Monday, March 13, 2023

Ibadah Dibumbui Kesenangan Hati

Seringkali manusia itu lupa kepada Allah SWT karena terlalu berlebih-lebihan. Karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan agar seorang mukmin itu berlaku dengan adil artinya tidak berlebih-lebihan dalam segala hal utamanya mengenai harta.

Sebaik-baik perkara itu adalah yang sedang-sedang, tidak kurang dan tidak lebih. Itulah yang terbaik, kurang tidak enak karena serba kekurangan, lebih juga tidak baik karena bisa melupakan manusia dari mengingat Allah SWT karena terlalu sibuk mengurusi harta.


Rasulullah SAW mengajarkan dengan doa beliau Allahummarzuqna Kafafa (Ya Allah berilah aku rezeki secukupnya). Artinya dalam kehidupan beliau meminta rezeki yang secukupnya tidak berlebih dan tidak kekurangan.


Selanjutnya dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: “Anak Adam itu berkata: “Hartaku, hartaku! Padahal harta yang benar-benar menjadi milikmu itu, hai anak Adam, ialah apa-apa yang engkau makan lalu engkau habiskan, apa-apa yang engkau pakai, lalu engkau rusakkan atau apa-apa yang engkau sedekahkan kemudian menjadi simpanan bagimu.”


TIGA MACAM HARTA

Berdasar hadits tersebut, harta dibagi tiga macam. Pertama, yang dimakan anak Adam nantinya akan habis yakni menjadi kotoran. Kedua, harta yang dipakai yaitu pakaian karena seringnya pakaian ini dipakai, maka lama-lama akan menjadi rusak dan dibuang. Dan ketiga harta yang disedekahkan. Inilah yang nantinya menjadi simpanan bagi manusia.


Hadits ini menegaskan bahwa harta jangan hanya digunakan untuk makan dan pakaian saja tapi harus ada yang disedekahkan agar menjadi simpanan yang kelak akan kita perlukan ketika mati.


Orang yang kaya bisa saja membeli makanan yang sangat mahal sampai 100 porsi atau lebih. Tetapi, apakah dia sanggup menghabiskan semuanya dalam satu waktu? Tentu tidak. Orang kaya bisa saja membeli pakaian yang sangat mahal sampai 1000 jenis pakaian atau lebih. Tetapi, apakah dia bisa memakai semuanya dalam satu waktu? Tentu tidak.


Pada umumnya orang yang bersedekah itu berat karena merasa telah mencari dengan susah payah kok mau diberikan kecuali bagi mereka yang punya ilmu tentu merasa tidak berat karena mereka sangat yakin akan janji Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 261 yang artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”


Manusia dalam beribadah cenderung mau mengeluarkan hartanya jika ada keuntungan baginya atau kesenangan. Contohnya orang yang melaksanakan ibadah haji maupun umroh. Sekarang ini orang melaksanakan umroh walaupun tiap bulan cenderung tidak berat. Ibadah haji tiap thun juga tidak berat, karena dalam ibadah ini ada unsur kesenangannya karena bisa naik pesawat bisa jalan-jalan ke luar negeri dan bisa menaikkan strata social di masyarakat karena bisa bolak-balik ke luar negeri. Sama-sama mengeluarkan uangnya, antara orang yang mengeluarkan uangnya untuk umroh ataupun haji dengan orang yang mengeluarkan uang untuk membangun pesantren ataupun masjid maka akan terasa lebih berat mengeluarkan harta untuk sedekah karena dalam sedekah memerlukan pengorbanan yang besar.


Orang mau berangkat umroh mengeluarkan uang 25 juta tidak akan merasa berat dibanding orang bersedekah untuk pembangunan Masjid atau pondok pesantren, padahal kalau uang yang kita sedekahkan untuk amal jariyah tidak akan pernah berhenti pahalanya selama pondok pesantren itu digunakan untuk orang sholat maka pahalanya akan terus mengalir walaupun orang yang beramal sudah meninggal puluhan tahun bahkan sampai akhir zaman selama bangunan tersebut masih digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan umroh ataupun haji pahalanya setelah dilakukan sudah selesai sampai di situ saja.


Amal jariyah lebih afdhol dari amal-amal yang lain untuk kepentingan pribadi. Karena itu jika kita punya rezeki jangan sampai segan-segan untuk mengeluarkan harta kita untuk sedekah jariyah.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-