Nahdlatul Ulama Kota Madiun

sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah

Youtube

Profil

Sejarah

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Read More

Visi Misi

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Read More

Pengurus

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun terdiri dari 3 unsur kepengurusan, Mustasyar (Penasihat), Syuriyah (Pimpinan tertinggi), dan Tanfidziyah (Pelaksana Harian).

Read More

MWC

MWC (Majelis Wakil Cabang) merupakan kepengurusan di tingkat kecamatan, terdiri dari MWC NU Manguharjo, MWC NU Kartoharjo, dan MWC NU Taman.

Read More

Warta

Friday, February 24, 2023

MENUJU AKHIRAT, MENINGGALKAN DUNIA

MENUJU AKHIRAT, MENINGGALKAN DUNIA

Bagi orang yang membaca Al-Qur'an, lebih-lebih yang menghafal Al-Qur'an, hendaklah berakhlak dengan akhlaq yang mulia. Sebab, kalau tidak berakhlak yang mulia, maka sikapnya akan merendahkan Al-Qur'an.

Di antara akhlak ahli Al-Qur'an yaitu bersifat zuhud. Tidak cinta dunia tapi cinta akhirat. Dia mementingkan akhirat dan tidak cinta dunia. Sebaliknya, orang yang cinta dunia, biasanya akan melupakan akhirat. Dia sibuk mencari kesenangan dunia. Waktunya habis untuk mencari dunia. Dan, pada saat ia sibuk dengan dunia, tiba-tiba datang malaikat maut menjemput. Ini yang harus kita khawatirkan.


Akhirat pasti didatangi dan dunia pasti ditinggalkan. Dunia sifatnya sementara, sedangkan akhirat abadi. Maka wajar kalau kita diperintahkan untuk zuhud. Kalau diberi rezeki dan harta yang banyak, maka gunakan untuk kebaikan. Kita kirim pahalanya ke akhirat. Kalau harta itu ditinggalkan di dunia saja, yang untung anak-anaknya. Sementara ia tidak mendapatkan apa-apa.


Adapun jika diberi harta sedikit, maka bersabar dan bersikap qona'ah. Hatinya merasa cukup dengan pemberian Allah. Orang yang hatinya merasa cukup, maka sejatinya dia adalah orang yang kaya raya. Meskipun kaya raya, kalau masih belum merasa cukup, maka mereka sejatinya orang yang miskin.


Orang yang bersikap zuhud berarti orang yang cerdas. Dia memahami kalau dunia ini sementara, sedangkan akhirat abadi selamanya. Dia memperbanyak bekal untuk akhirat, dan hidup di dunia secukupnya saja. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah syair di pembukaan kitab Riyadhush Sholihin, *Inna lillahi Ibadan futhona, tholaqud dunya wa khoful fitana* (Di antara hamba-hamba Allah, ada hamba-hamba yang cerdas. Mereka meninggalkan dunia (dengan hati) dan merasa takut akan fitnah dunia).


Berwatak Dermawan

Demikian juga termasuk akhlak mulia adalah sakha dan juud yang artinya dermawan alias loman. Namun menurut para ulama ada perbedaan makna antara sakha dan juud. Kalau sakha kedermawanan yang lahir dari watak. Kedermawanan tingkat tinggi. Orang yang memiliki sifat sakha ini, selalu terdorong untuk membantu atau bersedekah. Seperti halnya Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika Sahabat Abu Bakar melihat ada budak-budak yang disiksa oleh majikannya gara-gara masuk Islam, seperti halnya Bilal, maka beliau langsung membeli budak tersebut meskipun harganya mahal.


Ketika ditanya Rasullullah SAW. Siapa yang membawa harta, silahkan bersedekah. Nah, Sahabat Abu Bakar memberikan semua hartanya untuk Rasulullah. Ketika ditanya, "Wahai Abu Bakar, mengapa engkau memberikan semua? Lalu apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?". Sahabat Abu Bakar menjawab, "saya meninggalkan untuk keluarga saya, Allah dan Rasul-Nya".


Sahabat Abu Bakar merupakan sosok yang sangat loman. Beliau sangat pandai bersyukur. Sebagaimana doa yang sering dibacanya, Robbi auzi'ni an asykuro ni'matakal latii an'amta 'alayya. Wa 'alaa waalidayya wa an a'mala shoolihan tardloohu, wa'ashlih lii fii dzurriyyati. Inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin.

Artinya: "Yaa Tuhanku, berilah aku Ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang tuaku dan untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau Ridhai. Dan berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." [QS. Al-Ahqaf:15]


Sakha lebih tinggi atau sempurna dibanding juud. Setiap orang yang sakho pasti memiliki sifat juud. Sedangkan, tidak semua orang yang memiliki sifat juud belum tentu sakha. Kalau juud, memberi atau bersedekah tapi masih ada peluang untuk mengharap balasan atau kebaikan. Sedangkan sakha benar-benar memberi tanpa berharap apapun kecuali Rahmah dan Ridha Allah SWT.

Wallahu A'lam Bish Shawab

Berikan Iman Tempat Dalam Hati

Berikan Iman Tempat Dalam Hati

Manusia dilengkapi oleh Allah dua hal pokok, yaitu jasmani dan rohani. Dua hal ini memilik keperluan masing-masing. Jasmani membutuhkan makan, minum, pelampiasan syahwat, keindahan, pakaian, perhiasan-perhiasan dan kemasyhuran. Rohani, pada sisi lain, membutuhkan kedamaian, ketentraman, kasih-sayang dan cinta. 

Para sufi menegaskan bahwa hakekat sesungguhnya manusia adalah rohaninya. Ia adalah muara segala kebajikan. Kebahagiaan badani sangat tergantung pada kebahagiaan rohani. Sedang, kebahagiaan rohani tidak terikat pada wujud luar jasmani manusia. Sebagai inti hidup, rohani terus ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi. Semakin tinggi rohani diletakkan, kedudukan manusia akan semakin agung. Jika rohani berada pada tempat rendah, hina pulalah hidup manusia.


Fitrah rohani adalah kemuliaan, jasmani pada kerendahan. Badan yang tidak memiliki rohani tinggi, akan selalu menuntut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rendah hewani. Rohani hendaknya dibebaskan dari ikatan keinginan hewani, yaitu kecintaan pada pemenuhan syahwat dan keduniaan. Hati manusia yang terpenuhi dengan cinta pada dunia, akan melahirkan kegelisahan dan kebimbangan yang tidak berujung. Hati adalah cerminan ruh. Kebutuhan ruh akan cinta bukan untuk dipenuhi dengan kesibukkan pada dunia. Ia harus bersih.


Dalam rangkaian metode pembersihan hati, para sufi menetapkan dengan tiga tahap: Takhalli, Tahalli, dan Tajalli.

Pada tingkat takhalli, kita mesti melawan dan membuang dengan memaksa terus-menerus semua kehendak-kehendak nafsu yang rendah (jahat) dan dilarang oleh Allah. Selagi kita tidak memaksa diri untuk membenci, memusuhi dan membuangnya jauh-jauh secara terus-menerus dari diri kita, selagi itulah nafsu jahat akan senantiasa menguasai dan memperhambakan kita. Rasulullah SAW bersabda: “Sejahat-jahat musuh engkau ialah nafsu yang terletak di antara dua lambung engkau.” [HR. Imam Baihaqi]


Karena kejahatannya itu, telah banyak manusia yang ditipu dan diperdaya untuk tunduk dan bertuhankan hawa nafsu. Ini diceritakan oleh Alloh dengan firman-Nya: “Apakah engkau tidak perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsu menjadi Tuhan, lalu dia dibiarkan sesat oleh Allah berdasarkan ilmu-Nya.” [QS. Al-Jasiyah: 23]


Apabila nafsu jahat itu dibiarkan menguasai hati, iman tidak akan ada tempatnya. Bila iman tidak ada, manusia bukan lagi menyembah Allah, Tuhan yang sebenarnya tetapi dia akan menyembah hawa nafsunya. Oleh karena itu usaha melawan hawa nafsu janganlah dimudah-mudahkan dan dianggap ringan. Melawan nafsu adalah satu jihad yang besar. Ingatlah sabda Rasulullah SAW kepada para sahabat ketika baginda berangkat pulang dari satu medan peperangan: “Kita baru selesai dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang besar.” Para sahabat bertanya: “Peperangan apakah itu? Rasulullah SAW berkata: “Peperangan melawan nafsu.” [HR. Imam Baihaqi]


Dua Macam Maksiat

Melawan hawa nafsu sangatlah susah. Barangkali kalau nafsu itu ada di luar jasad kita dan dapat dipegang, kita bisa tekan dan membunuhnya sampai mati. Tetapi nafsu kita itu ada dalam diri kita, mengalir bersama aliran darah, menguasai seluruh tubuh kita. Bahkan ia menjadi bagian daripada jasad kita yaitu tubuh yang halus (jismul latif). Karena itu, tanpa kesadaran, kemauan dan paksaan yang sungguh-sungguh, kita pasti dikalahkannya, kemudian akhirnya nafsu memperalat kita semau-maunya.


