Thursday, June 1, 2023

Bangun Semangat Perempuan agar Berpendidikan, Ning Rusydiana Tekun Ngaji hingga ke Mesir

LTN NU Kota Madiun – Pendidikan merupakan hak yang harus didapatkan oleh setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Setiap perempuan berhak memperoleh pendidikan yang layak dan tinggi, sama seperti yang diperoleh oleh laki-laki.

Ning Rusdiana atau bernama lengkap Rusydiana Tsani Mudzakkir, Lc., M.H merupakan putri dari Ibu Nyai, Hj. Dr. Najahah, M.Ag., seorang perempuan yang aktif menjadi penggerak pendidikan baik untuk dirinya sendiri hingga lingkungan di sekitarnya.


Mengawali pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor selama 6 tahun, membuat Ning Rusdiana tergerak untuk terus mengobarkan semangat berpendidikan.


Menjalani masa pengabdian di Sulawesi Tengah selama 1 tahun, kemudian berlanjut untuk hafalan Al-Qur’an di Al-Hidayah Lasem , dan bermuara di Al-Furqon Kudus Jawa Tengah. Perjalanannya dalam memperdalam ilmu agama faktanya tidak berhenti sampai disitu saja.


Keinginan Ning Rusdiana untuk melanjutkan pendidikan tinggi cukup kuat, tetapi pada waktu yang diinginkan ternyata tidak ada ujian atau seleksi melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Semangat Ning Rusdiana tidak berhenti sampai disitu saja, Ning Rusdiana mencoba untuk mendaftar beasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Takdir Allah yang Maha Baik rupanya berpihak pada Ning Rusdiana, setelah mendaftar di UIN Jakarta pemerintah membuka seleksi masuk Al-Azhar Mesir dengan proses seleksi cukup ketat. Dari 300 mahasiswa yang mendaftar, hanya 40 mahasiswa yang dinyatakan lolos dan 4 diantaranya adalah perempuan.


Lika-liku menempuh pendidikan di Al-Azhar benar-benar dirasakan oleh Ning Rusdiana. Pasalnya dari 4 perempuan yang dinyatakan lolos, 3 diantaranya memutuskan untuk tidak berangkat ke Al-Azhar, sehingga Ning Rusdiana hanya perempuan seorang diri di samping banyaknya mahasiswa lelaki yang berasal dari Indonesia.


Di Al-Azhar Mesir, Ning Rusdiana memperdalam ilmu fikih atau hukum (Syariah Islamiyah), dengan mempelajari macam-macam fikih. Salah satunya adalah fikih madzhab, dimana ada berbagai madzhab yang disandingkan.

“Tetapi kalau di Mesir dan Turki itu mayoritas madzhab Hanafi,” ujar Ning Rusdiana.


Lebih lanjut, Ning Rusdiana juga menjelaskan bahwa sebenarnya menempuh studi di Al-Azhar Mesir itu lebih tepatnya semacam keran air, sehingga membuat mahasiswa bingung tetapi itulah hakikat pendidikan yang sesungguhnya.

“Menyandingkan berbagai madzhab tersebut sejatinya para ulama terdahulu hanya berbeda pandangan dalam melihat dalil saja, untuk itu tujuan belajar fikih di Al-Azhar ini adalah dibedah satu persatu. Sebab ilmu di Al-Azhar ini bukan hanya jam’iyyahnya saja, melainkan jami’. Banyak kran air disana, jadi kami sering bingung mengartikan,” imbuhnya.


Ning Rusdiana merupakan mahasiswa perempuan yang pandai membagi waktu, di sela-sela aktivitasnya belajar, Ning Rusdiana juga masih sempat untuk ngaji kitab di Al-Azhar Mesir.

“Karena dulu dari pondok Salaf, jadi merasa nyambung saja kuliah di Al-Azhar ini. Saya selalu aktif ngaji kitab, sebab disini ngajinya berbeda dengan di Indonesia. Disini selesai baca kitab langsung ijazahan, dimana sanad keilmuannya sudah terdokumentasikan dan nyambung,” kata Ning Rusdiana.


Bahkan di Al-Azhar Mesir, Ning Rusdiana juga memiliki kelompok kajian Al-Qur’an dan menjadi koordinator untuk menjalankan aktivitas ngaji kitab yang pada saat itu masih sangat jarang ditemui di Al-Azhar Mesir.

Tahun 2012 Ning Rusdiana resmi lulus dari Al-Azhar Mesir dan melanjutkan pendidikan pada jenjang S2. Menjadi sosok perempuan yang berpendidikan, tidak lantas membuat Ning Rusdiana merasa puas dengan pencapaiannya. Sebab hakikat hidup adalah belajar, maka seluruh waktu mudanya difokuskan untuk mencapai hal istimewa dalam hidup.

“Karena jelas disebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu. Terlebih karena memang saya berasal dari keluarga yang berpendidikan, maka sudah menjadi tugas saya untuk terus belajar. Maka pesan saya, perempuan harus berpendidikan, walaupun tidak bekerja maka tetap harus berpendidikan. Dengan begitu, maka bisa melahirkan anak yang berkualitas. Karena ibu yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan tetap berbeda dalam memberikan pendidikan untuk anak-anaknya,” pungkas Ning Rusdiana.***

* * *

📝 (Intan Gandhini ) 

📷 (Ning Rusydiana Tsani) 

Contact

Talk to us

NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis)

Alamat:

Jl. Tuntang, Pandean, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa Timur 63133

Jam Kerja:

Setiap Hari 24 Jam

Telpon:

-