Sunday, March 12, 2023

Tiga Anugerah Paling Berharga

Dalam penciptaan kita di dunia ini, kita tidak pernah memilih untuk menjadi manusia. Bagaimana seandainya kita di dunia ini dilahirkan dalam keadaan menjadi seekor binatang semisal ayam atau kambing atau hewan-hewan lainnya, tentunya kita akan menjadi makhluk yang berderajat rendah.

Beruntungnya kita diciptakan oleh Allah di muka bumi ini sebagai manusia yang tentunya mempunyai derajat yang lebih tinggi daripada hewan. Manusia merupakan makhluk yang unik dan sangat jauh berbeda dengan hewan. Karena pada dasarnya manusia diberikan akal oleh Allah SWT, untuk memahami segala apa yang bisa diindera. Perbedaan mendasar antara hewan dan manusia terletak pada akal dan aturan hidup. Hewan tidak mempunyai aturan, sehingga ketika berperilaku pun hewan terbiasa hidup bebas, sebebas-bebasnya tanpa adanya beban aturan.


Sedangkan manusia mempunyai aturan, dimana segala perbuatan manusia itu terikat dengan hukum syara’, tak bisa sebebas-bebasnya bertindak, karena manusia mempunyai aturan. Aturan itu bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.


HIDUP DENGAN ATURAN

Karena manusia adalah makhluk yang berbeda dengan hewan, maka manusia harus senantiasa terikat dengan aturan hukum yang telah Allah tetapkan untuk manusia. Dan harus selalu menggunakan akalnya untuk memahami segala apa yang bisa terindra dan memahami teks-teks yang bersumber dari Al-Khaliq. Tak boleh manusia membangkang apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.


Ketika ada perintah untuk melaksanakan berbagai kewajiban, maka laksanakanlah secara menyeluruh, tidak dipilih-pilih, karena pada hakikatnya semua kewajiban itu adalah taklif yang apabila dilaksanakan dengan penuh keikhlasan akan berbuah pahala, dan jika tidak dikerjakan akan mendapatkan siksa.


Orang yang mempunyai akal tetapi tidak mau menggunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata tetapi tidak dipakai untuk melihat tanda-tanda kekuasan Alloh, mempunyai telinga tapi tidak mau mendengarkan kebenaran yang bersumber dari Allah. Maka orang tersebut derajatnya sama dengan hewan bahkan lebih sesat lagi, lebih hina daripada hewan.


Keuntungan yang kedua jika dilahirkan dalam keadaan muslim. Betapa beruntungnya seorang manusia yang memeluk agama Allah SWT, yaitu Islam. Sebab semenjak ia masuk Islam, maka semua perbuatan yang ia lakukan mulai mendapat perhitungan serta ganjaran kebaikan di sisi Allah SWT.


Adapun orang yang kafir, maka apapun yang ia kerjakan di dunia tidak akan memperoleh balasan kebaikan dari Allah SWT. Mengapa? Sebab mereka telah mengingkari perkara yang paling mendasar dalam kehidupan, yaitu keimanan kepada Allah SWT. Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa semua yang mereka kerjakan akan terhapus dari catatan rekening amal mereka. Bahkan ditegaskan bahwa mereka bakal menjadi orang-orang yang merugi kelak di akhirat.


Keuntungan yang ketiga kita dilahirkan di samping sudah beragama islam kita juga sebagai ummat Rasulullah SAW. Ummat Nabi Muhammad SAW kalau berbuat salah tidak langsung disiksa oleh Allah SWT, melainkan ditunggu sampai di akhirat nanti, kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Berbeda dengan ummat sebelum Nabi Muhammad SAW, jika mereka berbuat salah, Allah langsung memberikan adzab secara langsung di dunia, tidak ditunggu dulu sampai di akhirat. Bisa kita lihat cerita kaum Nabi Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Nabi Ibrahim, penduduk Madyan dan lain-lain, seperti yang tercantum dalam surat At-Taubah. Kaum sebelum Nabi Muhammad SAW tidak diberikan lipatan pahala yang luar biasa oleh Allah SWT. Ummat Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT diberikan lipatan pahala yang sangat luar biasa sehingga ummat Nabi Muhammad SAW bisa menandingi ibadah hamba-hamba Allah.


Sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini. Lipatan pahala bagi ummatnya Nabi Muhammad SAW seperti yang tercantum dalam surat Al-Qadr. Beruntunglah bagi ummat Nabi Muhammad SAW diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa menyamai amal ibadah orang-orang terdahulu. Bila sampai menjumpai lailatul qodar dalam keadaan sungguh-sungguh beribadah pada Allah SWT dengan cara tadarus, tahajud, dzikir ditambah I’tikaf, dan dia di malam itu tidak melakukan maksiat sekejap matapun, maka ia telah bisa menyami para orang-orang sholeh terdahulu.


Maka kita harus bersyukur kepada Allah, dengan menambah ketaatan dan ibadah kita kepada Allah SWT, menjauhi segala dosa yang mengandung murka-Nya.


WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-