Takhalli berarti mengosongkan atau membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan dari kotoran penyakit hati yang merusak. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dengan segala bentuk dan berusaha melepaskan dorongan hawa nafsu jahat. Menurut ulama sufi, maksiat dibagi menjadi dua: maksiat lahir dan batin. Maksiat batin yang terdapat pada manusia tentulah lebih berbahaya lagi, karena ia tidak kelihatan tidak seperti maksiat lahir, dan kadang-kadang begitu tidak disadari. Maksiat ini lebih sukar dihilangkan. Perlu diketahui bahwa maksiat batin itu pula yang menjadi penggerak maksiat lahir. Selama maksiat batin itu belum bisa dihilangkan pula maka maksiat lahir tidak bisa dibersihkan. Maksiat lahir adalah segala maksiat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir. Sedangkan maksiat batin adalah segala sifat tercela yang dilakukan oleh anggota batin dalam hal ini adalah hati, sehingga tidak mudah menerima pancaran nur ilahi.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Wednesday, February 22, 2023

Hati-Hati dengan Hati

Hati-Hati dengan Hati

Ali, putra dari sufi besar Imam Fudhail bin ‘Iyadh bercerita:

Ayahku tanpa sengaja bertemu Ibnu Mubarok di pintu masjid Bani Syaibah. Ibnu Mubarok berkata, “Wahai Abu Ali, mari masuk masjid bersamaku agar kita bisa berdiskusi.”


“Jika kita masuk masjid bukankah engkau ingin menyampaikan kepadaku pengetahuan baru yang ada padamu dan aku menyampaikan pengetahuan baru yang aku ketahui?” Imam Fudhail membalas ajakan temannya itu dengan pertanyaan.

“Ya.” Jawab Ibnu Mubarok.


Ibnu Mubarok paham dengan maksud sahabatnya itu. Dia sangat menjaga diri dari penyakit hati seperti sombong, riya’ dan mengagumi diri. Sehingga menolak dengan halus ajakannya.


Keduanya akhirnya berpisah dan tidak jadi masuk masjid.

(…)

Imam Fudhail bin ‘Iyadh dalam sebuah kesempatan pernah berkata, “Berjumpa setan lebih baik bagi orang berilmu dibandingkan dia bertemu dengan sesama orang berilmu.”

Tanggung Jawab Seorang Guru

Tanggung Jawab Seorang Guru

Saat KH. Abdul Aziz Manshur masih kecil sering memperhatikan KH. Abdul Karim tidak pernah tidur di malam hari. Selesai memberikan pengajian kepada para santri, beliau menghabiskan malam dengan sholat sunnah dan berdzikir hingga pagi. Tidur hanya sebentar saja, itu pun dengan tujuan agar bisa menjalankan kesunnahan sholat tahajjud.

Penasaran dengan aktifitas kakeknya, mendorong Kiai Aziz kecil dengan polos bertanya kepada ibundanya, Nyai Salamah, yang merupakan putrid KH. Abdul Karim.

“Mak, mbah iku nek mbengi kok gak tau turu to Mak?” (Mak, kakek kalau malam kok tidak pernah tidur?)

Iyo le, Mbahmu eling oleh titipan anake wong sak pirang-pirang. Gak wani turu nek durung ndongakno santri-santri.” (Iya nak, kakekmu teringat mendapat titipan anaknya orang banyak. Tidak berani tidur kalau belum mendoakan santri-santri) jawab Ibu Nyai Salamah.

Ditulis dari ceramah KH. Abdul Aziz Manshur

(…)

KH. Marzuqi Dahlan pernah dhawuh kepada para santri,

“Santri-santri gak usah tirakat nemen-nemen. Sing penting ngaji sing mempeng. Sebab neng kene biyen wis ditirakati kiaine.” (Santri-santri tidak perlu tirakat berlebihan. Yang penting mengaji yang rajin. Karena disini dulu sudah ditirakati kiainya. Yang beliau maksud dengan kiai tidak lain adalah KH. Abdul Karim, perintis dan pendiri Pondok Pesantren Lirboyo.

(…)

Doa & Tirakat Pendiri Pesantren, itulah yang diyakini banyak orang sebagai faktor terbesar mengapa Pesantren Lirboyo sanggup eksis hingga saat ini. Puluhan ribu alumninya berkiprah di berbagai penjuru nusantara menyebarkan kebaikan, dan saat ini tak kurang dari dua belas ribu santri menimba ilmu di Pesantren yang sudah berusia lebih dari satu abad ini.

Untuk almaghfurlah KH. Abdul Karim mari kita bacakan, Al Fatihah... 

Tuesday, February 21, 2023

Cinta Allah dalam Ibadah Sunnah

Cinta Allah dalam Ibadah Sunnah

Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan: “Tidaklah para hamba yang beribadah kepada-Ku dengan sesuaut yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Dan hamba yang beribadah kepada-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah, maka Aku juga menyukainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengaran yang ia gunakan untuk mendengarkan, penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, tangan yang ia pakai memegang dan kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, maka Aku akan melindunginya.”

Hadits di atas juga memberi peringatan, bahwa dasar kecintaan Allah terhadap hamba-Nya adalah melalui perbuatan-perbuatan sunnah. Karena itu, selama seseorang hamba beribadah kepada-Nya, maka pada saatnya dia mampu tenggelam dengan melihat kesucian Allah, tidak melihat sesuatu pun kecuali Allah berada di sisinya. Pengalaman semacam ini merupakan derajat terakhir bagi orang-orang yang menuju akhirat dan jalan pertama bagi orang yang ingin sampai pada Allah SWT. Semoga dengan anugerah dan karunia-Nya, Allah berkenan memberikan hal itu kepada kita. Dengan mengikuti sunnah tercapailah qurbah (dekat dengan Allah) dan dengan selalu melaksanakan perbuatan sunnah tercapailah mahabbatullah.


Imam Asy-Sya’roni mengatakan, “Termasuk anugerah Allah karena melaksanakan perbuatan-perbuatan sunnah adalah kemampuan memahami makna-makna Al-Qur’an dan Hadits. Karena orang yang selalu melaksanakan perbuatan sunnah, maka Allah akan mencintainya. Jika Allah mencintainya maka ia dekat dengan-Nya; dan jika ia dekat dengan-Nya, maka Alloh akan memperlihatkan seluruh rahasia syariat-Nya.”


Sunnah Adalah Pilihan

Hal ini sesuai dengan perkataan sebagian orang yang makrifat, bahwa tidak akan tersingkap sesuatu bagi orang yang menempuh jalan akhirat, kecuali dengan memperbanyak amalan sunnah.


Sebab amalan fardhu merupakan kewajiban, sehingga Allah akan menyiksa seseorang jika misalnya ia tidak melakukan sholat lima waktu. Berbeda dengan amalan sunnah dimana seorang hamba boleh memilih. Maka melakukannya bukan karena takut akan siksaan Allah, tetapi karena cintanya kepada Allah.


Seorang sufi adalah orang yang sangat sempurna kecintaannya kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya. Barangsiapa berharap dapat mencapai tujuan dan memperoleh dari yang dimaksud tanpa mengikuti sunnah-sunnah Nabi, maka hampalah harapan itu.


Menurut as-Suhrowadi dalam kitab al ‘Awarifnya, bahwa kehendak seperti ini adalah gejala penyimpangan, zindiq (kekafiran) dan menjadikan diri semakin jauh dari Allah. Karena setiap haqiqat yang tertolak oleh syariat adalah zindiq.


Orang yang tertipu seperti ini tidak mengetahui bahwa syariat adalah kewajiban yang berhubungan dengan hamba (‘abd), sementara haqiqat adalah penghambaan (‘ubudiyah). Sayyid al-Junaid juga mengatakan, “Jalan yang dilakukan para sufi ini adalah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, semua jalan tertutup kecuali bagi orang yang mengikuti perilaku Rasulullah SAW. Barangsiapa tidak memelihara Al-Qur’an dan Hadits maka jangan ikuti dia, karena jalan (ilmu) kita hanyalah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.”


