Kita sudah memasuki bulan Muharram 1445 H. Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (asyhurul hurum). Banyak keutamaan serta amaliyah yang dianjurkan dilakukan pada bulan Muharram. Utamanya adalah puasa Asyura. Hukum puasa Asyura adalah sunnah; maksudnya sangat dianjurkan dan berpahaa bagi yang mengerjakannya namun tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya.
Hadits dari Siti Aisyah RAnha yang diriwayatkan Imam Bukhori: Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa di hari Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka.
Diriwayatkan juga bahwa ketika Nabi SAW datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari Asyura. Beliau bertanya, "Hari apa ini?" Orang-orang Yahudi menjawab, "Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Nabi Musa AS berpuasa pada hari ini. Rasulullah SAW bersabda, "Saya lebih berhak mengikuti Musa daripada kalian (kaum Yahudi)." Maka kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya." [HR. Imam Bukhori]
Diriwayatkan oleh Imam bahwa Rasulullah pun sempat diprotes oleh ummat Islam di Madinah: "Ya Rasulullah, hari itu (Asyura) diagungkan oleh orang Yahudi." Maksudnya, kenapa ummat Islam mengerjakan sesuatu persis seperti yang dilakukan oleh ummat Yahudi? Beliau lalu bersabda: "Di tahun depan InsyaAllah kita akan berpuasa pada tanggal 9." Setelah itu, tidak hanya disunnahkan puasa pada tanggal 10 tapi juga tanggal 9 Muharram. Sayang, sebelum datang tahun berikutnya Rasulullah SAW telah wafat.
Sebagian ulama memberikan nama tersendiri untuk puasa Sunnah di tanggal 9 Muharram ini, puasa Tasu'a, dari kata tis'a artinya bilangan sembilan. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa puasa tanggal sembilan ini adalah bagian dari kesunnahan puasa Asyura.
Adapun Fadhilah atau keutamaan puasa Asyura adalah seperti digambarkan dalam hadits Sahabat Abdullah bin Abbas berikut ini: "Aku tidak pernah mendapati Rasulullah SAW menjaga suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan." [HR. Imam Muslim]
Puasa Asyura disandingkan dengan puasa Ramadhan. Rasulullah SAW juga bersabda, "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan sholat yang paling utama adalah setelah sholat wajib adalah sholat malam." [HR. Imam Bukhori]
Keutamaan yang didambakan dari puasa Asyura adalah dapat menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Imam Abu Daawud meriwayatkan dari Sayyidina Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Puasa di hari Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu."
Puasa Asyura dapat menebus dosa satu tahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dapat menebus dosa dua tahun. Hal ini dikarenakan hari Arofah adalah hari khususnya Rasulullah SAW. Sedangkan hari 10 Muharram adalah harinya para nabi lainnya.
PENUH SEJARAH
Selanjutnya diterangkan pula bahwa 10 Muharram adalah hari yang penuh dengan kesejarahan. Tercatat beberapa kejadian penting yang berlangsung pada hari 10 Muharram, tentunya dengan tahun yang berbeda-beda.
Pertama, 10 Muharram adalah hari diciptakannya Nabi Adam AS di dalam surga.
Kedua, hari dimana Nabi Nuh AS berhenti berlayar dalam banjir bandangnya.
Ketiga, Allah menjadikan lautan bagaikan daratan sebagai ruang pelarian Nabi Musa sekaligus kuburan bagi Fir'aun.
Keempat, hari keluarnya Nabi Yunus AS dari perut ikan Hut.
Kelima, hari dilahirkannya Khalilullah Nabi Ibrahim AS dan juga hari diselamatkannya Nabi Ibrahim AS dari kobaran api.
Keenam, hari kelahiran Nabi Isa AS dan hari dimana Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa AS dari kejaran ummatnya dengan mengangkatnya ke atas.
WALLAHU A'LAM BISH SHAWAB