Nahdlatul Ulama Kota Madiun

sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah

Youtube

Profil

Sejarah

Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Read More

Visi Misi

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Read More

Pengurus

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Madiun terdiri dari 3 unsur kepengurusan, Mustasyar (Penasihat), Syuriyah (Pimpinan tertinggi), dan Tanfidziyah (Pelaksana Harian).

Read More

MWC

MWC (Majelis Wakil Cabang) merupakan kepengurusan di tingkat kecamatan, terdiri dari MWC NU Manguharjo, MWC NU Kartoharjo, dan MWC NU Taman.

Read More

Warta

Sunday, April 30, 2023

Sengsara Karena Salah Jalan Hidup

Sengsara Karena Salah Jalan Hidup

Semua manusia mempunyai hati nurani, yang kecenderungannya menuju sesuatu yang positif, jujur, dan baik. Tetapi, karena pengaruh nafsu, kecenderungan kepada kebaikan dan hal-hal positif itu tertutupi, sehingga yang muncul adalah sesuatu yang negatif kebohongan dan ketidakbaikan. 

Di waktu lampau ada sebuah survei yang menyimpulkan bahwa Indonesia yang nota bene bermateri pas-pasan menempati urutan pertama bangsa yang bahagia. Singapura adalah bangsa yang pelit di dunia, padahal kekayaan materi mereka jauh di atas orang Indonesia. Akhir-akhir ini ada sebuah survei yang menyimpulkan bahwa antara materi secara paradoksal berhadapan dengan nurani, ini cukup mencengangkan. Sehingga, orang yang orientasi hidupnya materi, segala sesuatu diukur dengan dunia, maka mereka cenderung tidak bahagia. Sebaliknya, orang yang tidak berorientasi pada dunia, di atas 50% mereka merasa bahagia. Bisa kita saksikan dalam kehidupan nyata kita sehari-hari, mayoritas orang yang sering memberi kepada pengemis, rata-rata mereka-mereka yang penghasilannya cukup tidak kaya. Rasulullah SAW sendiri tidak kaya, tetapi kalau ada orang yang meminta-minta, pasti Beliau bisa memberi. 


Allah berfirman dalam surah asy-Syuura ayat 27 yang maknanya: "Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat."


Kalau kita tarik dalam tataran empiris, dalam kehidupan nyata bisa kita lihat, para koruptor itu pasti orang yang kaya harta dan pandai. Sulit mencari seorang koruptor itu orang miskin dan bodoh, karena dia bisa korupsi karena mendapat posisi tertentu yang dengan kepandaiannya digunakan untuk merekayasa agar dia bisa mendapat materi lebih walaupun itu bukan haknya. Sehingga, sungguh mencengangkan bahwa perusak dunia ini justru orang-orang yang punya materi lebih dan pandai. 


Fenomena itu semua merupakan bahan renungan pada diri kita, apa dan siapakah yang salah? Pasti bukan hartanya, karena harta adalah barang yang tidak bergerak, tetapi yang salah adalah orangnya yang mendapat amanat harta tersebut. Makanya tidak ada satupun di Al-Qur'an atau dalam hadits yang secara implisit perintah untuk menjadi orang kaya harta tidak ada, tetapi hanya ada secara eksplisit seperti perintah "keluarkan zakat" untuk mengeluarkan zakat tentu dia harus punya harta. Ith'aamuth tha'aam (berilah makan orang miskin), untuk memberi makan orang tentu dia juga harus bisa makan dahulu. Dan banyak lagi ungkapan-ungkapan filosofis dalam Al-Qur'an tentang bagaimana menyikapi harta. Seperti dalam surah Al-Isra' ayat 19, yang maknanya: "Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik."


Terhadap harta, ada hak orang lain. Maka, sikap terhadap harta harus proporsional, kalau ingin bershadaqah janganlah berlebihan, sehingga tidak memperhatikan tanggungan dan kebutuhan pokok diri dan keluarga. Tetapi, jangan pula egois untuk mementingkan diri sendiri, hingga orang lain terlupakan. 


Oleh karena itu, dalam hidup ini jangan sampai terlalu mencintai harta (Jawa: kedonyan), sehingga apa pun diukur dengan harta. Karena orang yang demikian akan mendapat celaka. [QS. An-Naazi'at: 37-39] yang maknanya: "Adapun orang yang melampaui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). 


Makna literal jahiim adalah neraka Jahannam, tetapi makna kontekstualnya adalah kesengsaraan. Sehingga, jika penggunaan dan cara memperoleh harta benda tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka kesengsaraan akan dia peroleh tidak hanya berlaku di akhirat saja, di dunia pun dia akan mendapatkannya. 