Imam Asy-Sya’roni dalam muqoddimah kitab Mizanul Kubro mengatakan, “Sesuai kesepakatan para guru thoriqoh, bahwa tidak boleh seseorang menjadi pemimpin orang-orang yang hendak sampai kepada Allah, kecuali jika telah luas pengetahuan syariatnya dan semua alatnya. Hal ini sebagaimana ditunjukkan para pemimpin Thariqah Syadziliyyah, yaitu Syaikh Abul Hasan Asy Syadziliy, Sayyid Abu Abbas al Marsy, Sayyid Yaqut al-Arsy dan Syaikh Tajuddin Ibn ‘Athoillah.


Mereka tidak memasukkan seseorang dalam thariqahnya, kecuali setelah luas pengetahuan syariatnya, dengan ukuran dapat mengalahkan ulama lain melalui hujjah-hujjah yang kuat dalam satu pertemuan. Jika tidak demikian, maka mereka tidak mengambil orang tersebut untuk menjadi murid selamanya.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Monday, February 20, 2023

Sifat Buruk Jangan Biarkan Mengakar

Sifat Buruk Jangan Biarkan Mengakar

Anak adalah amanah yang harus dijaga. Di antara kewajiban terhadap anak yang terpenting adalah mendidik mereka sehingga menjadi insan yang shaleh dan bertaqwa kepada Pemiliknya, berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bila ia anak perempuan kita, agar ia taat kepada suaminya. 

Amanah ini bukanlah hal yang ringan. Karena itulah Allah akan memberikan balasan dan ganjaran yang sangat besar kelak di akhirat serta perlindungan dan penghalang dari neraka kepada mereka yang berhasil dalam mengemban amanah ini. Di antara amanah yang dipikul oleh orang tua adalah mendidik anaknya dengan baik, membimbing agar memiliki akhlak terpuji, jauh dari akhlak tercela. 


Salah satu sikap buruk yang sering mewarnai masak kanak-kanak adalah sikap marah. Sikap ini biasanya mulai muncul pada saat anak memasuki umur 4 tahun. Sikap agresif ataupun marah ini terkadang dilakukan kepada anak-anak yang lain, bahkan pada anak kita maka hal tersebut masih dianggap wajar. Namun, jika tidak diarahkan, maka akan mengakar pada jiwanya sampai besar. 


Adapun sikap dan cara yang harus dilakukan ketika anak suka marah antara lain:

1. Mencari Penyebab Anak Marah

Kemarahan anak pastilah ada penyebabnya, oleh karena itu carilah penyebab utama mengapa anak marah. Dengan mengetahui penyebabnya maka kita akan bisa mencari solusi yang tepat sehingga anak akan bisa lebih tenang. Waspadalah jika anak marah tanpa sebab. Sebaiknya konsultasikan jika anak marah namun tanpa ada penyebabnya. 


2. Tidak Diperkenankan Mengumpat Anak

Misalnya adalah dengan memberikan citra kepada anak yaitu anak nakal ataupun anak bandel. Hal seperti ini akan seperti mendoakan anak, dan biasanya anak akan bandel dan nakal betulan jika kita labeli dengan kata anak nakal atau bandel.


3. Hindarkan Anak Menonton Kekerasan

Filter dengan baik jika anak menonton televisi ataupun tayangan yang lainnya. Selain itu games atau permainan yang disukai anak harus diawasi. Jangan sampai anak meniru kekerasan yang mereka lihat melalui televisi ataupun games yang sering mereka mainkan. 


4. Beri Teladan Yang Baik

Tidak sepatutnya anak melihat pertengkaran orang tuanya di depan matanya. Oleh karena kondisikan suasana yang nyaman dan hindari sikap kekerasan di dalam keluarga agar anak tidak meniru seperti apa yang mereka lihat. 


5. Memeluk Anak

Memeluk merupakan cara yang efektif untuk menenangkan kemarahan anak. Selain itu dengan memeluk akan menghindarkan anak mengambil benda-benda yang ada di sekitarnya untuk meluapkan emosi dan marahnya.


6. Hindari Kekerasan Fisik

Memberikan hukuman fisik akan bisa membuat anak meniru kekerasan fisik tersebut. Ini akan bahaya jika anak mempraktikkannya kepada teman-temanntteman-temannya. Sangat tidak dianjurkan memberikan kekerasan untuk menenangkan anak yang sedang marah. 


7. Memberikan Penghargaan dan Pujian

Berilah pujian ataupun penghargaan lainnya jika anak berbuat baik. Dengan penghargaan ini maka sisi emosional anak akan lebih terkendali dan anak akan merasa diperhatikan dan dihargai. 

Sunday, February 19, 2023

Gelar Makesta Raya, Ada Harapan Besar untuk Para Calon Anggota IPNU-IPPNU Kota Madiun

Gelar Makesta Raya, Ada Harapan Besar untuk Para Calon Anggota IPNU-IPPNU Kota Madiun

Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) merupakan pelatihan jenjang awal dalam sistem kaderisasi formal IPNU-IPPNU sekaligus menjadi persyaratan untuk menjadi anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) - Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) yang sah. Dalam pelatihan ini diorientasikan untuk melakukan ideologisasi pada anggota baru.

Makesta biasanya digelar oleh pengurus IPNU IPPNU di semua tingkatan, baik itu Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, hingga Pimpinan Komisariat sesuai dengan kebutuhan supplay kader.


Pada jenjang Makesta ini diharapkan mencetak kader yang mampu menjalankan tugas di tengah-tengah masyarakat, dengan memegang ajaran Islam yang rahmatan lil alamin yang berhaluan ahlussunah wal jamaah an nahdliyyah (Islam Aswaja).


Begitu halnya dengan PC IPNU IPPNU Kota Madiun yang tidak ingin ketinggalan untuk mencetak kader-kader unggul, maka berencana akan menyelenggarakan MAKESTA RAYA pada tanggal 25-26 Februari 2023 mendatang.


Acara Makesta ini sejatinya akan menjadi gerbang awal untuk menguatkan komitmen keanggotaan setelah bergabung menjadi anggota IPNU IPPNU.


Makesta Raya ini nantinya akan dihelat di MI Al Hidayah, Jl. Serayu Barat no 74B kota Madiun. 


Peserta yang nantinya mengikuti Makesta Raya ini terdiri dari kalangan pemuda, pelajar, santri dan mahasiswa yang berusia 13-23 tahun.


Output yang diharapkan oleh penyelenggara Makesta ini adalah setiap anggota memiliki kesetiaan kepada organisasi melalui pengenalan organisasi IPNU IPPNU kepada calon anggota yang diarahkan kepada perubahan mentalitas, keyakinan dan sikap persaudaraan serta kecintaan kepada organisasi.


Mengusung tema "Substansi Aswaja, Pelajar Membangun Bangsa", Husein Abdillah selaku panitia Makesta Raya kali ini juga menjelaskan harapannya kepada peserta Makesta.


"Harapannya, setiap pelajar muslim berideologi Pancasila yang mana sub dari sila 'Ketuhanan Yang Maha Esa' diimani dengan aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah maka empat sila berikutnya akan ikut terwujud. Dan jika sila-sila Pancasila diimplementasikan oleh pelajar maka merekalah yang menjadi ujung tombak peradaban menjadi bangsa yang Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur menuju Indonesia Emas," ujar Husein.


Para Kiai, Masyayikh NU, dan pegiat pemuda di Kota Madiun ini nanti akan memberikan ilmu-ilmunya, serta sharing pengalaman kepada peserta sehingga hasilnya alumni Makesta Raya kali ini bisa mewarnai dan berkontribusi untuk masyarakat sesuai lingkungan dan tingkatannya entah itu di sekolah, di perguruan tinggi, di rumah, di pondok pesantren, maupun di lingkungan kerja.***


📝 : Haris Saputro/Intan Gandhini

📷 : IPNU IPPNU Kota Madiun


Friday, February 17, 2023

Pembagian Waktu Shalat

Pembagian Waktu Shalat

Kenapa Shalat ada Lima Waktu? Berikut Jawaban Gus Shoim! 


Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan Rajab adalah sejarah Isra Mi’raj. Peristiwa ini selain menjadi mukjizat Rasulullah SAW, juga menjadi awal mula diwajibkannya shalat lima waktu. Selain itu, dalam peristiwa ini Allah SWT memperlihatkan banyak sekali tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Rasulullah SAW.


Berbicara mengenai shalat lima waktu yang mana jika dijumlahkan seluruhnya ada 17 rakaat. Gus Shoim pada ceramahnya dalam momentum Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh Takmir Musholla Al Ikhlas, Jl. May Jend Sungkono, Nambangan Lor (16/2/23) memaparkan alasan kenapa shalat dalam sehari ada 17 raka'at.

