Diceritakan dari seorang ulama salaf, salah seorang saudarinya menghembuskan nafas yang terakhir. Pada saat menguburkan jenazah, kantung kecil berisi harta yang dia bawa tanpa sengaja terjatuh ke dalam liang lahat. Dia tidak merasa ada sesuatu yang terjatuh sampai dia pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, dia ingat ada barang miliknya yang terjatuh saat prosesi pemakaman. Dia akhirnya kembali ke pemakaman saudarinya. Barang itu teramat berharga untuk ditinggal begitu saja. Setelah tidak ada orang yang berada di pemakaman, dia gali kembali makam saudarinya yang masih merah itu.
Saat dia mulai melakukan penggalian, terlihat api menyala berkobar-kobar. Karena ketakutan, dia kembalikan lagi tanah yang digalinya. Ulama itu akhirnya pulang ke rumah menemui ibunya dengan perasaan susah disertai tangis.
“Ibu, ceritakan padaku tentang saudariku. Apa perbuatan yang dilakukannya semasa hidup?”
“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya ibunya heran.
“Aku melihat di kuburnya ada api berkobar hebat.”
Mendengar itu ibunya tak kuasa menahan tangis. Sambil terisak sang ibu berkata,
“Anakku, saudarimu sering meremehkan sholat. Sehingga dia akhirkan dari waktunya.”
[Dikutip dari kitab Irsyadul Ibad halaman 14]
(…)
Coba kita renungkan! Jika ini adalah keadaan seseorang yang mengerjakan sholat saat waktu sudah habis, bagaimana dengan keadaan orang yang tidak menjalankan sholat?
Wallahu a'lam bish shawab