Kita diperintahkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi SAW. Lalu bagaimanakah hukum bershalawat kepada keluarga dan sahabat Beliau? Bagaimana hukumnya bershalawat kepada Nabi SAW tanpa disertai shalawat kepada keluarga dan sahabat Beliau?
Penulis Kitab Dakhiratul Khoir berkata, "Bershalawat hanya kepada Nabi SAW (tanpa disertai atas keluarganya) tidaklah sama nilai (keutamaanya) dengan shalawat yang dilengkapi shalawat kepada keluarga Nabi SAW. Karena bershalawat kepada keluarga Nabi SAW merupakan kesunnahan tersendiri. Banyak sekali hadits yang memerintahkan bershalawat kepada Nabi SAW sekaligus keluarga Beliau. Dan, tidak diragukan lagi orang yang melakukan suatu ibadah sunnah tentu berbeda dengan orang yang meninggalkannya.
Tentang tingginya kedudukan keluarga Nabi SAW, Imam Syafi'i berkata:
Yaa Aala baiti Rasuulillaahi hubbukum * Fardhun minallaahi fil Qur'ani anzaluhu. Yakfiikum min 'azhiimil qadri annakum * Man lam yushalli 'alaikum laa shalaata lahu. Artinya: "Wahai Ahli Bait Rasulullah, mencintai kalian adalah kewajiban dari Allah yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang telah diturunkannya. Cukuplah sebagai bukti keagungan derajat kalian, (jika seseorang bershalawat), ketika ia tidak bershalawat kepada kalian, maka tidak ada shalawat (sempurna) baginya. Jelaslah bahwa orang yang tidak bershalawat kepada keluarga Nabi SAW, ia telah meninggalkan keutamaan yang sangat agung dan sunnah yang mulia."
Adapun shalawat kepada para sahabat Nabi SAW, maka tidak ada riwayat hadits yang menyebutkan kesunnahannya. Namun, para ulama bersepakat atas kesunnahannya berdasarkan qiyas atas shalawat kepada keluarga Nabi SAW.
Dalam Kitab Hasyiyah As-Showi syarh Tafsir Jalalain, disebutkan bahwa cara shalawat yang paling afdhol ialah shalawat yang di dalamnya disebutkan shalawat kepada keluarga dan sahabat Nabi SAW sekaligus.
Sayyid Mahmud Afandi al-Alusi, Mufti Baghdad sebagaimana disebutkan dalam kitabnya, At-Thiraazul Madzhab fii Syarhi Madhil Baaz al-Asyhaab berkata, kepada penyair Iraq, Abdul Baqi Afandi Al-Faruqi, para ulama menyebutkan, membaca shalawat kepada keluarga Nabi SAW juga dituntut. Karena itu merupakan kesunnahan yang telah ditetapkan dalam nash. Demikian juga kepada para sahabat, karena mereka disamakan dengan keluarga Nabi SAW.
Dalam Kitab Fatawa As-Syihab Ar-Ramly disebutkan, beliau ditanya, "Apakah hukumnya makruh atau tidak membaca shalawat kepada Nabi SAW tanpa disertai shalawat kepada keluarga Nabi SAW tanpa disertai shalawat kepada keluarga Beliau, sebagaimana disebutkan Syeikh Kholid dalam Kitab Syarh At-Taudhiih. Maka Syeikh Syihab Ar-Ramly menjawab bahwa membaca shalawat kepada Nabi SAW tanpa disertai shalawat kepada keluarga Beliau tidaklah makruh. Demikian juga pendapat kebanyakan para ulama.
Tapi, yang jelas tidak diragukan, bahwa membaca shalawat kepada Nabi SAW tanpa disertai shalawat kepada keluarga Beliau berarti telah meninggalkan suatu keutamaan yang sangat besar. [Disarikan oleh Fahrurozi dari Kitab Sa'adatuddaroin Fii Assholaati alaa Sayyidil Kaunaiin, hal. 52-53]