"Wajarnya manusia itu 'melek' (terjaga) 17 jam dalam sehari, dan tidurnya orang itu rata-rata tujuh jam. Dan orang itu ketika terjaga tidak luput dari dosa. Jadi, selama 17 jam kita terjaga itu bila ada dosa yang diperbuat dapat dihapus dengan menjalankan shalat 17 raka'at (shalat lima waktu)." jelasnya


Tak hanya mengenai jumlah raka'at shalat lima waktu saja, beliau juga menjelaskan mengenai pembagian waktu shalat dalam sehari yang ada lima waktu itu. Berikut penjelasannya:


Shubuh itu waktu tanduknya setan keluar. Pada kala itu (zaman nabi) masih banyak orang yang menyembah matahari, lalu diperintahkanlah shalat pada waktu Fajar (Shubuh). 


Dzuhur itu waktu tergelincirnya matahari. Di waktu ini semua makhluk ciptaan Allah SWT bertasbih kepada-Nya dan pintu-pintu langit dibuka. Manusia agar tidak kalah dalam menjalankan ibadah, lalu diperintahkanlah untuk menjalankan shalat Dzuhur. 


Ashar itu waktunya di antara shalat Dzuhur dan shalat Maghrib. Jika menilik sejarah, di waktu Ashar ini terjadi dosa (kesalahan) pertama kali, yaitu kisah Nabi Adam dengan Pohon Khuldi. Dan untuk menghapus dosa itu maka diperintahkanlah menjalankan ibadah shalat Ashar. 


Maghrib itu waktu tatkala Allah SWT menerima taubatnya Nabi Adam as. Tatkala masuk Isya' kondisi hari sudah semakin petang. Ini sebagai peringatan bahwa di alam kubur nanti juga gelap gulita. Maka dari itu, untuk menerangi kubur kita diperintahkan menjalankan ibadah shalat Isya'. 


Di penghujung ceramahnya beliau berpesan kepada hadirin untuk senantiasa menjaga shalat lima waktu. Karena kelak amal ibadah yang pertama kali dihisab adalah shalat. 

Tuesday, February 14, 2023

H. Mansur, Pengurus IPNU Era 70-an yang Tularkan Semangat Organisasi pada Generasi Muda

H. Mansur, Pengurus IPNU Era 70-an yang Tularkan Semangat Organisasi pada Generasi Muda

Khidmat untuk NU dari Kota Pendekar hingga Kota Pahlawan

Haji Mansur lahir di Kabupaten Madiun, pada tanggal 11 Januari 1959. Merupakan sosok penggerak Nahdlatul Ulama (NU) sejak kecil, dan kiprahnya hingga kini masih terus terukir.


H. Mansur menyelesaikan program belajarnya pada tingkat PGA-NU di Kabupaten Madiun dan pertama kali mengikuti jenjang pengkaderan Makesta atau Masa Kesetiaan Anggota.


Semasa sekolah dahulu, H. Mansur banyak menghabiskan waktunya dengan berorganisasi di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Madiun (saat itu kepengurusan NU Kota & Kabupaten Madiun masih merger) dan menjadi wakil ketua. Sebuah jabatan yang cukup strategis untuk mengawali sepak terjangnya di NU.


Pada saat menjabat di IPNU Madiun, H. Mansur bersama dengan tim pengurus banyak melakukan kegiatan yang bergerak di ranah pelajar, salah satunya adalah Porseni tingkat Madiun Raya pada tahun 1976-an di daerah Pagotan.


Di usia IPNU yang terbilang cukup muda ini, pengurus IPNU Madiun termasuk H. Mansur ini berhasil membuat gebrakan baru untuk menunjukkan potensi organisasi pelajar ini. IPNU bahkan sudah mampu membuat event yang cukup bergengsi pada era itu.


Porseni IPNU Madiun ini berisi lomba-lomba untuk diikuti para pelajar, yaitu lomba catur, ping-pong, volly, dan cabang lomba lainnya. Pada saat itu, H. Mansur juga menjadi salah satu peserta lomba dan mendapatkan juara 1 lomba catur. Suatu prestasi yang sangat membanggakan.


Selain mengadakan Porseni, salah satu prestasi IPNU Madiun adalah menciptakan Hymne IPNU-IPPNU.


“Dulu juga menciptakan satu Hymne, liriknya begini: IPNU IPPNU ingat kewajibanmu...,” ujar H. Mansur saat diwawancarai oleh tim LTN-NU Kota Madiun.


Jejak perjuangan H. Mansur bersama dengan tim pengurus tentu tidak berhenti sampai disitu saja. Meskipun saat setelah lulus dari PGA-NU, H.Mansur terpaksa harus pindah domisili ke Surabaya untuk belajar dan bekerja.


Dengan berbekal kehidupan ala aktivis IPNU, H. Mansur sempat menjadi pengurus mushola pada tahun 1982. Kemudian karena sifat kepemimpinannya yang sudah terlatih, H. Mansur diamanahi untuk menjadi Ketua Ranting NU Pakis pada tahun 1986 – 1990.


Kiprahnya di NU ternyata masih terus berlanjut. Pada tahun 1990, H. Mansur dijadikan sebagai Ketua LDNU Kecamatan Sawahan. 


Tuntas menjadi Ketua LDNU, H. Mansur melanjutkan khidmahnya menjadi Ketua MWC-NU Kecamatan Sawahan, dan pada saat itu menerima tanah wakaf untuk Kantor MWC-NU. Salah satu perjuangan hingga akhirnya NU di Kecamatan Sawahan memiliki kantor yang masih berdiri hingga sekarang.


Selain itu, H. Mansur juga menjadi Ketua Lembaga Sosial Mabarot Surabaya. Salah satu program kerja yang cukup membanggakan adalah H. Mansur mampu menahkodai lembaga sosial tersebut dalam program bantuan susu balita dari Perusahaan Jepang sebanyak 48.000 kaleng.


Jejak perjuangannya memang tidak cukup berhenti disini saja, pada tahun 1999 H. Mansur menjadi bendahara salah satu partai politik dan berkesempatan untuk andil dalam Pemilu.


Keberanian dan kegigihannya di dunia politik terus bertambah, hingga pada tahun 2004 maju untuk menjadi anggota dewan. Tepat tahun 2009, H. Mansur memutuskan untuk berhenti dan ingin anaknya turut berkiprah di dunia politik.


Diantara sejumlah perannya di organisasi dan masyarakat, tentu masih ada banyak lagi prestasi dan jejak H. Mansur yang ada. Bahkan, di usia sekarang ini H. Mansur masih selalu aktif membina anak-anak muda untuk terus berdakwah ala ulama NU.


“Sebagai kader NU, ya tempatkan dirimu itu seorang kader yang terbaik. Milenial harus paham keadaan dan kondisi sekarang ini. Kader NU harus bisa menjadikan setiap lini jabatan sebagai media dakwah. Ingat, jangan menutup diri,” pungkasnya menyulut semangat para generasi muda.***

📝 (Intan Gandhini ) 

📷 (doc. H. Mansur) 


Sunday, February 12, 2023

Ibnu Aqil : Saat Wafat Hanya Tinggalkan Kitab dan Pakaian Melekat

Ibnu Aqil : Saat Wafat Hanya Tinggalkan Kitab dan Pakaian Melekat

Nama lengkap beliau adalah Abu Al Wafa' Ali bin Aqil bin Muhammad Al Baghdadi Al Hanbali. Dia adalah seorang imam, ulama yang ilmunya diibaratkan seperti laut. Dia kelahiran Aleppo pada tahun 698 dan wafat pada tahun 769 H dan pernah menjabat sebagai penghulu besar di Mesir. Karya tulisnya banyak, tetapi yang terkenal adalah Syarah Alfiyah.



SILSILAH IBNU AQIL
Dalam biografinya, Ibnu Aqil mengungkapkan sebuah kisah tentang keluarganya. Selain karena memang sejak dini diajarkan tentang segala ilmu pengetahuan dan ketrampilan, ia dikelilingi oleh orang-orang yang berpengetahuan luas dengan kecakapan yang sangat baik. Menurut Ibnu Aqil, dari keluarga ayah, semuanya dikenal sebagai tokoh di dunia penulisan. Baik dalam bidang kesekretariatan, penulisan puisi, dan kajian sastra.

Ia mencontohkan kakeknya yang bernama Muhammad Ibni Aqil. Ibnu Aqil menyatakan, Muhammad Ibnu Aqil, merupakan sekretaris Baha al Dawlah yang berkuasa pada 998 hingga 1012 Masehi. Dialah satu-satunya orang yang membuat dekrit atau surat keputusan yang memerintahkan pemakzulan khalifah Al Thai, yang berkuasa pada 974-991 Masehi.

