Hari lahir (harlah) Fatayat NU di Kota Madiun menjadi salah satu momentum yang istimewa dan sangat dinantikan. Pasalnya ini adalah kali pertama tema harlah Fatayat NU adalah mengangkat soal perempuan.
Tema harlah Fatayat yang ke 73 ini adalah “Menguat Bersama, Maju Bersama, Untuk Perempuan Indonesia Dan Peradaban Dunia”. Merupakan sebuah tema yang nyentrik dan sangat bersentuhan langsung dengan kondisi Fatayat NU di Kota Madiun.
Periode ini, Fatayat NU Kota Madiun memang sedang fokus untuk merangkak menuju kemandirian organisasi dan kemandirian ekonomi. Saling bergandengan tangan agar semua kegiatan dan khidmah di Fatayat NU bisa semakin bertumbuh.
Uswatun Khasanah, selaku Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kota Madiun menjelaskan bahwa sebenarnya rangkaian harlah Fatayat sudah dijalankan sejak bulan Ramadhan kemarin.
“Sebenarnya peringatan harlah itu pada tanggal 24 April, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1444 H, maka pada bulan Mei nanti lah kami akan menggelar ceremonial peringatan harlah,” ujar Uswatun.
Fatayat NU kini telah berusia 73 tahun dan itu bisa dikatakan usia yang matang atau cukup bagi perjalanan sebuah organisasi dengan segala lika-likunya. Namun di Kota Madiun sendiri menurut penjelasan dari Uswatun bahwa Fatayat NU baru berusia 30 atau 40 tahun.
“Menurut pengamatan saya, Fatayat NU di Kota Madiun ini sebenarnya masih berbenah, masih terus berusaha untuk bangkit, dengan semangat yang luar biasa tentu bisa menjadi suntikan bagi organisasi atau banom Fatayat NU di Kota Madiun untuk semakin berkembang dan maju,” imbuhnya.
Di tahun ini, harlah Fatayat memang bertepatan dengan momen Ramadhan dan Idul Fitri, jadi agenda yang dilakukan memang tidak jauh dari momentum tersebut, tetapi juga tetap mengusung tema yang ada.
Sebagai organisasi berbasis keagamaan, maka Fatayat NU Kota Madiun berusaha untuk terus mendalami bagaimana Fatayat NU itu secara keseluruhan, mulai dari ideologi sampai dengan amaliyah NU.
“Seperti kegiatan pengajian kitab kuning dalam rangka harlah dan ramadhan. Selain itu juga ada bakti sosial yang dimintai kerjasama dengan LAZISNU, sebagai wujud langkah Fatayat NU dalam merayakan harlah ke 73, dan dibarengi dengan agenda santunan anak yatim,” kata Uswatun.
Dari situ bisa dipahami bahwa sebenarnya Banom NU yang lain juga turut mendukung semua kegiatan Fatayat, terutama untuk harlah ke 73 ini. Selain itu, ternyata pada peringatan harlah Juga ada tadarus al-qur’an yang diselenggarakan dari Pimpinan Wilayah yang kemudian ditayangkan melalui YouTube.
“Yang didapatkan di peringatan harlah Fatayat NU ini adalah pertama menambah wawasan keagamaan, kedua memacu semangat sahabati untuk memaknai harlah Fatayat NU ke 73 dengan begitu khidmah,” tutur Uswatun.
Mengingat, kondisi banom Fatayat NU ini memang sedikit berbeda dengan organisasi perempuan sebelum pandemi.
“Terlebih ini memang pasca pandemi, jadi perempuan perlu saling bergandengan tangan untuk maju dan menguat bersama, terutama untuk Fatayat NU Kota Madiun.”
Harapannya, dengan adanya peringatan harlah Fatayat NU ini bahwa nanti bisa memacu semangat seluruh anggota semua untuk tetap berkhidmad di Fatayat NU Kota Madiun.
“Di tengah-tengah kesibukan para anggota Fatayat NU, mereka semua masih bisa menyempatkan untuk hadir dan mengikuti serangkaian kegiatan harlah Fatayat NU ke 73 ini, dengan begitu maka sebenarnya kami rasa sahabati itu sudah kompak. Terutama dengan pengurus PAC, mereka juga alhamdulillah sangat kompak, di lain sahabati pengurus PC sendiri,” ujar Uswatun menambahkan.
Meski begitu, sejatinya organisasi di Kota Madiun ini tidak sepenuhnya menjadi prioritas anggota. Namun, Uswatun juga harap dengan adanya peringatan harlah ini bisa memacu semangat anggota untuk terus berjuang di Fatayat NU.
Salah satu hal yang terus mendukung gerak perjuangan sahabati semua di Fatayat NU adalah wujud kemandirian organisasi, dimana peran ekonomi akan sangat diutamakan agar anggota Fatayat NU Kota Madiun bisa saling menguatkan satu sama lain.
Hal itu turut menjadi prestasi bagi Fatayat NU Kota Madiun, di lain prestasinya yang berhasil membawa pulang piala juara 3 Gafantara.
“Itu salah satu prestasinya, tetapi juga ada beberapa lembaga yang telah mengawali progressnya untuk menunjukkan potensi anggota Fatayat NU, seperti diminta untuk mengisi materi,” pungkasnya.
Fatayat NU Kota Madiun memang berusaha untuk terus tumbuh bersama, menguat bersama, sebab dengan adanya organisasi ini maka perempuan akan jauh lebih berdaya.
* * *
📝 (Intan Gandhini )
📷 (@fatayatnukotamadiun)