Wallahu a'lam bish shawab

Saturday, April 29, 2023

AL-QUR'AN ATAU SHALAWAT

AL-QUR'AN ATAU SHALAWAT

Dalam hal ini, Imam Ibnu Hajar di dalam kitab Syarh Al-Ubab berkata bahwa membaca Al-Qur'an itu lebih utama dibanding membaca dzikir umum yang tidak ditentukan oleh waktu dan tempatnya. Adapun dzikir yang memiliki waktu khusus yang di entukan oleh syara' walau melalui jalur yang dhoif maka membaca dzikir itu lebih utama karena adanya nash dari syara'.

Dalam kitab Hasyiyah Idhah al-Manasik di dalam bab enam, Imam Ibnu Hajar mengomentari fatwa Imam Nawawi yang berbunyi: "Disunnahkan kepada orang yang hendak melaksanakan ziarah kepada Rasulullah untuk memperbanyak membaca shalawat dan salam kepadanya selama di perjalanan. Saat dia melihat pepohonan di Madinah dan tanah haramnya atau setiap hal yang diketahui berhubungan dengan Madinah maka dia sunnah untuk menambah bacaan shalawat kepada Rasulullah. Dan dia juga berdoa kepada Allah agar memberinya manfaat dari ziarahnya dan meminta agar Allah menerima ziarahnya."


Imam Ibnu Hajar berkata: "Adapun ucapan Imam Nawawi (Disunnahkan saat seseorang hendak melaksanakan ziarah..., itu menimbulkan satu pertanyaan. " Apakah membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah lebih utama dari membaca Al-Qur'an atau sebaliknya karena memperbanyak membaca shalawat kepada Rasulullah pada saat ziarah juga berlaku pada malam jum'at dan waktu lain yang dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat. Atau apakah membaca Al-Qur'an dan memperbanyak shalawat sama utamanya? 


Antara memperbanyak membaca Al-Qur'an atau shalawat, keduanya masih relatif. Yang jelas, memperbanyak membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah di setiap waktu yang ditentukan adalah yang lebih utama hal ini dikarenakan shalawat itu adalah suatu dzikir yang dikhususkan di suatu tempat yang tertentu. 


Hujjatul Islam, Imam Ghazali berkata: Membaca Al-Qur'an lebih utama bagi seluruh makhluk kecuali orang-orang yang menuju ke jalan Allah. Maka bagi mereka, berdzikir kepada Allah itu lebih utama. Di dalam kitab Dzakhirotul Ma'ad disebutkan: Sebagian ahli ma'rifat berkata: Dzikir yang utama itu kondisional dan menyesuaikan dengan keadaan seorang yang berdzikir itu. Apabila dia menemukan ketenangan dengan membaca Al-Qur'an maka membacanya adalah yang lebih utama atau dengan hal selain Al-Qur'an seperti dzikir maka membaca dzikir baginya lebih utama. 


Syaikh berkata: Ini adalah suatu konsep yang adil karena apabila jiwa bisa bersih dari berbagai kotoran, suci dari keruhnya perkara selain Allah dan syahwat, mata hatinya dapat terbuka dari tutup tebal yang mencegah cahaya mata hatinya masuk ke alam nyata sehingga menjadikan jiwanya dapat menemukan kesamaran rahasia ghaib yang patut terlihat padanya dengan izin Sang Pencipta Yang Maha Pemberi, maka pemilik jiwa suci itu telah cocok untuk melakukan berbagai hal yang telah tiba waktunya. Mulai dari membaca Al-Qur'an, dzikir dan membaca shalawat kepada Rasulullah karena dia termasuk golongan lelaki dari "orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." [QS. Al-Ankabuut:69]


Dan yang paling utama untuk dirinya dengan memperhatikan cita-cita dan kemantapan hati adalah fokus membaca Al-Qur'an dengan menjaga hak-hak Al-Qur'an, adab membacanya serta memelihara kemuliaan yang dia diajak ke dalamnya. Adapun membaca shalawat kepada Rasulullah itu merupakan suatu wasilah yang paling sukses untuk setiap pencari ridho Allah dan merupakan salah satu sebab yang paling bermanfaat untuk menghantarkan ke maqam orang-orang shalih dahulu. Maka menjarah keberkahannya adalah hal yang sudah sepatutnya dia lakukan sebisa mungkin dengan berkonsentrasi, memerlukan Rasul yang dibacakan shalawat, dan melakukan adab-adab mulai di Rasulullah. 