Kemudian, Muhammad Ibnu Aqil ini juga menasbihkan Al-Qadir sebagai seorang khalifah. Sedangkan ayah Ibnu Aqil, dikenal sebagai seorang ahli debat yang paling terampil dan paling baik dalam mengucapkan dan mempertahankan argumen-argumen hukum fikih. Selain itu, ayah Ibnu Aqil dikenal pula sebagai sosok yang berpengetahuan luas soal agama. Sedangkan dari garis ibu, Ibnu Aqil merupakan keturunan Al Zuhri, seorang ahli ilmu kalam dan ulama fiqih yang bermadzhab Hanafi. Berada dalam lingkungan seperti itu, membuat Ibnu Aqil sejak belia telah mendapatkan akses pendidikan. Pengetahuan tentang hukum dan ilmu kalam juga akhirnya menarik minat Ibnu Aqil. Termasuk, kepandaiannya dalam berceramah.

KELUASAN ILMU IBNU AQIL
Sejak belia sudah akrab dengan ilmu. Di kemudian hari, dengan berkah kecerdasannya, lelaki kelahiran Baghdad, Iraq, ini menjadi cendekiawan mumpuni. Ia pun menguasai kajian sastra dan memiliki kefasihan berbicara. Ia merupakan seorang yang andal dalam berceramah. Dari tangannya sejumlah karya, terutama mengenai hukum dengan madzhab Hambali. Namun, pada masa selanjutnya, pemikiran dan pandangannya lebih cenderung rasional. Ini menyebabkan sejumlah kalangan menolaknya. Sebab, pada mass itu kelompok tradisional lebih dominan. Misalnya, pada 1066 Masehi, ia diangkat sebagai professor di Masjid Al Mansur, Baghdad. Namun, banyak kalangan tradisionalis yang menentang dan menuntutnya mundur. Untuk mencegah terjadinya pertentangan yang tak berkesudahan, ia pun memutuskan mundur. George A Madiksi dalam karyanya, Ibnu Aqil: Religion and Culture in Classical Islam, menyebutkan, ada sejumlah karya yang ditulis oleh Ibnu Aqil dalam bidang kajian hukum. Di antaranya adalah Kitab Al Jadal ala Tariqat Al Fuqaha.

Dalam beberapa catatan biografinya, Ibnu Aqil menyebutkan, sejumlah subjek telah ia pelajari dari para gurunya sejak ia masih belia. Di antaranya, ilmu Al-Qur'an, hadits, waris, fiqih, kalam, tata bahasa, tasawwuf, syair, ilmu persuratan, seni dakwah, dan seni berdebat. Dia belajar fiqih dari Al Qadhi Abu Ya'la, belajar qira'ah sepuluh dari Abu Al Fath bin Syaitha, belajar bahasa Arab dari Abu Al Qasim bin Barhan, dan belajar ilmu logika dari dua Syaikh Muktazilah Abu Ali bin Al Walid dan Abu Al Qasim bin At-Tabban keduanya adalah sahabat Abu Al Husain Al Bashri hingga dia keluar dari sunnah.

Dia seorang yang cerdas, lautan ilmu dan penuh kemuliaan. Pada zamannya, dia tidak ada tandingannya. Dia menulis komentar terhadap kitab Al Funun lebih dari 400 jilid. Di dalam komentarnya itu, dia menekankan kejadian yang dia alami bersama orang-orang mulia, murid-muridnya, kejadian-kejadian kecil dan penuh teka-teki dan keajaiban yang dia dengar.

KOMENTAR ULAMA
Dari Hammad Al Harrani mendengar dari As-Silafi, ia berkata, "Aku belum pernah melihat orang seperti Abu Al Wafa' bin Aqil Al Faqih. Tak seorangpun mampu berbicara di hadapannya karena ilmunya luas, kata-katanya jelas, perkataannya bermakna dan argumennya kuat. Pada suatu hari Ibnu Aqil berbicara dengan Syaikh Ilkiya Abu Al Hasan. Ilkiya berkata kepadanya, "Ini bukan madzhabmu." Ibnu Aqil berkata, "Aku seperti Abu Ali Al Juba'i, fulan dan fulan. Apakah aku tak tahu sesuatu? Aku berijtihad ketika musuh meminta argumenku. Aku punya sesuatu yang aku pertahankan dan aku jadikan argumen." Ilkiya berkata, "Demikianlah pendapatku tentangmu."

Ibnu Aqil berkata, "Allah telah menjagaku pada masa remaja dari berbagai hal; menjagaku dari kekeliruan dan menjagaku untuk selalu cinta dengan ilmu. Aku tidak pernah bergaul dengan orang yang suka bermain. Aku hanya bergaul dengan para penuntut ilmu sepertiku. Pada waktu aku umur delapan puluhan kecintaanku terhadap ilmu lebih besar daripada ketika aku berumur dua puluh tahun. Aku baligh pada umur dua belas tahun, dan sekarang sky tidak menemukan kekurangan dalam benak, pikiran, hafalan dan ketajaman mataku dalam melihat bulan yang samar kecuali ketika kekuatanku melemah."

Ibnu Al Jauzi berkata, "Ibnu Aqil adalah orang yang taat beragama dan menjaga batasan-batasan agama. Ketika dua anaknya meninggal, tampak dari dirinya kesabaran yang luar biasa. Dia orang yang mulia yang selalu menginfaqkan apa yang dia punya. Ketika wafat dia hanya meninggalkan buku-buku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Dia wafat pada tahun 513 H. Banyak orang yang melawatnya. Syaikh Ibnu Nashir berkata, "Kira-kira berjumlah tiga ribu orang." Al-Hafidz Adz-Dzahabi berkata, "Tidak seorangpun di dunia ini yang mengarang lebih besar dari kitab tersebut. Orang yang pernah melihatnya pernah menyebutkan padaku bahwa jilid sekian setelah jilid 400-an. Ibnu Rojab berkata, "Sebagian orang mengatakan jumlahnya 800 jilid".

KARYA MONUMENTAL
Syarah alfiyyah Ibnu Aqil ini sangat sederhana dan mudah dicerna oleh orang-orang pemula yang ingin mempelajari Alfiyah Ibn Malik. Ia mampu menguraikan bait-bait Alfiyah secara metodologis, sehingga terungkaplah apa yang dimaksudkan oleh Ibn Malik pada umumnya. Kitab ini juga paling banyak beredar di pondok-pondok pesantren dan banyak dibaca oleh kaum santri di Indonesia. Terhadap syarah ini, ulama berikutnya tampil untuk menulis hasyiyahnya. Antara lain hasyihah ibn al Mayyit, hasyiyah athiyyah al-ajhuri, hasyiyah assujai, dan hasyiyah khudari.

Saturday, February 11, 2023

KHASIAT TANAMAN JARAK

KHASIAT TANAMAN JARAK

Mulai Menyuburkan Rambut hingga Mengatasi Sembelit

Satu lagi tanaman hias yang terbiasa melengkapi setiap sudut pagar-pagar halaman rumah masyarakat desa yang terkadang juga difungsikan sebagai pembatas tanah di beberapa tempat. Terdapat empat jenis tanaman jarak yaitu: Jarak kepyar / jarak kosta / jarak kaliki (Ricinus communis Linn). Jarak Bali (Jatropha podagrica Hook), Jarak wulung / jarak ulung (Jatropha gossypifolia L.) dan Jarak pagar (Jatropha curcas L.). 

Pada tulisan kali ini coba kita simak Jarak Bali. Tanaman ini meski berfungsi sebagai pagar atau pembatas tanah, ternyata tanaman yang sering disebut jarak batang gajah ini juga berkhasiat sebagai obat. 


Berikut adalah beberapa manfaat jarak bagi kesehatan diantaranya:

Mengobati Luka Sariawan

Getah jarak pagar dapat digunakan sebagai obat luka sariawan, caranya ambil getah jarak dengan kapas, kemudian tempelkan ke bagian mulut yang terkena sariawan, gunakan secara rutin sehingga sariawan akan segera sembuh. 


Mengobati Sakit Gigi

Gigi yang berlubang akan mudah dimasuki oleh bakteri, yang menyebabkan rasa sakit, untuk mengatasi rasa sakit pada gigi, dapat menggunakan getah jarak yang diteteskan pada bagian gigi yang sakit, getah jarak dapat mengobati sakit gigi karena, getah jarak mengandung antimikroba yang mampu membasmi bakteri Ecshereccia Coli, Streptococcus, Staphylococcus. 


