih percaya diri saat harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Bagaimana cara mengajarkan sopan santun pada anak? Diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Mulailah Sejak Kecil

Jangan berikan alasan kepada anak untuk tidak memiliki sopan santun hanya karena usianya yang masih kecil. Ajarkan ia mengenai sopan santun sedini mungkin. Dari saat anak kita dapat berbicara, ajarkan mereka untuk mengatakan "Terima kasih" atau "Maaf". Semakin dini kita memperkenalkan sopan santun kepada anak, maka akan semakin baik agar sikap sopan santun tumbuh bukan menjadi sebuah keterpaksaan. Tapi memang menjadi sifat dasarnya. 


2. Berikan Contoh

Anak-anak belajar melalui apa yang mereka lihat. Karena itu, tunjukkan anak kita bagaimana cara bersikap yang baik. Kita juga harus melakukan apa yang kita suruh mereka lakukan, hal ini akan menjadi contoh baik untuk anak kita tiru nantinya. 


3. Sabar

Jangan khawatir atau marah ketika si kecil tidak langsung melakukan apa yang kita minta. Anak kita tidak akan berhasil hanya dalam waktu satu hari. Berikanlah waktu untuknya mencerna apa yang kita maksud. Hal ini akan memakan waktu lama, tapi kita harus dapat bersabar dan tetap konsisten menerapkan apa yang harus dilakukan atau dikatakan dan apa yang tidak. 


4. Tidak Dapat Dinegosiasikan

Beberapa tata krama dan sopan santun mau tak mau harus dilakukan oleh anak kita. Seperti jangan menggigit orang lain atau berteriak di tempat umum. Jangan biarkan anak berpikir hal-hal tersebut boleh dilakukan. Ajarkan kepadanya bahwa hal-hal seperti berterima kasih, kesopanan, menunggu giliran serta menyapa orang lain adalah hal yang harus dilakukan. Berilah pengertian bahwa hak dan kewajiban saling berhubungan. Jika ia ingin mendapatkan hak, maka ia harus melaksanakan kewajibannya. 

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-