Friday, April 28, 2023

Nilai Sebutir Kebaikan dari Orang Yakin

Nilai Sebutir Kebaikan dari Orang Yakin

Sebutir kebaikan yang dilakukan oleh orang yang yaqin dan bertaqwa lebih unggul daripada segudang ibadah yang dilakukan oleh orang-orang bodoh dan tertipu. Dari sini memungkinkan pertanyaan, mengapa sampai sedemikian halnya? Pertama, karena orang yang yaqin dan bertaqwa apabila melakukan amal kebaikan senantiasa berlandaskan dengan ilmu. Kedua, mereka yang yaqin dan berilmu bila melakukan amal kebaikan kemungkinan ikhlasnya lebih tinggi karena mempunyai daya tarik (sinyal) yang kuat kepada Allah SWT. 

Ada beberapa langkah cerdas agar kita menjadi pribadi yang yaqin dan bertaqwa di antaranya adalah bergaul dengan orang-orang yang terbaik dan orang-orang pilihan (wong kang sholeh kumpulono). Sejalan dengan pesan Nabi Muhammad SAW, "Seseorang berada pada keagamaan temannya, maka lihatlah salah seorang di antara kamu siapa yang dijadikan teman."


Dari beberapa hasil penelitian ilmiah telah menghasilkan bahwa sikap, mental, dan kepribadian seseorang sangat diwarnai dan dipengaruhi siapa teman dekatnya. Orang bisa menjadi baik bisa dipengaruhi oleh teman dan sebaliknya, orang bisa menjadi rusak karena dipengaruhi oleh siapa temannya. 


Seorang wali ulung, Syekh Athoillah as-Sakandari mengatakan, "Janganlah kamu bersahabat dengan orang yang kondisi tidak bisa membangkitkan semangat dan ucapannya tidak bisa membimbingmu menuju jalan Allah SWT." Maka dari itu jangan berteman dengan orang-orang bodoh (tidak bisa membangkitkan semangat) beribadah, dan semangat dalam berjuang. 


Jadi, carilah teman yang bisa membangkitkan semangat dalam beribadah, bekerja dan berjuang. Artinya orang yang makan bersama mu belum tentu sahabatmu. Adapun teman sejati adalah orang yang mau mendekat, membantu, mengerti saat kamu dirundung kesusahan. Bersahabatlah dengan orang yang mengantarkanmu untuk selalu mengingat Allah SWT di saat engkau melihat wajahnya dan kita ingat tatkala mendengarkan pembicaraannya. 

Monday, April 24, 2023

Angkat Tema Soal Perempuan pada Peringatan Harlah ke-73, Fatayat NU Kota Madiun Bergerak MeNUju Kemandirian Organisasi

Angkat Tema Soal Perempuan pada Peringatan Harlah ke-73, Fatayat NU Kota Madiun Bergerak MeNUju Kemandirian Organisasi

Hari lahir (harlah) Fatayat NU di Kota Madiun menjadi salah satu momentum yang istimewa dan sangat dinantikan. Pasalnya ini adalah kali pertama tema harlah Fatayat NU adalah mengangkat soal perempuan.

Tema harlah Fatayat yang ke 73 ini adalah “Menguat Bersama, Maju Bersama, Untuk Perempuan Indonesia Dan Peradaban Dunia”. Merupakan sebuah tema yang nyentrik dan sangat bersentuhan langsung dengan kondisi Fatayat NU di Kota Madiun.


Periode ini, Fatayat NU Kota Madiun memang sedang fokus untuk merangkak menuju kemandirian organisasi dan kemandirian ekonomi. Saling bergandengan tangan agar semua kegiatan dan khidmah di Fatayat NU bisa semakin bertumbuh.


Uswatun Khasanah, selaku Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kota Madiun menjelaskan bahwa sebenarnya rangkaian harlah Fatayat sudah dijalankan sejak bulan Ramadhan kemarin.

“Sebenarnya peringatan harlah itu pada tanggal 24 April, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1444 H, maka pada bulan Mei nanti lah kami akan menggelar ceremonial peringatan harlah,” ujar Uswatun.


Fatayat NU kini telah berusia 73 tahun dan itu bisa dikatakan usia yang matang atau cukup bagi perjalanan sebuah organisasi dengan segala lika-likunya. Namun di Kota Madiun sendiri menurut penjelasan dari Uswatun bahwa Fatayat NU baru berusia 30 atau 40 tahun.

“Menurut pengamatan saya, Fatayat NU di Kota Madiun ini sebenarnya masih berbenah, masih terus berusaha untuk bangkit, dengan semangat yang luar biasa tentu bisa menjadi suntikan bagi organisasi atau banom Fatayat NU di Kota Madiun untuk semakin berkembang dan maju,” imbuhnya.