Mengobati Luka

Getah jarak yang memiliki zat antimikroba dapat membuat luka cepat kering, dengan meneteskan getahnya menggunakan kapas, dan diamkan beberapa saat maka, luka tersebut akan cepat kering. 


Mengobati Keputihan pada mulut bayi. 

Keputihan yang dialami bayi biasanya diakibatkan karena bakteri candida yang menempel di puting susu sang ibu, yang kemudian ketika menyusui bayinya akan menempel dan berkembang biak, mengakibatkan mulut bayi mengalami keputihan. Untuk mengatasinya ambil batang jarak yang masih segar kemudian ambil getahnya dan teteskan pada mulut bayi. 


Mengobati Radang Telinga

Untuk mengobati sakit pada telinga yang diakibatkan karena influenza, dapat menggunakan getah jarak yang ada pada daun jarak, dengan mengambil getahnya sebanyak satu sendok makan dan teteskan sebanyak 6 kali, diamkan beberapa saat kemudian bersihkan menggunakan kapas secara perlahan. 


Mengatasi Sembelit (Susah Buang Air Besar) 

Sembelit adalah penyakit yang bisa dialami oleh semua kalangan dari orang dewasa hingga anak-anak, untuk mengatasi sembelit dapat menggunakan daun jarak pagar caranya:

Untuk orang dewasa: tumbuk 8-10 biji jarak kemudian, beri sedikit air panas dan peras, dan minum sekaligus air perasan tersebut. 

Untuk Anak-anak: ambil beberapa helai daun jarak yang masih muda kemudian layukan dengan api, tempelkan daun jarak tersebut ke perut anak menggunakan minyak kelapa. 


Mengatasi Ketombe

Ketombe adalah pengelupasan kulit mati yang berlebihan pada kulit kepala, ketombe biasanya tampak berwarna putih di rambut, untuk mengatasi ketombe dapat menggunakan daun jarak yang ditumbuk secara halus, kemudian oleskan di kulit kepala lakukan secara rutin sebelum keramas. 


Menyuburkan Rambut

Untuk menyuburkan rambut dapat menggunakan biji jarak, caranya tumbuk 20-30 biji jarak, peras ambil minyaknya dan oleskan pada kulit kepala. 


Mengencangkan Payudara

Bagi para wanita payudara yang kencang adalah bagian dari kecantikan. Untuk mengencangkan payudara, dapat dilakukan dengan cara: ambil 3 helai daun jarak 2, 2 buah pinang, 1 buah jari jahe, dan 1 sdt garam. Tumbuk semua bahan kemudian oleskan pada payudara, diamkan hingga kering dan bersihkan payudara menggunakan air hangat. 


Memperbesar Alat Kelamin

Banyak para pria yang menginginkan alat kelamin yang besar, untuk hal tersebut dapat menggunakan daun jarak, dengan cara, ambil 10 lembar daun jarak beserta batangnya, 1 buah jeruk nipis, tumbuk hingga halus. Kemudian pijatkan kebagian penis sebelum diolesi dengan ramuan tersebut oleskan dahulu minyak zaitun. 


Mengobati Rematik

Rematik biasanya adalah penyakit yang sering dialami oleh para lanjut usia. Untuk mengobatinya dapat menggunakan akar jarak, dengan ambil 25 gram akar jarak rebus dengan 2 liter air, rebus hingga airnya tinggal setengah, kemudian diminum secara rutin. 

Friday, February 10, 2023

Shalat, Hadiah dan Ibadah Super Special

Shalat, Hadiah dan Ibadah Super Special

Shalat merupakan kewajiban kita semua sebagai orang Islam. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan faham bersama terkait perintah shalat. Pertama, dari sisi sejarah perintah shalat turun ketika Rasulullah SAW sedang dilanda duka ('amul huzni/tahun berduka). Sebab kisaran tahun 619 M, Rasulullah SAW kehilangan atas wafat istri tercinta, Siti Khadijah. Dia bukanlah semata-mata sebagai istri, tapi juga sahabat dekat, ibu seluruh anak-anaknya, dan bahkan penasihatnya. Di awal turunnya wahyu, ketika Rasulullah SAW masih gemetar, panas dingin setiap kali baru menerima wahyu, Siti Khadijah yang meyakinkan dan menenangkannya.

Sepeninggal Siti Khadijah,Abu Thalib pun meninggal, maka praktis Nabi Muhammad SAW secara formal tidak mempunyai pelindung. Kemudian Nabi Muhammad SAW mencari pertolongan ke Tsaqif, penduduk Thoif. Justru di sinilah terjadi peristiwa Nabi Muhammad SAW diteriaki, dicaci-maki, bahkan dilempari batu. Atas peristiwa itulah Nabi Muhammad SAW kemudian bermunajat kepada Allah SWT. Nah, ketika masa-masa munajat inilah terjadi peristiwa Isra' Mi'raj. Jadi, hakikatnya perintah shalat adalah hadiah istimewa untuk Nabi Muhammad SAW dan tentu untuk kita para pengikutnya. Perintah shalat ini merupakan jawaban dari Allah SWT atas munajat Nabi Muhammad SAW, sekaligus untuk menghiburnya yang sedang berduka. Dari sinilah kita bisa memahami surat Al-Baqarah ayat 45. Bahwasanya shalat merupakan suatu perangkat komunikasi kita dengan Allah SWT, shalat menjadi tempat kita mengadu dan mengembalikan segala urusan kita hanya kepada Allah SWT.


Kedua, perintah shalat ini tidak seperti terhadap kewajiban-kewajiban yang lain seperti puasa, zakat, haji dan yang lainnya, yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Perintah shalat langsung disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara. Ini menunjukkan kalau shalat merupakan ibadah yang super special, sangat khusus.


Ketiga, secara syari'at perintah shalat juga sangat khusus. Khusus ini kemudian dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa, "Shalat adalah tiang agama. Siapa yang mendirikannya, maka ia menegakkan agama Islam. Siapa yang meninggalkannya, maka ia menghancurkan agama."


Kekhususan ini juga bisa kita lihat dari redaksi perihal perintah shalat. Kata "shalat" dengan beberapa bentuk derivasi (pecahan) nya tersebut di dalam Al-Qur'an kurang lebih sebanyak 92 kali. Dari 92 kata itu, hampir lima puluh persennya, yaitu sekitar 47 kata didahului dengan bentuk kata "qoma" dengan berbagai derivasinya. Utamanya untuk struktur kalimat yang sifat umumnya berbentuk perintah, banyak di antaranya menggunakan fi'il amar. Salah satunya pada surat Al-Baqarah ayat 43, "wa aqiimus shalah". Hampir tidak ada penggunaan bentuk kata "fa'ala" dan derivasinya yang artinya mengerjakan, atau bentuk "amila" dan derivasinya yang artinya melaksanakan. Hampir seluruh bentuk kata yang digunakan adalah "qoma" dan derivasinya yang artinya mendirikan atau menegakkan. Secara bahasa pun tentu kita bisa membedakan antara makna mengerjakan dan melaksanakan dengan makna mendirikan dan menegakkan.


Mendirikan shalat itu meliput fisik dan ruh, secara fisik kita tuma'ninah dari awal takbir sampai akhir salam. Tuma'ninah itu tenang dan hening, tuma'ninah berarti secara fisik shalat kita sempurna, takbir dengan benar, ruku' dengan benar, i'tidal dengan benar, sujud dengan benar dan duduk dengan benar termasuk bacaan-bacaan di dalamnya, tartil dan memahami serta meresapi apa yang dibacanya dan didirikan pada waktu tertentu seperti ajaran Rasulullah SAW. Sedangkan secara ruh kita khusyu' yakni fokus hanya kepada Allah SWT, hanya untuk Allah SWT, hanya memikirkan Allah SWT, hanya menghadap Allah SWT, hanya bersama Allah SWT, artinya kita juga ikhlas bukan karena pamrih apa-apa, tetapi semata-mata hanya ingin bersatu dengan Allah SWT, dan hanya ingin berkomunikasi dengan Allah SWT. Nah, indikasinya apa bagi seseorang yang sudah mendirikan shalat, atau baru melaksanakannya?


Mendirikan "qum" itu berarti bersifat jam'ah, belum berarti qiyamus sholah jika dalam kehidupan keluarga dan masyarakat masih banyak yang tidak shalat. Jadi, qiyamus sholah targetnya adalah terwujudnya masyarakat banyak yang shalat. Secara sederhana, ada diperilaku dan ada atsarnya (bekas). Bekas yang dimaksud di sini bukanlah bekas yang berwujud fisik seperti jidat hitam dan sebagainya. Bekas yang dimaksud di sini adalah bekas berupa perilaku. Apakah kita menjadi santun dan damai, ataukah menjadi angkuh dan kasar? Lebih tepatnya seperti Rasulullah SAW orang yang bersosok santun, ramah, murah senyum, siapa yang ada di sisinya merasa sejuk dan damai, tentram dan bahagia, aman, nyaman, penebar bahagia dari rahmat.


