Ali, putra dari sufi besar Imam Fudhail bin ‘Iyadh bercerita:
Ayahku tanpa sengaja bertemu Ibnu Mubarok di pintu masjid Bani Syaibah. Ibnu Mubarok berkata, “Wahai Abu Ali, mari masuk masjid bersamaku agar kita bisa berdiskusi.”
“Jika kita masuk masjid bukankah engkau ingin menyampaikan kepadaku pengetahuan baru yang ada padamu dan aku menyampaikan pengetahuan baru yang aku ketahui?” Imam Fudhail membalas ajakan temannya itu dengan pertanyaan.
“Ya.” Jawab Ibnu Mubarok.
Ibnu Mubarok paham dengan maksud sahabatnya itu. Dia sangat menjaga diri dari penyakit hati seperti sombong, riya’ dan mengagumi diri. Sehingga menolak dengan halus ajakannya.
Keduanya akhirnya berpisah dan tidak jadi masuk masjid.
(…)
Imam Fudhail bin ‘Iyadh dalam sebuah kesempatan pernah berkata, “Berjumpa setan lebih baik bagi orang berilmu dibandingkan dia bertemu dengan sesama orang berilmu.”