Di tahun ini, harlah Fatayat memang bertepatan dengan momen Ramadhan dan Idul Fitri, jadi agenda yang dilakukan memang tidak jauh dari momentum tersebut, tetapi juga tetap mengusung tema yang ada. 


Sebagai organisasi berbasis keagamaan, maka Fatayat NU Kota Madiun berusaha untuk terus mendalami bagaimana Fatayat NU itu secara keseluruhan, mulai dari ideologi sampai dengan amaliyah NU.

“Seperti kegiatan pengajian kitab kuning dalam rangka harlah dan ramadhan. Selain itu juga ada bakti sosial yang dimintai kerjasama dengan LAZISNU, sebagai wujud langkah Fatayat NU dalam merayakan harlah ke 73, dan dibarengi dengan agenda santunan anak yatim,” kata Uswatun.


Dari situ bisa dipahami bahwa sebenarnya Banom NU yang lain juga turut mendukung semua kegiatan Fatayat, terutama untuk harlah ke 73 ini. Selain itu, ternyata pada peringatan harlah Juga ada tadarus al-qur’an yang diselenggarakan dari Pimpinan Wilayah yang kemudian ditayangkan melalui YouTube. 

“Yang didapatkan di peringatan harlah Fatayat NU ini adalah pertama menambah wawasan keagamaan, kedua memacu semangat sahabati untuk memaknai harlah Fatayat NU ke 73 dengan begitu khidmah,” tutur Uswatun.


Mengingat, kondisi banom Fatayat NU ini memang sedikit berbeda dengan organisasi perempuan sebelum pandemi.

“Terlebih ini memang pasca pandemi, jadi perempuan perlu saling bergandengan tangan untuk maju dan menguat bersama, terutama untuk Fatayat NU Kota Madiun.”


Harapannya, dengan adanya peringatan harlah Fatayat NU ini bahwa nanti bisa memacu semangat seluruh anggota semua untuk tetap berkhidmad di Fatayat NU Kota Madiun.

“Di tengah-tengah kesibukan para anggota Fatayat NU, mereka semua masih bisa menyempatkan untuk hadir dan mengikuti serangkaian kegiatan harlah Fatayat NU ke 73 ini, dengan begitu maka sebenarnya kami rasa sahabati itu sudah kompak. Terutama dengan pengurus PAC, mereka juga alhamdulillah sangat kompak, di lain sahabati pengurus PC sendiri,” ujar Uswatun menambahkan.


Meski begitu, sejatinya organisasi di Kota Madiun ini tidak sepenuhnya menjadi prioritas anggota. Namun, Uswatun juga harap dengan adanya peringatan harlah ini bisa memacu semangat anggota untuk terus berjuang di Fatayat NU.


Salah satu hal yang terus mendukung gerak perjuangan sahabati semua di Fatayat NU adalah wujud kemandirian organisasi, dimana peran ekonomi akan sangat diutamakan agar anggota Fatayat NU Kota Madiun bisa saling menguatkan satu sama lain.


Hal itu turut menjadi prestasi bagi Fatayat NU Kota Madiun, di lain prestasinya yang berhasil membawa pulang piala juara 3 Gafantara.

“Itu salah satu prestasinya, tetapi juga ada beberapa lembaga yang telah mengawali progressnya untuk menunjukkan potensi anggota Fatayat NU, seperti diminta untuk mengisi materi,” pungkasnya.


Fatayat NU Kota Madiun memang berusaha untuk terus tumbuh bersama, menguat bersama, sebab dengan adanya organisasi ini maka perempuan akan jauh lebih berdaya.

* * *

📝 (Intan Gandhini ) 

📷 (@fatayatnukotamadiun) 

Badan Otonom

Muslimat NU
Read More
GP Ansor
Read More
Fatayat NU
Read More
IPNU
Read More
IPPNU
Read More
PMII
Read More
Jatman
Read More
JQH NU
Read More
ISNU
Read More
PSNU PN
Read More

Lembaga

LP Ma'arif NU
Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama
RMINU
Rabithah Ma'ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama
LBMNU
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama
LESBUMI
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
LAZISNU
Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama
LTNNU
Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama
LAKPESDAM
Kajian Pengembangan Sumber daya
LDNU
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
LPBINU
Penanggulangan Bencana Perubahan Iklim
LTMNU
Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama
LKKNU
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama
LFNU
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama
LPBHNU
Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama
LPNU
Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama
LPPNU
Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama
LKNU
Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama
LPTNU
Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama
LTN NU
Lembaga Infokom dan Publikasi Nahdlatul Ulama
LWPNU
Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-