Indikasi lain terhadap atsar (bekas) dari mendirikan shalat adalah menjauhi perbuatan keji dan mungkar seperti dalam surat Al-Ankabut ayat 45. Maka mafhum mukhalafahnya di antara tanda seseorang mendirikan shalat adalah menebar kebaikan dan kasih sayang seperti kasih sayangnya.


Allah SWT, memberi hadiah shalat kepada kita selaku ummat Nabi Muhammad SAW.
[KH. Sa'id Aqil Siradj]

Wednesday, February 8, 2023

Lakukan Dulu, Baru Nasehatkan

Lakukan Dulu, Baru Nasehatkan

Suatu hari datang sekelompok budak di kediaman Imam Hasan Bashri. Mereka disambut dengan hangat oleh beliau. Setelah duduk, mereka menyampaikan maksud kedatangannya.



“Majikan kami memperlakukan kami dengan buruk. Kami memohon agar pada saat khutbah Jum’at besok Anda mendorong orang-orang agar membebaskan budaknya. Supaya kami tidak mengalami perlakukan yang sewenang-wenang lagi.”


Beliau mendengarkan dan mengiyakan permintaan para budak itu.


Jum’at demi Jum’at berlalu, namun Imam Hasan Bashri tidak segera menyinggung pembebasan budak dalam khutbahnya. Setelah beberapa minggu, akhirnya beliau baru menyampaikan keutamaan membebaskan budak dalam materi khutbahnya.


Isi khutbah beliau memiliki pengaruh yang luar biasa. Setiap orang yang memiliki budak tanpa pikir panjang segera membebaskan budaknya setelah sampai di rumahnya masing-masing.


Setelah beberapa hari, datang lagi para bekas budak yang pernah menyampaikan permohonan pada beliau. Mereka kini telah menjadi manusia merdeka berkat khutbah Imam Hasan Bashri.


Mereka berkata menyampaikan maksud kedatangannya,

“Kami ke sini tidak untuk mengucapkan terima kasih. Tapi kami datang untuk menumpahkan perasaan marah kepada Anda.”

“Mengapa kalian marah kepadaku?” tanya Imam Hasan keheranan.

“Kami dulu itu mengharapkan Anda sesegera mungkin menyampaikan yang kami mohon kepada Anda. Tapi Anda justru menundanya hingga beberapa minggu. Kami sudah tidak sabar waktu itu.” Jelas salah satu dari mereka.

“Apakah kalian tahu, kenapa aku menunda menyampaikan permohonan kalian dalam khutbahku?”

“Allah yang Maha Tahu.” Jawab mereka.


Beliau menjelaskan,

“Yang aku dakwahkan itu adalah membebaskan budak. Padahal saat itu aku tidak memiliki budak. Aku juga tidak mempunyai uang yang dapat aku gunakan untuk membelinya. Sampai beberapa minggu, baru Allah memberikan pertolongan kepadaku untuk membeli seorang budak, yang kemudian ku bebaskan. Pada saat aku sendiri sudah menjalankan, baru aku mengajak dan mendakwahkan hal itu kepada orang lain. Akhirnya orang-orang menjalankan yang aku dakwahkan.”


Para bekas budak itu tertunduk malu, menyesali sikapnya yang gegabah dan terlalu cepat berprasangka negatif.

(…)

Inilah RAHASIA kenapa dakwah para ulama memiliki pengaruh yang hebat. Karena mereka mengamalkan sendiri terlebih dahulu sebelum menasehatkannya dan mengajak orang lain.

Jika ajakan dan nasehat anda belum dijalankan orang lain, tanyalah pada diri sendiri. Apakah anda sudah melaksanakannya?


Diterjemah dari Kitab Anisul Mu’minin hlm. 61

Sunday, February 5, 2023

Istighotsah Jelang Satu Abad NU, Muslimat Ranting Ngegong Ingatkan Pemuda NU untuk Rawat Tradisi NU

Istighotsah Jelang Satu Abad NU, Muslimat Ranting Ngegong Ingatkan Pemuda NU untuk Rawat Tradisi NU

Jelang Resepsi Satu Abad NU, Muslimat NU Ranting Ngegong menggelar istighotsah untuk mendoakan kelancaran hajat akbar kaum Nahdliyin tersebut. 


Istighotsah yang diadakan di Masjid Al Falah ini diikuti oleh anggota Muslimat NU Ranting Ngegong dan juga jama'ah masjid tersebut. Bapak Makin memimpin istighotsah kali ini dengan begitu khidmat.


"Sebenarnya kegiatan kali ini sudah jadi rutinan setiap malam jum'at, sehubungan dengan menyongsong Satu Abad NU ya kita jadikan satu saja." ujar Anna selaku koordinator istighotsah.


Beliau juga berpesan agar para pemuda-pemudi NU untuk memiliki semangat besar "nguri-nguri" amaliyah NU agar tidak sampai punah. Apalagi dengan maraknya ancaman budaya luar jadi kegiatan semacam ini harus tetap dijaga dan khazanah NU di sini juga tetap terjaga. Kegiatan seperti Yasinan, Tahlilan dan Diba'an inilah juga bisa membentengi dan memperkuat aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah kita. 


Beliau berharap semoga kedepannya lahir kader-kader penggerak Muslimat yang meneruskan perjuangan Ibu-ibu Muslimat sekarang ini. Mengingat pengurus Muslimat hari ke hari semakin bertambah usianya, jadi diperlukan regenerasi agar terlahir sosok pengurus Muslimat yang dapat membuat perempuan menjadi berdaya, kreatif, dan inovatif walaupun umur sudah mulai beranjak namun tidak mematahkan semangatnya.***


📝 (Chintya Nathasya ) 

📷 (LTN NU Kota Madiun) 


Saturday, February 4, 2023

Bersin Hindarkan Kerusakan Otak

Bersin Hindarkan Kerusakan Otak

Dalam riwayat dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Nabi SAW: "Sesungguhnya Allah itu menyukai bersin dan benci pada menguap. Apabila seseorang di antara kalian bersin lalu ia memuji Allah SWT yakni mengucapkan Alhamdulillah maka seyogyanya setiap orang Muslim yang mendengarnya mengucapkan padanya: 'Yarhamukallah,' Semoga Allah merahmatimu. Adapun menguap, maka itu adalah dari (perbuatan) syetan. Maka apabila di antara kalian menguap, hendaklah menahannya sebisa mungkin, sebab sesungguhnya bila seseorang di antara kalian menguap, maka syetan pun tertawa karenanya." [HR. Imam Bukhari]


Jelas terlihat dalam hadits ini bahwa menguap tidaklah disukai Allah SWT. Oleh karenanya, upayakan sebisa mungkin untuk menahannya. Imam Ibnu Hajar berkata, "Imam al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu, bahwa bersin terjadi karena badan yang ringan dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan berat untuk beraktivitas. Hal ini karena banyaknya makan. Bersin bisa menggerakkan orang untuk beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas. 


Sedangkan redaksi "menguap adalah dari syetan," maksudnya setan menyukai orang yang menguap. Sebab hal itu menyerupai keadaannya. Menguap biasanya muncul, karena perut terlalu penuh dan membuat orang ingin bermalas-malasan serta enak-enakan. Menguap dikatakan berasal dari setan sebagai bentuk kebencian kita terhadap hal itu, sebab setan memang kerjanya selalu mengajak kepada hawa nafsu. Jadi, maksudnya mengingatkan kita dari sesuatu yang dapat mengakibatkan menguap, seperti terlampau kenyang sehingga membuat seseorang berat melakukan ibadah serta ketaatan. 


Dan menahannya sebisa mungkin adalah menghindari dari sebab-sebab timbulnya menguap, misalnya banyak makan. Namun bila masih menguap juga, maka hendaklah menutup mulutnya dengan telapak tangan atau dengan yang lainnya. 


Dalam riwayat dari Abu Said al-Khudri berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Jika seseorang di antara kalian menguap, maka hendaklah ia memegangkan tangannya pada mulutnya, sebab sesungguhnya setan itu akan masuk di dalamnya." [HR. Imam Muslim]


Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah RA berkata: "Apabila Rasulullah SAW bersin, beliau meletakkan tangannya atau bajunya pada mulutnya dan mempertahankan atau tidak mengeraskan suara bersinnya." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih. Hal itu beliau lakukan, agar tidak mengganggu orang-orang yang berada di dekat beliau. Baik itu dengan suara yang keras atau mungkin dengan keluarnya sesuatu dari mulut atau hidung. 


MANFAAT BERSIN

Di antara hikmah syari'at membaca hamdalah ketika bersin adalah bahwa dengan bersin, maka kerusakan pada otak bisa dihindari. Ini merupakan nikmat yang amat benar, sebab aktivitas berpikir, sensitivitas saraf, serta rasa, bertumpu pada kondisi otak yang normal dan sehat. Oleh karenanya, ucapan Alhamdulillah merupakan pengakuan syukur kita kepada Allah SWT, yang telah menciptakan serta mengatur segalanya hingga terjadi bersin, yang memberi manfaat bagi kebaikan organ-organ tubuh. 


Biasanya bersin terjadi karena ada partikel pengganggu dalam hidung Anda. Ujung-ujung saraf di dalam hidung merangsang Anda bersin untuk menyingkirkan partikel-partikel tersebut. Penyebab lain yang menyebabkan hal ini terjadi adalah udara dingin atau sakit flu. Pada saat sakit flu, banyak partikel asing di dalam hidung sehingga memaksa hidung merangsang bersin. Dan kecepatan udara ketika bersin dapat mencapai 166 kilometer per jam. Lalu saat bersin seseorang akan mengeluarkan sampai 100.000 butiran kecil lendir dan mikroorganisme. 


Pada saat bersin, mata kita tertutup, karena syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu sebenarnya saling berkaitan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata kita akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung. Pada saat kita bersin, secara refleks otot-otot yang ada di muka kita menjadi tegang, jantung akan berhenti berdenyut sesaat. Segera setelah bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak kembali. 


Friday, February 3, 2023

Arah Ketika Shalat Jenazah

Arah Ketika Shalat Jenazah

Q: Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Saya mau tanya tentang shalat jenazah. Yakni ketika kita shalat jenazah itu sebaiknya menghadap ke arah mana? Terimakasih atas perhatian dan jawabannya. 

A: Wa 'alaikumussalaam. Wr. Wb. Hal-hal yang berkaitan dengan shalat jenazah secara garis besar ada tiga, yakni syarat, rukun dan hal-hal yang disunnahkan di dalamnya. Hukum shalat jenazah itu fardhu kifayah. Tujuan shalat jenazah agak berbeda dengan shalat fardhu, meski sama-sama diwajibkan dan tentu merupakan amal ibadah yang berpahala. Adapun shalat fardhu tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berdzikir kepada-Nya. Sedangkan shalat jenazah lebih dimaksudkan untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia agar mendapatkan ampunan dan kehidupan yang berbahagia di alam kubur dan akhirat. Oleh karena itu mendoakan jenazah menjadi salah satu rukunnya. Perbedaan tujuan itu menimbulkan perbedaan cara pelaksanaannya. 


Dalam shalat jenazah tidak ada ruku', sujud, i'tidal dan lain-lain. Shalat jenazah terkadang dilaksanakan tanpa kehadiran mayat yang biasa disebut dengan shalat ghaib. Rasulullah SAW pernah melaksanakannya (shalat ghaib) tatkala Raja Najasyi dari Habasyah (Afrika) meninggal dunia. Hal itu kemudian diteladani kaum muslimin. Shalat ini biasanya dilaksanakan menjelang mereka shalat jum'at di beberapa masjid atau di majelis-majelis pengajian yang rutin diadakan oleh masyarakat. Dan shalat ghaib ini menjadi pilihan ketika kerabat yang jauh meninggal dunia dan kita berhalangan untuk hadir. 


Adapun syarat shalat jenazah pertama, mayit telah disucikan dari najis baik tubuh, kafan maupun tempatnya. Kedua, orang yang menshalati telah memenuhi syarat sah shalat. Ketiga, apabila mayatnya hadir, maka posisi mushalli (orang yang sedang shalat jenazah) harus berada di belakang mayat. Adapun aturannya apabila mayatnya laki-laki maka dibaringkan dengan meletakkan kepala di sebelah utara. Dan posisi imam atau yang shalat sendirian (munfarid) berdiri lurus dengan kepala mayat. Sedangkan kalau mayatnya perempuan cara peletakannya sama dengan mayat laki-laki, akan tetapi posisi imam atau yang munfarid berdiri lurus dengan pantat jenazah. Keempat, tidak ada penghalang antara keduanya, kalau mayat di dalam keranda maka keranda tersebut tidak boleh dipaku. 


Sedangkan rukun shalat jenazah, pertama niat. Kedua, berdiri bagi yang mampu. Ketiga, melakukan takbir sebanyak empat kali termasuk dalam hal ini takbiratul ihram. Keempat, membaca surat Al Fatihah setelah takbir. Kelima, membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW setelah takbir kedua. Keenam, mendoakan mayat setelah takbir ketiga. Ketujuh, mengucapkan salam pertama setelah takbir keempat. Adapun kesunahan dalam shalat jenazah pertama, mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meletakkannya di antara dada dan pusar padas setiap takbir. Kedua, melirihkan bacaan Al-Fatihah, shalawat, dan doa. Ketiga, membaca ta'awudz sebelum membacs surat Al-Fatihah. Keempat, tidak membaca doa iftitah. Kelima, menyempurnakan bacaan shalawat dan menyempurnakan bacaan doa untuk si mayat. Keenam, setelah takbir keempat sunnah membaca doa "allahumma laa tahrimna ajrohu walaa taftinna ba'dahu waghfir lana wa lahu". Ketujuh, salam yang kedua untuk menyempurnakan, adapun redaksinya " assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh".


Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika shalat jenazah mushalli tidak boleh berada di depan jenazah, tetapi harus di belakangnya seraya menghadap ke arah kiblat. Dan sebaiknya imam atau munfarid (shalat jenazah sendirian) menghadap kepala jenazah kalau mayatnya laki-laki, dan menghadap pantatnya jika mayatnya adalah perempuan. 

Wednesday, February 1, 2023

Sulitnya Ikhlas

Sulitnya Ikhlas

Datang seorang laki-laki kepada Imam Abdullah Al Haddad meminta izin untuk membangun masjid. Imam Al Haddad menjawab dengan tegas,

“Jika niatmu membangun ikhlas karena Alloh, aku tidak akan menghalangi. Namun jika tidak ikhlas, tidak usah membangun!”

“Ya. Niat saya sudah ikhlas.” Kata lelaki itu meyakinkan beliau.

Imam Al-Haddad lantas mengajukan pertanyaan menguji kadar keikhlasannya.

“Pikirkanlah. Jika kamu membangun masjid dengan susah payah. Dana yang banyak sudah kamu keluarkan. Pada saat masjid sudah berdiri megah, namamu tidak disebut dalam daftar orang yang berjasa mendirikan masjid itu. Tetapi diatasnamakan orang lain, sehingga disebut ini adalah masjidnya si fulan. Apakah kamu bersedia?”


Lelaki itu berpikir sejenak, kemudian berkata,

“Saya tidak sanggup.”

“Kalau begitu gagalkanlah. Niatmu belum ikhlas.” Pungkas beliau.

[Dikutip dari kitab Tatsbitul Fuad karya Syaikh Ahmad bin Abdil Karim Al Hasawi juz 1 hlm 45]


(…)

Kisah ini bukan dimaksud untuk menggembosi Anda untuk melakukan amal baik. Namun kiranya dapat menjadi renungan dan introspeksi diri, agar kita senantiasa mengedepankan keikhlasan hati dalam beribadah dan berbuat baik kepada sesama. Agar amal yang kita lakukan tidak sia-sia.


Semoga kita dimudahkan oleh Alloh SWT untuk selalu IKHLAS.

Badan Otonom

Muslimat NU
Read More
GP Ansor
Read More
Fatayat NU
Read More
IPNU
Read More
IPPNU
Read More
PMII
Read More
Jatman
Read More
JQH NU
Read More
ISNU
Read More
PSNU PN
Read More

Lembaga

LP Ma'arif NU
Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama
RMINU
Rabithah Ma'ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama
LBMNU
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama
LESBUMI
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
LAZISNU
Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama
LTNNU
Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama
LAKPESDAM
Kajian Pengembangan Sumber daya
LDNU
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
LPBINU
Penanggulangan Bencana Perubahan Iklim
LTMNU
Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama
LKKNU
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
LFNU
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama
LPBHNU
Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama
LPNU
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
LPPNU
Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama
LKNU
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama
LPTNU
Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama
LTN NU
Lembaga Infokom dan Publikasi Nahdlatul Ulama
LWPNU
Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-